Senin, 17 November 2025

Kronologi Bocah Hilang di Hulu Sungai Selatan, Ditemukan Usai Ritual Adat Digelar

Bocah 2,5 tahun di Malinau HSS hilang 2 hari, ditemukan lemas di pondok terkunci rapat

Editor: Glery Lazuardi
Tribun Medan/Dedy Kurniawan
ILUSTRASI LOKASI PENEMUAN BOCAH HILANG - Balita 2,5 tahun di Malinau HSS ditemukan lemas di pondok terkunci setelah hilang dua hari. 

Ringkasan Berita:
  • AN, balita berusia 2,5 tahun di Dusun Bidukun, Desa Malinau, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan, sempat hilang selama dua hari dua malam. 
  • Ia ditemukan pada Sabtu (8/11) pagi dalam kondisi lemas, tertidur di pondok ladang pisang milik warga yang terkunci rapat, sekitar satu kilometer dari rumah neneknya. 
  • Penemuan ini menggemparkan warga karena menimbulkan pertanyaan bagaimana bocah itu bisa masuk ke pondok terkunci. 

TRIBUNNEWS.COM - AN, seorang balita 2,5 tahun di Dusun Bidukun, Desa Malinau Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan yang sempat hilang akhirnya ditemukan. Dia ditemukan di pondok yang terkunci rapat.

Kabupaten HSS adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia, dengan ibu kota Kandangan.

Kabupaten ini berdiri resmi pada 2 Desember 1950 dan dikenal dengan julukan Bumi Antaludin.

Kabupaten HSS sering muncul dalam pemberitaan karena rawan bencana longsor dan banjir akibat kondisi geografis berbukit serta curah hujan tinggi. 

Namun, daerah ini juga dikenal sebagai ikon wisata alam dan budaya Kalimantan Selatan, menjadikannya penting baik dari sisi sejarah maupun pariwisata.

Baca juga: Berjuang Cari Cucunya yang Hilang 8 Bulan, Kakek Alvaro Sempat Jadi Korban Penipuan

Kronologi Bocah Hilang

Balita AN itu hilang pada Kamis (6/11) sekitar pukul 16.00 Wita usai bermain di rumah neneknya. 

Sejak sang ibu meninggal, bocah ini tinggal bersama sang nenek.

Tidak hanya keluarga dan warga, pencarian dilakukan relawan gabungan, tim SAR, Tagana, BPBD, Satpol PP dan Damkar HSS, aparat desa serta kecamatan, polisi hingga tentara.

Putri Lana dan Ofik ini akhirnya ditemukan pada Sabtu (8/11) sekitar pukul 06.30 Wita di pondok ladang pisang milik suami istri, Ani dan Samsi, yang dikelilingi hutan di sebuah bukit.

Ketika itu dia tertidur di gubuk, yang berjarak sekitar satu kilometer dari rumah neneknya.

Namun yang menjadi pertanyaan, bagaimana ia bisa berjalan sejauh itu dan mendaki.

Selain itu bisa masuk ke pondok yang terkunci.

Akhirnya Ditemukan

Diceritakan Ani (41), warga RT 3, selaku pemilik lahan dan pondok, sebelum Arianti ditemukan, digelar acara adat oleh warga sebagai upaya untuk membantu pencarian. 

“Kepala adat yang memimpin ritual malam itu menyatakan keyakinannya bocah itu masih hidup,” tutur Ani mengawali kesaksiannya kepada BPost, Jumat (14/11).

Kepala adat pun menyampaikan posisi anak tersebut berada sekitar hutan atau ladang.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved