Selasa, 18 November 2025

Longsor di Cilacap

Ada Rekahan Tanah Baru Dekat Mahkota Longsor, BNPB Sebut Cilacap Belum Sepenuhnya Aman

BNPB saat ini masih menunggu rekomendasi dari Badan Geologi terkait seberapa besar potensi daerah perluasan dari longsor yang mungkin terjadi

Penulis: Gita Irawan
Editor: Erik S
Tangkapan Layar/kanal Youtube BNPB Indonesia
TANAH LONGSOR - Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari atau yang akrab disapa Aam dalam Disaster Briefing: Upaya Penanganan Tanah Longsor Cilacap di kanal Youtube BNPB Indonesia pada Senin (17/11/2025) sore. Aam menampilkan video yang menunjukkan rekahan tanah baru dekat singkapan mahkota longsor pertama di Kecamatan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah. 

Ringkasan Berita:
  • BNPB menjelaskan rekahan tanah baru yang melintang dan menganga itu berjarak sekitar 50 meter sampai 200 meter di atas singkapan mahkota longsor
  • BNPB mengatakan masih ada risiko longsor di Cilacap
  • BNPB masih menunggu rekomendasi dari Badan Geologi terkait seberapa besar potensi daerah perluasan dari longsor yang mungkin terjadi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menampilkan video yang menunjukkan rekahan tanah baru dekat singkapan mahkota longsor atau pangkal longsor pertama di Kecamatan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari atau yang akrab disapa Aam menjelaskan rekahan tanah baru yang melintang dan menganga itu berjarak sekitar 50 meter sampai 200 meter di atas singkapan mahkota longsor

Rekahan itu, ujarnya, patut diwaspadai mengingat adanya rekahan itu menunjukkan adanya risiko longsoran baru.

Baca juga: Update Longsor Cilacap: 3 Korban Ditemukan Lagi, Total 16 Meninggal, 7 Orang Masih Dicari

Hal itu disampaikannya dalam Disaster Briefing: Upaya Penanganan Tanah Longsor Cilacap di kanal Youtube BNPB Indonesia pada Senin (17/11/2025) sore.

"Cilacap belum sepenuhnya aman. Kita masih harus hati-hati. Karena ini informasi dan visualnya (rekahan tanah baru) ada," ungkap Aam.

"Risikonya (longsor) masih ada tentu saja. Jadi jika terjadi hujan intensitas tinggi, kita masih sangat mendorong masyarakat, sekali lagi, kalau ada hujan intensitas tinggi keluar dulu dari rumah masing-masing. Evakuasi ke tempat yang aman," ucapnya.

Aam mengatakan batas daerah longsoran yang terjadi pada tanggal 13 November 2025 lalu sudah diketahui.

Ia berharap masyarakat di pemukiman sebelah timur daerah terdampak longsoran bisa diungsikan lebih dulu bila terjadi hujan dalam intensitas yang tinggi.

BNPB, kata dia, saat ini masih menunggu rekomendasi dari Badan Geologi terkait seberapa besar potensi daerah perluasan dari longsor yang mungkin terjadi.

Ia juga memastikan relokasi tidak hanya akan dilakukan bagi masyarakat yang terdampak longsor di Cilacap, melainkan juga terhadap masyarakat yang berisiko terdampak longsor.

Sehingga, lanjut dia, masyarakat yang ada di daerah berpotensi terdampak longsor itu harus mengungsi terlebih dahulu dan harus direlokasi untuk jangka panjang.

"Tapi Pak rumah saya, luas, lantai 3, segala macam. Bapak kasih relokasinya (tidak sebanding). Tetapi tentu saja, nyawa kita tidak bisa dibandingkan dengan harta yang ada," jawabnya mencontohkan bila ada pertanyaan dari warga yang berpotensi terdampak longsor.

Baca juga: Kisah Sariman Menanti Istri & Anak Korban Longsor Cilacap Ditemukan, Kaget Lihat Desanya Rata Tanah

Untuk mempercepat dan mengupayakan situasi cuaca menjadi kondusif, kata Aam, BNPB sedang melakukan operasi modifikasi cuaca sejak tanggal 16 November. 

Hal itu dilakukan, kata dia, untuk mengurangi potensi hujan di lokasi.

Sebelumnya, BNPB mencatat sebanyak 106 warga masih mengungsi akibat tanah longsor yang melanda dua dusun di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap usai hujan lebat dan berdurasi lama di wilayah Majenang pada Kamis malam (13/11/2025) pukul 20.00 WIB lalu.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved