Minggu, 9 November 2025

4 Fakta Temuan Jenazah di Gunung Ciremai: Hilang 3 Minggu Lebih, Mental Korban Terganggu Usai Cerai

4 fakta penemuan jenazah di Gunung Ciremai, Jawa Barat: korban diketahui memiliki kondisi psikologis kurang stabil setelah bercerai.

BPBD Kuningan
JENAZAH DI CIREMAI - Kolase foto: Sandal diduga milik korban meninggal dunia di kawasan puncak Gunung Ciremai, Jawa Barat saat ditemukan petugas Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC), Rabu (29/10/2025) (Kiri) dan proses evakuasi jenazah yang dilakukan tim evakuasi gabungan SAR dan BPBD Kuningan. 
Ringkasan Berita:
  • Jenazah pria ditemukan di sekitar kawasan kawah Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Rabu (29/10/2025) lalu.
  • Jenazah berhasil dibawa turun pada Jumat (31/10/2025) malam setelah proses evakuasi sempat terkendala cuaca ekstrem.
  • Korban diketahui berinisial UR (41) dan disebut telah hilang selama lebih dari tiga minggu dan memiliki riwayat kondisi mental yang kurang stabil pasca-bercerai.

TRIBUNNEWS.COM - Deretan fakta tentang penemuan jenazah di dekat kawah Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat: kondisi saat ditemukan, evakuasi sempat terkendala cuaca ekstrem, hingga korban diketahui memiliki kondisi psikologis kurang stabil setelah menduda.

Diketahui, jenazah pria ditemukan di sekitar kawasan kawah Gunung Ciremai pada Rabu (29/10/2025) lalu.

Kondisi jenazah saat ditemukan memprihatinkan, sudah membusuk dan dipenuhi belatung, sehingga diperkirakan meninggal dunia dalam waktu yang cukup lama.

Petugas Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) Kuningan, Adi, membenarkan adanya temuan mayat tersebut.

"Informasi ada mayat, betul terdapat di sekitar kawasan kawah. Namun, kondisi mayat sangat memperhatikan, karena mengeluarkan belatung begitu," kata Adi saat dikonfirmasi TribunJabar, Rabu.

Penemuan jenazah bermula saat sejumlah petugas BTNGC sedang melakukan pengawasan rutin dan patroli di wilayah hutan gunung.

"Jadi awal mengetahui ada mayat, itu dari petugas TNGC yang sedang melakukan pengawasan rutin dan patroli," jelasnya.

Setelah temuan jenazah ini, pihak BTNGC langsung melakukan koordinasi dengan Polres dan BPBD Kuningan untuk penanganan lebih lanjut.

Gunung Ciremai sendiri merupakan gunung tertinggi Jawa Barat, berdiri soliter dengan puncak tertinggi 3.078 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Gunung ini berbatasan dengan tiga kabupaten yaitu kabupaten Kuningan, kabupaten Cirebon dan kabupaten Majalengka.

Perubahan kawasan hutan gunung Ciremai menjadi Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) ditunjuk oleh Menteri Kehutanan pada 2004 melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 424/Menhut-II/2004 tanggal 19 Oktober Tahun 2004, berdasarkan usulan dari Pemerintah Kabupaten Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka.

Baca juga: 6 Fakta Gagalnya Pemakzulan Bupati Pati Sudewo, PDIP Minta Maaf hingga 4 Orang Diamankan

Berikut fakta-fakta penemuan jenazah di puncak Gunung Ciremai:

1. Evakuasi Sempat Terkendala Cuaca Ekstrem

Jenazah pria di kawasan puncak Gunung Ciremai baru bisa dievakuasi dua hari setelah ditemukan, yakni pada Jumat (31/10/2025) malam kemarin.

Jenazah berhasil dibawa turun oleh tim evakuasi gabungan SAR dan BPBD Kuningan dari jalur ekstrem Linggajati yang dikenal dengan tanjakan tinggi, melewati pos-pos seperti Kuburan Kuda dan Bapa Tere.

Proses evakuasi sempat terhenti sementara karena hujan deras dan kondisi cuaca ekstrem yang melanda sejak awal pendakian, Kamis (30/10/2025) malam, dilansir TribunJabar.

