Minggu, 16 November 2025

6 Cerita Korban Longsor di Cilacap, Tangis Seorang Ibu Pecah saat Evakuasi Berlangsung

Longsor di Cilacap tewaskan 3 orang, 20 hilang. Tim SAR gabungan terus lakukan pencarian korban tertimbun.

Editor: Glery Lazuardi
Basarnas
TANAH LONGSOR CILACAP - Tanah longsor menimbun sejumlah rumah warga di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Kamis (13/11/2025). Akibatnya, belasan rumah di dua dusun, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap tertimbun longsor. 
Ringkasan Berita:
  • Terjadi tanah longsor di Dusun Tarukahan & Dusun Cibuyut, Majenang, Cilacap, Jawa Tengah.
  • 46 warga terdampak; 23 selamat, 3 meninggal, 20 masih hilang.
  • Tim SAR gabungan 300 personel, dibantu alat berat, membagi pencarian dalam 5 sektor.
  • Warga mendengar gemuruh sebelum longsor, rumah hancur, keluarga hilang, tangisan pecah di lokasi.
  • Material tanah & kayu menutup permukiman, suasana penuh duka dan kepanikan.

TRIBUNNEWS.COM - Insiden tanah longsor terjadi di Dusun Tarukahan, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada Kamis (13/11/2025) petang.

Pada pukul 11.00 WIB, Tim SAR Gabungan menemukan satu korban tewas atas nama Yuni. 

Petugas menduga Yuni tengah berusaha menyelamatkan diri saat material longsoran meluncur deras dari perbukitan di atas permukiman.

Hingga Jumat siang sekitar pukul 12.00 WIB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melaporkan sebanyak tiga orang meninggal dunia dan 20 orang hilang.

Tim gabungan masih melanjutkan proses pencarian di titik-titik yang diduga terdapat korban tertimbun.

Longsoran besar menyeret apa pun di jalurnya, termasuk rumah dan kendaraan yang berada di lereng.

Baca juga: Kisah Pencarian Korban Longsor Cilacap, Keluarga: Penting Ketemu Dulu, Hidup atau Nggak

6 Cerita Korban Longsor Cilacap

Warga Dengar Suara Gemuruh Keras

Sebelum terjadi tanah longsor, di lokasi kejadian terjadi hujan dengan intensitas deras pada Kamis sekitar pukul 20.00 WIB.

Kepala Dusun Tarukahan mengaku mendengar suara gemuruh dari arah perbukitan.

"Longsor terjadi setelah hujan deras mengguyur sejak sore hari."

"Suara gemuruh terdengar cukup keras, beberapa warga sempat keluar rumah untuk menyelamatkan diri," ungkapnya, Jumat (14/11/2025).

Tak lama kemudian, material longsor berupa tanah dan kayu menerjang perkampungan di lereng bukit tersebut.

"Banyak rumah tertutup material tanah dan kayu, kondisi di lapangan masih gelap waktu itu,"  imbuh Kepala Dusun.

Warga Baru Saja Pulang Tahlilan saat Peristiwa Terjadi

Salah satu korban selamat, Yayung (62), masih terguncang mengingat momen dramatis ketika tanah bergerak menghantam permukiman.

Ia bercerita, malam itu baru pulang dari acara tahlilan dan sedang mencuci kaki di teras rumah.

"Saya baru pulang tahlilan, masih di teras cuci kaki.  Tiba-tiba ada suara gemuruh keras banget, seperti suara pesawat," ujar Yayung kepada Tribunbanyumas.com. 

Saat menoleh, ia melihat kedua anaknya berlari keluar rumah. 

Meski sempat tertimpa reruntuhan bangunan, keduanya berhasil diselamatkan.

"Anak saya telat keluarnya, sudah kejatuhan reruntuhan, tapi masih bisa lari, alhamdulillah selamat. 

Habis itu rumah langsung ambruk," katanya.

Kedua anaknya masing-masing berusia 28 tahun dan 11 tahun, kini dirawat di rumah sakit karena mengalami patah tulang. 

Istri Yayung selamat karena saat kejadian berada di teras.

Namun seluruh harta benda habis tertimbun.

"Barang tidak ada yang selamat, semua ketimbun.  Empat sepeda motor, semua hilang," kata Yayung sambil memandangi puing rumahnya.

Ia berdiri mematung, pandangannya kosong menyapu reruntuhan yang kini tak lagi menyerupai rumah.

"Saya lihat pohon kelapa jalan di atas tanah," ucapnya. 

Dan benar saja dahan dahan pohon kelapa tercampur dengan tanah. 

Baca juga: Profil Cibeunying, Lokasi Tanah Longsor di Cilacap yang Dikenal karena Wisata Alam

Tanah Longsor Hantam Perkampungan, Warga Panik

Saksi lain, Edi, warga Dusun Cibuyut, mengaku menyaksikan langsung material longsor bergerak menghantam perkampungan.

Saat itu ia sedang ngopi di rumah tetangga sekitar pukul 19.30 WIB.

"Tiba-tiba ada bunyi gemuruh, keras sekali.  Kayak suara truk nurunin muatan," kisahnya.

Ketika berdiri untuk melihat sumber suara, ia melihat tanah bergulir cepat disertai angin kencang.

"Ada angin kencang banget dari arah longsor.  Tahu-tahu gelap semua.  Saya lihat pohon kelapa itu jalan di atas tanah," ungkapnya.

Di tengah kepanikan, Edi teringat salah satu anaknya yang sedang tidur di rumah.

"Saya langsung lari, terjang gelap, tanah masih goyang. Kamar anak saya untungnya tidak kena. Tapi rumah saya roboh semua," tuturnya.

Dengan suara bergetar, ia menambahkan:

"Saya gendong anak sambil nangis. Syok banget," katanya. 

Pria Lihat Boneka Milik Saudaranya

Di antara kepanikan dan tangisan ratapan ada seorang pria bernama Wardi (53) berdiri terpaku di depan puing-puing melihat rumah sanak saudaranya yang rata dengan tanah.

"Saya cari besan saya Yayun, di rumah itu ada istrinya, anak pertama Hanif, dan anak ketiganya, Husna," katanya lirih.

Ia menatap serpihan kayu dan genting yang sudah tak lagi berbentuk.

Nasib miris menimpa warga lain, di sebelah rumah Yayung, terdapat rumah milik Rislam, seorang kakek yang malam itu mengalami patah tulang tangan, pinggang, hingga kaki akibat tertimpa material longsoran.

Saat pencarian, sebuah boneka kecil menyembul di antara tumpukan tanah. Warnanya putih cream sebagian tubuhnya nyaris terpendam longsoran.

"Boneka itu milik Maya, cucunya Rislam. Siswi SMP," ujar Wardi sambil menunjuk rumah lokasi longsoran.

Di rumah itu, Rislam tinggal bersama dua cucunya, Lia (23) dan Maya, siswi SMP.

Keduanya terakhir terlihat berada di dalam rumah bersama sang kakek.

Menurut cerita Wardi, saat tanah mulai menimpa rumah, Rislam masih sempat memeluk erat dua cucunya itu.

"Kalau nggak ketolong oksigen saat dievakuasi, kayane Pak Rislam juga bisa meninggal,” katanya.

Namun harapan keluarga belum pupus.

Mereka masih menunggu kabar tentang Yuni, ibu dari Lia dan Maya.

Yang hingga Jumat (14/11/2025) siang, Yuni belum ditemukan.

Di tengah kesibukan para petugas menggali reruntuhan, Wardi masih mondar-mandir memantau titik di mana ia yakin keluarganya berada.

Setiap suara mesin berhenti, ia menahan napas, berharap ada kabar dari bawah tumpukan tanah itu.

"Yang penting ketemu dulu hidup atau nggak, saya ingin mereka pulang," ucapnya pelan.

Isak Tangis Ibu di Lokasi Evakuasi

Satu hari terjadi tanah longsor upaya evakuasi korban dilakukan.

Suasana memilukan menyelimuti lokasi longsor.

Dua dusun, yaitu Dusun Tarukahan dan Dusun Cibuyut, luluh lantah tertimbun material tanah seluas kurang lebih 32 ribu meter persegi. 

Sebanyak 46 warga terdampak, sebagian masih dinyatakan hilang dan dalam proses pencarian.

Deru mesin alat berat dan sirine kendaraan penolong terdengar bergantian. 

Tim Basarnas, TNI, Polri, dan relawan sibuk berlalu-lalang di tengah puing bangunan, kayu patah, dan lumpur yang menimbun jalan serta rumah warga.

Di kejauhan, nampak ada seorang ibu tampak berpelukan dengan kerabatnya sambil menangis tersedu. 

Ia berdiri dan bersandar di tembok tepat di luar garis polisi seakan tak sanggup melihat titik bencana yang diduga menimbun keluarganya. 

Ia berkaca-kaca melihat situasi yang tidak terbayangkan sebelumnya. 

Namun di sisi lain, kontras terlihat. 

Beberapa warga justru sibuk memotret dan merekam video sambil melakukan siaran langsung di media sosial. 

Ada yang live tiktok atau yang facebook dan medsos lainnya.

Sebagian warga mengabaikan imbauan petugas menjaga jarak dan tidak menghalangi proses evakuasi.

Jenazah Tertindih Motor 

Kapolresta Cilacap, Kombes Adhi Buwono, mengatakan lebih dari 300 personel gabungan dikerahkan ke lokasi. 

Mereka berasal dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD, serta unsur relawan.

"Semua sudah kita bagi.  Total ada sekitar 300 personel dikerahkan.  Update dari 46 korban, 23 selamat, tiga meninggal dunia, dan 20 masih dalam pencarian. Hari ini satu korban bernama Yuni sudah ditemukan di sektor B1," ujar Kapolresta kepada Tribunbanyumas.com. 

Korban perempuan atas nama Yuni ditemukan dalam kondisi tertimpa sepeda motornya.

Petugas menduga Yuni tengah berusaha menyelamatkan diri saat material longsoran meluncur deras dari perbukitan di atas permukiman.

Longsoran besar menyeret apa pun di jalurnya, termasuk rumah dan kendaraan yang berada di lereng.

Dengan ditemukannya Yuni, total korban meninggal dunia yang ditemukan hingga Jumat siang tercatat tiga orang.

Berdasarkan pendataan sementara, dua dusun terdampak longsor, yaitu di Tarukahan dan Cibuyut. 

Dusun Tarukahan

Selamat: 15 orang 

Meninggal dunia: 2 orang, 

Dalam pencarian: 7 orang

Total korban: 24 orang

Dusun Cibuyut

Selamat: 8 orang

Meninggal dunia: 0

Dalam pencarian: 14 orang

Total korban: 22 orang

Keseluruhan

Selamat: 23 orang

Meninggal dunia: 3 orang

Dalam pencarian: 21 orang

Total: 46 orang

Operasi pencarian yang dimulai kembali Jumat pukul 08.00 WIB dilakukan dengan sistem pembagian lima sektor pencarian. 

Setiap sektor dibentuk berdasarkan estimasi jumlah korban yang kemungkinan berada di titik tersebut.

Berikut pembagian sektor pencarian Tim SAR Gabungan:

1. Worksite A-1: 3 orang dalam pencarian (DP)

2. Worksite A-2: 7 orang DP

3. Worksite A-3: 4 orang DP

4. Worksite B-1: 4 orang DP

5. Worksite B-2: 3 orang DP

Untuk memaksimalkan pencarian, 2 alat berat telah dikerahkan menangani timbunan tanah dalam volume besar. 

Sementara petugas menggunakan peralatan ekstrikasi dan peralatan manual untuk menjangkau titik-titik yang lebih sempit dan rawan

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved