Rabu, 5 November 2025

Pakubuwana XIII Meninggal Dunia

Pohon Besar Tumbang di Pesanggrahan Langenharjo, Adik Raja Solo Terangkan Tanda Alam Sebelum Berduka

Gusti Neno ini bercerita, pohon tumbang di Pesanggrahan Langenharjo sebelum Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII wafat

|
YouTube Pesanggrahan Langenharjo
TANDA ALAM - Adik Pakubuwono XIII, Gusti Neno berbicara pohon tua besar tumbang di Pesanggarahan Langenharjo sebelum Raja Keraton Solo wafat pada Minggu (2/11/2025) pagi 

Sinuhun Pakubuwono XIII wafat pada Minggu (2/11/2025) sekitar pukul 07.30 WIB di Rumah Sakit Indriati, Sukoharjo. Sekitar pukul 10.45 WIB, jenazah diantar ambulans tiba di Keraton Kasunanan Surakarta.

Rencananya, jenazah akan diarak menggunakan kereta kencana khusus yang ditarik delapan ekor kuda.

Menurut adik kandung PB XIII, KGPH Puger, kereta tersebut terakhir kali dipugar pada masa pemerintahan Pakubuwono X.

Kereta kencana itu akan membawa jenazah hingga Loji Gandrung.

Setelah itu, perjalanan dilanjutkan dengan ambulans menuju Kompleks Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

KGPH Puger menjelaskan bahwa kereta jenazah hanya dipakai untuk mengantar raja dari dalam keraton hingga ke luar, sebelum kemudian diganti dengan ambulans di Ndalem Wuryoningratan.

Baca juga: Daftar 35 Anak Pakubuwono XII, Termasuk Pakubuwono XIII, Anak Laki-laki Tertua yang Telah Berpulang

“Kereta jenazah digunakan untuk mengantar dari dalam keraton hingga keluar. Dari sini ke Ndalem Wuryoningratan, baru ganti ambulans,” ujarnya, diberitakan Tribun Solo.

Kereta pusaka tersebut disimpan di gedung penyimpanan kereta di kawasan Talangpaten dan memang hanya difungsikan untuk mengiringi jenazah raja.

Usai dimandikan, jenazah akan disemayamkan di Masjid Pujosono yang berada di belakang Sasana Sewaka.

Pada Rabu (5/11/2025), jenazah dijadwalkan diberangkatkan melalui Magangan dan melewati Alun-Alun Selatan (Kidul).

KGPH Puger menambahkan, tidak ada prosesi adat khusus yang digelar.

Tata cara pemakaman raja pada dasarnya serupa dengan masyarakat umum, termasuk tradisi berobosan yang dilakukan di Paningrat, hanya saja lokasi pelaksanaannya berbeda.

Menurutnya, perbedaan utama terletak pada destinasi akhir, karena raja memiliki masjid sendiri serta tempat khusus bernama Parasdya.

PB XIII meninggal dunia pada usia 77 tahun setelah mengalami sejumlah komplikasi penyakit.

Selama beberapa minggu terakhir, dia menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Indriati, Solo Baru.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved