Maggot, Biogas, PLTS, dan Asa dari Desa Energi Berdikari Sobokerto
Kisah warga Dusun Jatisari, Desa Sobokerto membangun ekonomi sirkular lewat maggot, biogas, dan PLTS bersama DEB UNS dan Pertamina.
Hasil penjualan produk maggot dan lele, lanjut Budi, akan dikumpulkan terlebih dahulu, lalu dibagikan saat Lebaran sebagai Tunjangan Hari Raya (THR) bagi anggota kelompok. Selain itu, sebagai dana kas yang dipakai saat pertemuan anggota, pembelian pelet pakan ikan lele, hingga pakan kucing yang ditugaskan sebagai 'penjaga' kandang.
"Paling banyak ya buat beli perlengkapan budidaya seperti kotak biopond yang berbahan kayu," ujar dia.
Budi menegaskan, kehadiran budidaya maggot memang belum sepenuhnya menyelesaikan persoalan sampah rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya. Dampak ekonomi yang dipetik juga belum begitu besar. Namun, setidaknya, dari tempat sederhana di RT 1 Dusun Jatisari itu, kelompoknya telah membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari hal kecil, asal dilakukan dengan konsisten dan niat yang tulus.
"Jadi, Alhamdulillah, permasalahan sampah, Insyaallah bisa teratasi sedikit demi sedikit. Kami juga berharap, program ini bisa terus berlanjut di tahun depan dan ada pengembangan agar jumlah penerima manfaatnya bisa lebih banyak lagi," harapnya.
Dari Gas Alami dan Sinar Surya
Tak jauh dari kandang budidaya maggot, seorang warga bernama Sri Handayani turut menjadi penerima manfaat program DEB di Dusun Jatisari yang dijalankan Tim DEB UNS. Sama seperti Prihatin dan Budi, Sri juga turut melakukan budidaya maggot. Bedanya, larva-larva itu ia manfaatkan untuk mengurai kotoran ayam di peternakan miliknya.
Perempuan berusia 46 tahun ini bercerita, peternakan ayam yang ia bangun pada tahun 2015 sempat menuai keluhan warga. Bau menyengat dan serbuan lalat dari kotoran ayam yang menumpuk membuat sebagian tetangga merasa terganggu.
"Kotoran ayamnya timbulkan bau, terus banyak lalat, jadi dianggap mencemari lingkungan," kenang Sri.
Namun, titik balik datang ketika ia mengetahui, maggot bisa membantu mengurai kotoran ayam secara alami. Sejak saat itu, ia mulai mencoba budidaya kecil-kecilan di sekitar kandang. Tak disangka, hasilnya membawa perubahan besar: bau berkurang, lalat menurun, dan kotoran ayam pun terurai lebih cepat.
Bahkan, ia masih mendapatkan manfaat lain: maggot hasil budidayanya dapat menjadi pakan alami bagi ayam-ayam di kandang. Dengan begitu, Sri tidak perlu lagi membeli pakan tambahan dalam jumlah besar.
"Sekarang bisa lebih hemat, karena maggot ini proteinnya tinggi dan ayam pun suka," ujarnya sambil tersenyum. Nilai plusnya, ayam-ayam di kandang juga tampak lebih gemuk dan sehat. Sri juga memanfaatkan kasgot sebagai pupuk organik untuk tanaman di sekitar rumah.
Keberadaan maggot di area peternakannya memang tidak seratus persen mengurai kotoran ayam. Sebab, sebagian kotoran ayam juga dimanfaatkan sebagai bahan baku biogas. Lagi-lagi, ini juga merupakan bagian dari program Desa Energi Berdikari.
"Tahun lalu, digester kotoran ayamnya ada masalah sehingga tidak menghasilkan gas secara maksimal. Nah, tahun ini, ada perbaikan dari adik-adik mahasiswa UNS," ungkap warga RT 1 Dusun Jatisari itu.
Dari gas yang dihasilkan, Sri dapat menyalakan kompor untuk merebus bahan-bahan ecoprint, proses penting dalam pewarnaan kain yang ditekuninya bersama ibu-ibu Desa Sobokerto di komunitas Kemala Ecoprint. Dengan demikian, limbah di peternakan Sri tak lagi terbuang percuma, semuanya kembali dimanfaatkan menjadi energi dan manfaat baru.
Inovasi teknologi hijau lainnya juga lahir dari rumah Sri. Di atap rumahnya, terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dibangun oleh tim DEB UNS pada Februari 2025. Keberadaan PLTS ini menjadi penopang penting bagi sistem integrated farming.
Dengan adanya PLTS, kebutuhan listrik untuk penerangan kandang ayam dan maggot kini terbantu, meski energi konvensional masih menjadi sumber utama. Sri mengaku, sejak adanya PLTS, biaya listriknya jauh lebih hemat.
| KPK-BPK Maraton Cek Mesin EDC, Kejar Nilai Kerugian Negara Korupsi Digitalisasi SPBU Pertamina |
|
|---|
| BBM Bermasalah di Jatim, Bahlil: Kita Tunggu Hasil Kerja Tim, Bakal Disanksi Kalau Salah |
|
|---|
| Motor Brebet Massal, Nurdin Halid Desak Pertamina Transparan untuk Jaga Kepercayaan Publik |
|
|---|
| Comeback Kandidat Pelatih Timnas Voli Indonesia, Bulent Karslioglu Tukangi Tim Proliga 2026 |
|
|---|
| Pengendara di 6 Daerah di Jatim Keluhkan Kendaraan Brebet usai Isi Pertalite, Warga Rugi Rp 1,2 Juta |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.