Longsor di Cilacap
4 Korban Longsor Cilacap Berhasil Ditemukan, Bocah 6 Tahun Tewas di Worksite A-2 Longsor Majenang
Korban longsor seorang bocah berusia 6 tahun bernama Muhammad Hafiz ditemukan meninggal dunia pada pukul 10.06 WIB di sektor Worksite A-2.
K9 bergerak menyisir titik-titik rawan dan memberi tanda saat mendeteksi jejak yang diduga terkait keberadaan korban sehingga dapat memandu operator alat berat maupun unit penyelam manual untuk melakukan penggalian.
"Target utama kami adalah seluruh korban bisa ditemukan secepat mungkin," tegas Abdullah.
Selain K9 dan alat berat, pencarian melibatkan ratusan personel dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, relawan, serta masyarakat setempat.
Posko terpadu JUGA terus memperkuat koordinasi lintas instansi untuk memastikan kelancaran operasi, termasuk distribusi logistik, peralatan, dan dukungan medis bagi tim di lapangan.
Ada lima titik pencarian korban tanah longsor, masing-masing dengan target korban yang berbeda:
Worksite lokasi jumlah korban dalam pencarian.
- Worksite A-1 ditetapkan untuk pencarian tiga orang yang diduga masih berada di bawah material longsoran.
- Worksite A-2 difokuskan pada pencarian tujuh orang yang dilaporkan hilang pasca longsor.
- Worksite A-3 menjadi lokasi pencarian empat orang yang hingga kini belum ditemukan.
- Worksite B-1 dikerahkan untuk mencari empat orang yang masih tertimbun di titik berbeda.
- Worksite B-2 menjadi area pencarian dua orang yang masih dalam proses penelusuran.
Kesaksian Warga
Salah satu korban selamat, Imam Faedi, warga Tarukahan menyaksikan langsung detik-detik longsor.
Dia mengaku sebagian keluarganya masih belum ditemukan.
“Semuanya saudara. Ada enam orang yang belum ketemu,” ujarnya, dikutip dari TribunJateng.com.
Imam menceritakan bagaimana hujan rintik yang turun pada malam itu berubah menjadi petaka.
Dia melihat jelas pergerakan tanah sebelum akhirnya permukiman ambruk.
“Saya sedang ngopi. Hujan rintik-rintik. Tiba-tiba tanah bergerak,” ceritanya dengan suara bergetar.
“Saya cuma teriak ‘Allahu Akbar’ saat melihat tanah menutup rumah-rumah. Kaya dibanting-banting rumah itu,” lanjutnya.
(Tribunnews.com/Rifqah) (TribunJateng.com/Permata/Nal)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.