Hal tersebut memaksa 60 petugas beristirahat di Pos Batu Lingga yang berada di ketinggian 2.050 meter di atas permukaan laut.

Sehingga, target evakuasi jasad korban rampung pada Jumat sore keesokan harinya.

Kepala BPBD Kuningan Indra Bayu Permana mengatakan, proses evakuasi dilakukan secara estafet melalui beberapa pos pendakian agar tenaga tim tetap terjaga.

“Setelah beristirahat karena cuaca buruk, tim melanjutkan perjalanan ke lokasi pada pukul 10.00 WIB dan berhasil membawa jenazah turun ke bawah sekitar malam hari,” jelas Indra.

Jasad korban ditemukan di Blok Sangiang Uruy atau sekitar 200 meter dari median kawah Gunung Ciremai.

Diperkirakan, korban sudah meninggal dunia lebih dari satu minggu sebelum ditemukan.

Korban diduga merupakan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang meninggal dunia akibat kedinginan (hipotermia).

Peristiwa ini menjadi kasus kematian pertama di Puncak Gunung Ciremai sepanjang tahun 2025.

2. Identitas Jenazah

Setelah jenazah berhasil dibawa turun pada Jumat malam, korban langsung diidentifikasi.

Jenazah tersebut diketahui berinisial UR (41), warga Dusun 1 Citelang, Desa Sangkanmulya, Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat

Identitas korban dipastikan dari kecocokan sidik jari, pakaian, serta bekas luka di lengan kanan yang dikenali langsung oleh keluarga.

3. Keluarga Tolak Autopsi

Setelah dievakuasi, jenazah UR pun diserahkan langsung ke pihak keluarga dan rencananya akan diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Indramayu.

Bahkan, Polres Kuningan sudah menerjunkan tim identifikasi untuk mengumpulkan data dan mengungkap penyebab pasti kematian korban.

Namun, rencana autopsi terhadap jenazah UR dibatalkan oleh kepolisian atas permintaan keluarga korban setelah berhasil diidentifikasi.

Kapolres Kuningan AKBP Muhamad Ali Akbar mengumumkan pembatalan autopsi di lokasi penerimaan tim evakuasi di Desa Linggajati, Sabtu (1/11/2025), dilansir TribunCirebon.

Keputusan ini diambil setelah identifikasi awal oleh tim kepolisian dan konfirmasi langsung dari keluarga korban.

"Setelah berhasil melakukan identifikasi dan ada keluarga korban datang. Kami tidak melakukan otopsi dan ini sesuai permintaan keluarga korban," kata AKBP Muhamad Ali Akbar, Sabtu.

4. Hilang Lebih dari 3 Minggu

Pihak keluarga mengungkap, UR telah hilang selama lebih dari tiga minggu dan memiliki riwayat kondisi mental yang kurang stabil pasca-bercerai.

Hal ini disampaikan oleh sepupu korban, Zaenudin (41), sebagaimana diwartakan TribunJabar.id.

Pihak keluarga menyadari bahwa jasad tersebut adalah UR setelah melihat pakaian korban dalam pemberitaan media.

Kemudian, Zaenudin bilang bahwa kondisi psikologis mendiang UR tidak stabil, diduga setelah mengalami masalah rumah tangga dan bercerai.

Menurutnya, UR sudah menyandang status duda dalam waktu yang cukup lama.

"Iya, almarhum sudah lama menduda. Terus selama itu terlihat kurang semangat melakukan kegiatan. Jadi, almarhum selama menduda tidak kerja," ungkap Zaenudin saat diwawancara, Sabtu.

Zaenudin juga membenarkan bahwa mendiang UR semasa hidupnya gemar dan sering mendaki Gunung Ciremai sejak sebelum menikah.

Ia menduga, kemungkinan UR ingin mengenang masa lalu, tetapi akhirnya malah meninggal dunia di kawasan puncak gunung tersebut.

"Karena dia (korban) semasa bujangan sering naik gunung. Jadi tahu jalur pendakian, sehingga korban bisa di Puncak Gunung Ciremai," ujar Zaenudin.

"Mungkin, ingin mengenang masa lalu dan kembali merasakan suasana puncak," tambahnya.

(Tribunnews.com/Rizki A.) (TribunJabar.id, TribunCirebon.com/Ahmad Ripai)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved