Sabtu, 15 November 2025

Kopi Arabika Jawa Kembali Ditanam di Lereng Ijen, Jadi Harapan Ekonomi Hijau Bondowoso

Membangkitkan kembali kejayaan kopi Arabika Jawa kembali dimulai dari lereng Gunung Ijen, Kabupaten Bondowoso.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Wahyu Aji
ist
KOPI ARABIKA JAWA - Membangkitkan kembali kejayaan kopi Arabika Jawa kembali dimulai dari lereng Gunung Ijen, Kabupaten Bondowoso. PTPN I melakukan penanaman perdana di lahan seluas 293 hektare yang tersebar di Afdeling Kampung Malang, Rayon Kalisat Jampit, dan Blawan, Selasa (11/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Kopi Arabika Jawa kembali dibangkitkan melalui program revitalisasi di lereng Gunung Ijen, Bondowoso
  • Penanaman di lahan ratusan hektare ini melibatkan petani lokal dan mengusung konsep ekonomi hijau berkelanjutan.
  • Upaya ini diharapkan mampu menghidupkan kembali warisan kopi Nusantara sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Membangkitkan kembali kejayaan kopi Arabika Jawa kembali dimulai dari lereng Gunung Ijen, Kabupaten Bondowoso.

PTPN I melakukan penanaman perdana di lahan seluas 293 hektare yang tersebar di Afdeling Kampung Malang, Rayon Kalisat Jampit, dan Blawan, Selasa (11/11/2025).

Direktur Utama PTPN I, Teddy Yunirman Danas, menyebut langkah ini merupakan bagian dari program hilirisasi yang digelorakan pemerintah.

“Kami mencari sektor-sektor relevan yang bisa membuka lapangan kerja, menggairahkan ekonomi kawasan, dan mengentaskan kemiskinan,” ujarnya dalam keterangan dikutip, Rabu (12/11/2025).

Kopi Arabika Jawa pernah dikenal di pasar dunia sejak masa kolonial, sejajar dengan teh hitam dan tembakau Deli.

Namun, produktivitasnya menurun dalam beberapa dekade terakhir akibat tanaman tua dan minim regenerasi kebun.

Melalui program revitalisasi ini, PTPN I berharap dapat mengembalikan posisi strategis kopi Arabika Jawa di pasar domestik dan ekspor.

Penanaman perdana kali ini melibatkan warga sekitar sebagai calon mitra usaha.

“Kami ingin masyarakat menjadi bagian dari rantai nilai kopi, bukan sekadar pekerja. Ini langkah untuk membangun ekonomi bersama,” kata Asep Sontani, SEVP Operasional PTPN I Regional 5.

Program ini juga melibatkan kerja sama operasi (KSO) antara PTPN I dan PTPN IV untuk mengelola total 10.000 hektare lahan yang difokuskan pada komoditas kopi dan karet. Kolaborasi ini diklaim akan melibatkan pemerintah daerah, lembaga riset, serta kelompok tani.

Ahmad Gusmar Harahap, Region Head PTPN IV Regional 3, menambahkan bahwa sebagian lahan akan melalui proses replanting tanaman tua.

“Kualitas dan kuantitas harus berjalan seimbang. Kopi produktif tapi tidak berkualitas tidak akan bertahan di pasar,” ujarnya.

Tantangan Produksi dan Pasar

Meski program ini membawa harapan baru, sejumlah tantangan masih membayangi.

Petani di kawasan Ijen menilai keberhasilan program tidak hanya bergantung pada penanaman, tetapi juga pada kepastian harga dan akses pasar.

“Selama ini petani masih lemah di sisi pemasaran. Kalau ada kepastian harga dan pendampingan, masyarakat pasti semangat ikut,” kata Sulaiman, salah satu petani kopi di Kecamatan Sempol.

Dari sisi lingkungan, aktivis lokal juga mengingatkan pentingnya penerapan praktik pertanian berkelanjutan agar replanting tidak menimbulkan kerusakan lahan di kawasan lereng gunung yang sensitif terhadap erosi.

Harapan Ekonomi Hijau

Sekretaris Perusahaan PTPN I, Aris Handoyo, mengatakan revitalisasi kopi ini diharapkan menjadi model ekonomi hijau di kawasan Bondowoso.

“Kami ingin hadir bukan hanya sebagai entitas bisnis, tapi bagian dari masyarakat Ijen,” ujarnya.

Program ini disambut positif oleh Serikat Pekerja Perkebunan (SP-BUN) PTPN XII. Sekitar 3.000 pekerja disebut akan terlibat langsung dalam kegiatan penanaman dan pengelolaan kebun.

Kapolsek Ijen, Iptu Suherdi, juga memastikan dukungan keamanan selama proses revitalisasi berlangsung. “Kami siap menjaga kondusivitas wilayah agar program berjalan lancar,” katanya.

Revitalisasi kopi Arabika Jawa di lereng Ijen menjadi langkah awal dalam upaya membangun kembali reputasi kopi nusantara yang pernah berjaya di pasar global.

Baca juga: Minta Aparat Tegas, Warga Keluhkan Perusakan Kebun Kopi Arabika di Bondowoso

Keberhasilan program ini akan sangat ditentukan oleh sinergi antara perusahaan, petani, dan pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara produktivitas ekonomi dan kelestarian lingkungan.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved