Erupsi Gunung Semeru
Sirine Bahaya Mengaum saat Erupsi Gunung Semeru, Jembatan Gladak Perak Ditelan Awan Panas
Gunung Semeru erupsi, meluncurkan awan panas sejauh 5 kilometer pada Rabu (19/11/2025) sore. Pihak BPBD Lumajang membunyikan sirine peringatan.
Ringkasan Berita:
- Gunung Semeru mengalami erupsi hingga meluncurkan awan panas sejauh 5 kilometer.
- Pihak BPBD Lumajang membunyikan sirine peringatan bahaya agar warga waspada.
- Jembatan Gladak Perak di Desa Sumbermujur terpaksa ditutup akibat luncuran awan panas.
TRIBUNNEWS.COM - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali mengalami erupsi pada Rabu (19/11/2025) sore.
Gunung dengan ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) ini menyandang status gunung tertinggi di Pulau Jawa.
Gunung dengan puncak bernama Mahameru ini pernah mengalami erupsi besar pada Desember 2020 dan Desember 2021 hingga menimbulkan korban jiwa lebih dari 50 orang dan ribuan warga Desa Curah Kobokan terdampak paling parah.
Kini, Gunung Semeru meluncurkan awan panas mencapai jarak 5 kilometer dari puncak kawah pada Rabu pagi dan sore.
Pada pukul 06.05 WIB, kolom abu setinggi 600 meter dan meluncur sejauh 5 kilometer.
Kemudian, kolom abu setinggi 2.000 meter meluncurkan awan panas sejauh 7 kilometer dari puncaknya sekira pukul 14.30 WIB.
Luncuran kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal itu terjadi bersamaan dengan kondisi cuaca hujan dan kabut di wilayah pegunungan Semeru.
Arah sebaran abu bergerak menuju tenggara dan selatan mengikuti arah angin.
Sementara luncuran awan panas berjarak 5 kilometer dari puncak kawah Gunung Semeru mengarah ke aliran Kali Lanang hingga terlihat dari Sumbermujur Lumajang.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sementara ini sekira 16 menit 40 detik.
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi Sore Ini, Semburkan Awan Panas Setinggi Lebih dari 5.000 Meter
Akibat erupsi ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang menyalakan sirine peringatan bahaya di kawasan lereng Semeru, untuk memperingatkan warga.
Informasi ini diungkapkan oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lumajang, Isnugroho.
"Awan panas terekam mulai pukul 14.30 WIB, saat ini informasi terbaru sudah mencapai 5 kilometer dari puncak," jelasnya di Kantor BPBD Lumajang.
Pihaknya juga mengerahkan dua Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk memberi imbauan kepada warga agar menjauhi aliran sungai yang berhulu ke Semeru.
"Dua tim sudah kami terjunkan ke lokasi untuk mengimbau warga menjauh dari zona bahaya," ucap Isnugroho, dikutip dari Surya.co.id.
Berdasarkan laporan Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru, erupsi saat ini masih berlangsung.
Pantauan jurnalis Kompas.com, Miftahul Huda, kondisi di lereng Gunung Semeru tampak gelap karena tertutup kabut disertai hujan dan sambaran petir.
Warga juga sudah mulai meninggalkan rumahnya dan mencari tempat aman.
Japen, salah satu warga Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh mengatakan, ia dan keluarganya mulai mengungsi saat melihat kepulan asap membumbung di atas rumahnya.
Kini, Japen dan keluarga sudah berada di Balai Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro yang berjarak sekira 8 kilometer dari rumahnya.
Sekretaris Desa Penanggal Amin menyebut, pihaknya sudah menyiapkan balai desa untuk menjadi tempat pengungsian warga.
"Balai Desa Penanggal kami siapkan untuk tempat pengungsian, saat ini beberapa warga baik di Gunung Sawur maupun huntara sudah mulai berdatangan," jelasnya.
Baca juga: Status Gunung Semeru Naik Jadi Awas, Meletus 2.802 Kali Sepanjang 2025
Jembatan ditelan awan panas
Selain itu, Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur, Gatot Soebroto melaporkan Jembatan Gladak Perak yang berada di Dusun Besuk, Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro terpaksa ditutup.
Akses menuju jembatan tersebut ditutupi akibat terselimuti luncuran awan panas Gunung Semeru.
Dalam video yang beredar, awan panas muncul berwarna hitam gelap muncul dari sisi tebing, meluncur menembus jembatan. Oleh sebab itu, BPBD Jatim menutup akses.
“Saat ini, akses di Jembatan Gladak Perak ditutup,” kata Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Gatot Soebroto, Rabu (19/11/2025).
Gatot belum menjelaskan lebih lanjut sampai kapan Jembatan Gladak Perak akan dibuka kembali karena awan panas masih berlangsung.
Sebagai informasi, jembatan tersebut pernah rusak parah, hancur karena diterjang lahar dingin akibat letusan Semeru pada 4 Desember 2021 silam.
Imbauan BPBD
Pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menaikkan status Gunung Semeru menjadi awas.
"Kenaikan tingkat aktivitas gunung Semeru dari level III (SIAGA) ke Level IV (AWAS) pada pukul 17.00 WIB," ujar BNPB melalui keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com.
BPBD mengimbau warga tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Selanjutnya, warga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 2,5 kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Ketiga, warga harus mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Sementara dipantau dari CCTV SEMERU pukul 16.20 WIB, erupsi masih terus terjadi.
Gumpalan awan panas berwarna gelap meluncur dari puncak Gunung Semeru.
Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Aktivitas Gunung Semeru Meningkat, Awan Panas Meluncur Hingga 5 Km Pada Rabu 19 November 2025.
(Tribunnnews.com/Isti Prasetya, Endra Kurniawan, Surya.co.id/Erwin Wicaksono)(Kompas.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.