Minggu, 9 November 2025

Berita Viral

Sosok Ahmad Junaidi atau Junayd Floyd, Dosen Viral yang Soroti Kurangnya Apresiasi untuk Dosen

Ahmad Junaidi, dosen muda Universitas Mataram, menyoroti kurangnya apresiasi terhadap dosen sebagai pembicara atau narasumber acara.

Penulis: Febri Prasetyo
Laman Unram dan Instagram Ahmad Junaidi
DOSEN MENGKRITIK - (Kiri) foto Ahmad Junaidi, dosen Universitas Mataram, dan (kanan) Ahmad mengkritik kurangnya apresiasi terhadap dosen. 

Ringkasan Berita:
  • Ahmad Junaidi, dosen Unram, mengkritik kurangnya apresiasi dosen sebagai pembicara.
  • Dia kecewa karena dosen ternyata dibayar jauh lebih sedikit daripada influencer.
  • Ahmad mengimbau mahasiswa belajar menghargai dosen dan akademisi.

TRIBUNNEWS.COMAhmad Junaidi, dosen muda Universitas Mataran (Unram) di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyoroti kurangnya apresiasi terhadap dosen sebagai pembicara atau narasumber acara.

Kritik itu disampaikan Ahmad pada unggahannya di akun Instagram @junaydflody pada hari Rabu, (5/11/2025).

Ahmad bercerita bahwa dia pernah diundang sebagai pembicara dalam acara yang digelar oleh mahasiswa. Acara itu berbayar dan mengundang ratusan peserta.

Selain mengundang Ahmad, penyelenggara acara juga mengundang seorang influencer atau pemengaruh. Untuk menghadirkan influencer itu, penyelenggara mengeluarkan biaya hingga belasan juta rupiah yang meliputi tiket, riders (permintaan khusus dari yang diundang), dan honor.

Di sisi lain, Ahmad “hanya” mendapat honor Rp300 ribu. Dia pun kecewa karena merasa dosen kurang dihargai. Lalu, dia menuliskan pesan untuk para mahasiswa.

“Ketidakpantasan dan kurangnya respect terhadap keahlian merupakan sumber ketidaknyamanan saya. Dengan biaya belasan juta mendatangkan influencer, harusnya mahasiswa bisa lebih pantas dalam penghargaan pada pembicara dosen lokalnya,” kata Ahmad menjelaskan.

Kemudian, dia menyebut acara itu berbayar, bukan acara amal yang mendatangkan narasumber secara sukarela. Oleh karena itu, dia menilai seharusnya ada honor atau bayaran yang pantas untuk pembicara.

Ahmad menyampaikan fokus kritik dia bukan tentang uang Rp300 ribu yang diterimanya, melainkan kekecewaan dia karena ada perbedaan yang njomplang antara honor dosen pembicara dan honor influencer.

“Gratis pun saya tidak masalah. Sudah tak terhitung saya menjadi pembicara. Sebelas tahun saya menjadi sukarelawan aktif. Gak Masalah,” katanya.

“Tapi ketika Anda punya acara berbayar dan mendatangkan influencer dengan biaya belasan juta, dan Anda mengundang saya, saya harus ajari kalian makna respect.”

Ahmad juga tidak menuntut honor yang setara dengan influencer. Dia mengaku hanya meminta apresiasi yang layak terhadap pembicara dari kalangan akademisi.

Baca juga: Pembunuhan Dosen di Jambi Bak Skenario Film: Endingnya Pelaku Terancam Hukuman Mati

Ahmad Junaidi dosen unram
DOSEN UNRAM - (Kiri) Ahmad Junaidi, dosen muda di Universitas Mataram, NTB.

Dia berujar kritik yang disampaikannya ditujukan agar mahasiswa atau penyelenggara acara lainnya bisa belajar menghargai akademisi.

Lalu, dosen berambut gondrong itu menyatakan siap menjadi pembicara atau narasumber tanpa dibayar asalkan acara yang digelar adalah acara amal.

“Semoga panitia menawarkan TOR yang jelas dan kita bisa mulai tepat waktu. Gak ngaret,” katanya.

Ahmad berkata kritik ini bukan ditujukan untuk memojokkan organisasi atau influencer tertentu.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved