Sabtu, 15 November 2025

Harga Udang di Pasaran Anjlok Akibat Terpapar Radioaktif Cesium-137, Petambak Tradisional Menjerit

Sebelumnya ditemukan adanya paparan radioaktif di tiga titik lokasi pemakaman di Lampung bahkan hingga tanaman cengkih dan tambak udang ikut tercemar.

Editor: willy Widianto
Istimewa
ILUSTRASI UDANG SIAP DIJUAL - Gara-gara udang terpapar radioaktof Cesium-137, petambak udang tradisional di Lampung merugi. Harga jual udang di pasaran pun anjlok. 

TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Gara-gara udang terpapar radioaktif Cesium-137, petambak udang tradisional di Lampung merugi.  Harga jual udang di pasaran pun anjlok.

Baca juga: RI Lapor ke AS Soal Penanganan Udang dan Rempah yang Tercemar Zat Radioaktif Cs-137

"Sampai hari ini harga masih anjlok dan belum ada upaya dari pemerintah untuk membantu petambak kecil yang jadi korban reputasi dan ekonomi akibat kasus ini," ujar Perwakilan Petambak Udang Dipasena Tulang Bawang, Arie Suharso.

Diketahui sebelumnya ditemukan adanya paparan radioaktif di tiga titik lokasi pemakaman di Lampung. Bahkan hingga tanaman cengkih dan tambak udang ikut tercemar.

Diduga paparan radioaktif tersebut berasal dari limbah dari industri logam dan disinyalir bertalian erat dengan yang terjadi di Cikande, Serang, Banten.

Menurut Arie dampak dari paparan Cesium-137 tersebut harga udang di tingkat petambak saat ini hanya Rp 53.000 untuk ukuran 60 per kilogram. Angka ini jauh di bawah harga normal yang biasanya berada di kisaran Rp 65.000 sampai Rp 75.000 per kilogram.

“Penurunan harga ini bukan sekadar soal pendapatan, tetapi mengancam keberlanjutan usaha tambak di tengah tingginya biaya operasional dan ancaman penyakit udang yang terus menghantui setiap siklus budidaya,” ujarnya.

Baca juga: Perusahaan Makanan Hingga Manufaktur di Serang Banten Terpapar Radioaktif Cesium 137

Ia juga menyoroti perhatian pemerintah yang dianggap tidak seimbang. Para petambak kecil, kata dia, merasa terpinggirkan karena pemerintah terlalu fokus pada proyek tambak modern senilai Rp 7,5 triliun di Nusa Tenggara Timur. “Upaya menstabilkan harga dan menekan biaya produksi di tambak rakyat nyaris tak terlihat,” katanya.

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved