Jumat, 21 November 2025

Dosen Untag Semarang Meninggal

Buktikan Hubungan AKBP Basuki dengan Dosen Untag Semarang, Polisi Lengkapi Bukti Pendukung

Pihak kepolisian masih harus melengkapi bukti-bukti pendukung terkait hubungan AKBP Basuki dengan dosen Untag Semarang.

Penulis: Nuryanti
Polda Jateng via TribunJateng.com
AKBP BASUKI DIPATSUS - Bidpropam menahan AKBP Basuki di ruang tahanan khusus di rumah tahanan Polda Jateng, Kota Semarang, Rabu (19/11/2025) petang. Proses penahanan dilakukan selepas AKBP Basuki terbukti melanggar kode etik berupa tinggal seatap bersama perempuan tanpa ikatan perkawinan yang sah. 
Ringkasan Berita:
  • AKBP Basuki mengatakan sudah kumpul kebo dengan dosen muda Untag Semarang sejak 2020 atau selama 5 tahun.
  • AKBP Basuki menjadi saksi kunci karena perwira menengah itu berada satu kamar dengan korban saat peristiwa tersebut terjadi.
  • Pihak kepolisian masih harus melengkapi bukti-bukti pendukung terkait hubungan AKBP Basuki dengan dosen Untag Semarang.

TRIBUNNEWS.COM - Kasubdit Dalmas Direktorat Samapta Polda Jateng, AKBP Basuki, mengaku tinggal bersama dosen perempuan Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, Jawa Tengah, berinisial DLL (35).

AKBP Basuki menjadi sorotan karena menjadi orang yang pertama kali melaporkan kematian DLL.

DLL ditemukan tewas di sebuah kamar kos-hotel (kostel) di Jalan Telaga Bodas Raya Nomor 11 Karangrejo, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (17/11/2025) sekira pukul 05.30 WIB.

AKBP Basuki terbukti melakukan pelanggaran kode etik karena tinggal satu atap bersama DLL tanpa hubungan ikatan perkawinan yang sah.

Kini AKBP Basuki menjalani penempatan khusus (patsus) selama 20 hari.

AKBP Basuki mengatakan sudah kumpul kebo dengan dosen muda itu sejak 2020 atau selama 5 tahun.

Kumpul kebo adalah hidup bersama sebagai suami istri di luar pernikahan.

Meski begitu, nama DLL sudah dimasukkan ke dalam Kartu Keluarga (KK) dengan status family lain bersama istri dan satu anak AKBP Basuki.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, mengatakan keterangan itu baru sepihak dari AKBP Basuki.

Sehingga, kini pihak kepolisian masih harus melengkapi bukti-bukti pendukung terkait hubungan AKBP Basuki dengan dosen Untag Semarang.

Sementara, AKBP Basuki menjadi saksi kunci karena perwira menengah itu berada satu kamar dengan korban saat peristiwa tersebut terjadi.

Baca juga: Status AKBP Basuki dan Dosen Untag Semarang di KK, Tak Punya Ikatan Suami Istri, 5 Tahun Kumpul Kebo

"Untuk membuktikan keterangan itu, kami melakukan pemeriksaan kembali dan harus dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung."

"Sehingga kronologi ini benar-benar betul dapat kita runtut pasalan maupun kronologis awal komunikasi maupun hubungan asmara ini," jelas Artanto di Mapolda Jateng, Kota Semarang, Kamis (20/11/2025), dikutip dari TribunJateng.com.

Polda Jateng juga melakukan penyelidikan dugaan pidana dalam kasus ini.

Polisi masih mengidentifikasi alat bukti yang ada seperti handphone dan laptop korban.

Polisi juga meminta keterangan saksi lain di antaranya petugas hotel.

Di sisi lain, AKBP Basuki akan menjalani sidang kode etik profesi Polri sebelum masa penahanannya habis.

Bidpropam Polda Jateng memberikan sanksi kepada AKBP Basuki untuk ditahan selama 20 hari mulai 19 November hingga 8 Desember 2025.

Artanto menyebut, sidang kode etik akan dilakukan secepatnya. 

"Karena ini merupakan pelanggaran etik maka sanksi terberat adalah di PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat)" jelasnya.

Keluarga Korban Singgung Bercak Darah

Keluarga DLL menyebut kematian korban ada sejumlah kejanggalan di antaranya ada nomor asing yang menghubungi nomor seorang kerabat.

Nomor itu mengirimkan foto korban yang ditemukan tewas tanpa busana di sebuah kamar kos-hotel (kostel) Jalan Telaga Bodas Raya Nomor 11 Karangrejo, Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (17/11/2025) lalu.

Namun, foto itu dihapus oleh si pengirim.

Belakangan, keluarga baru mengetahui bahwa pengirim nomor asing tersebut diduga dari nomor pribadi AKBP Basuki.

"Iya bude kami mendapatkan kiriman foto dari nomor asing tapi kemudian dihapus oleh si pengirim."

"Dalam foto itu simpang siur (diduga ada bercak darah) sehingga menambah kecurigaan," ungkap kakak korban, Perdana Cahya Devian Melasco, di Kota Semarang, Kamis, dilansir TribunJateng.com.

Baca juga: Kebohongan AKBP Basuki Terbongkar, Akui Jalin Asmara dengan Dosen Untag, Sudah 5 Tahun Kumpul Kebo

PROSES EVAKUASI - Kepolisian melakukan evakuasi mayat perempuan berinisial DDL (35) di sebuah kamar hotel Jalan Telaga Bodas Raya Nomor 11 Karangrejo, Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (17/11/2025). Korban merupakan dosen muda di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang (Untag) yang ditemukan tewas pertama kali oleh seorang polisi berpangkat AKBP berinisial B.
PROSES EVAKUASI - Kepolisian melakukan evakuasi mayat perempuan berinisial DDL (35) di sebuah kamar hotel Jalan Telaga Bodas Raya Nomor 11 Karangrejo, Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (17/11/2025). Korban merupakan dosen muda di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang (Untag) yang ditemukan tewas pertama kali oleh seorang polisi berpangkat AKBP berinisial B. (Istimewa via Tribun Jateng)

Keluarga yang menaruh curiga atas kematian korban yang mendadak dan terkesan ditutup-tutupi, lantas memutuskan untuk melakukan autopsi.

"Kami akhirnya memutuskan autopsi karena merasa ada yang janggal di situ," jelas Devian.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto, mengatakan informasi-informasi kematian korban seperti adanya bercak darah di tubuh korban, barang bukti handphone dan laptop korban, serta bukti lainnya masih dilakukan pendalaman oleh penyidik.

"Barang-barang bukti tersebut sudah kami kirim ke laboratorium forensik."

"Kami juga akan meminta keterangan dari saksi kunci kejadian ini," terangnya.

Kata Keluarga DLL soal AKBP Basuki

Kerabat korban, Tiwi, sempat mengungkap bahwa DLL satu Kartu Keluarga (KK) dengan AKBP Basuki

"Iya korban satu KK dengan saksi pertama (AKBP Basuki), katanya sebagai saudara."

"Kecurigaan ini muncul ketika adik saya menanyakan alamat korban dengan saksi pertama kok sama, ternyata mereka satu KK, korban dimasukkan ke KK sebagai saudara," ungkap Tiwi kepada TribunJateng.com, Selasa.

Tiwi pun mengaku kaget atas keterkaitan antara korban dan saksi pertama.

Pasalnya, sejauh yang ia tahu, korban tak pernah menceritakan sosok polisi tersebut. 

"Kami baru tahu tadi siang (Selasa, 18 November 2025), hubungan korban dan saksi pertama infonya agar korban bisa pindah KTP Semarang maka masuk KK-nya saksi pertama," jelasnya.

Lalu, keluarga korban bertanya-tanya mengapa polisi tersebut tak muncul di rumah sakit ketika jenazah korban hendak dilakukan autopsi. 

"Kalau namanya saudara harusnya hadir karena sebagai saudara harusnya hadir, tapi sampai sore dia (polisi) itu tidak datang," tambah Tiwi.

Baca juga: Hasil Autopsi Dosen Untag, Kerabat Sebut Ada Aktivitas Berlebihan hingga Sebabkan Jantung Sobek

PERWIRA MENENGAH POLRI - Kasubdit Dalmas Ditsamapta Polda Jawa Tengah, AKBP Basuki, S.Pd., S.H., M.A.P., saat mengunjungi Mapolres Blora, Senin (19/02/2024). AKBP Basuki kini diamankan Propam Polda Jateng untuk diperiksa terkait kematian dosen perempuan Untag Semarang.
PERWIRA MENENGAH POLRI - Kasubdit Dalmas Ditsamapta Polda Jawa Tengah, AKBP Basuki, S.Pd., S.H., M.A.P., saat mengunjungi Mapolres Blora, Senin (19/02/2024). AKBP Basuki kini diamankan Propam Polda Jateng untuk diperiksa terkait kematian dosen perempuan Untag Semarang. (Instagram/@kapolres_blora)

Tiwi sebelumnya juga menyampaikan, korban mengeluarkan darah pada bagian hidung, mulut, dan alat kelamin.

Selain itu ada kejanggalan terkait informasi kematian korban yang berjarak cukup jauh.

Korban ditemukan meninggal pada Senin (17/11/2025) sekitar pukul 05.30 WIB, tapi keluarga baru menerima informasi kematian korban pada Senin petang.

Tiwi menambahkan, korban juga ditemukan dalam kondisi telanjang dan telentang begitu saja di lantai keramik tanpa alas apapun.

Keluarga DLL yang menerima foto itu lantas curiga atas kematian korban.

Pada bagian lain, wajah korban dalam foto tersebut juga sangat berbeda dengan kondisi semasa hidup.

"Informasinya keluar darah dari hidung dan mulut korban. Kemudian sekilas dari foto korban yang kami terima, ada bercak darah keluar dari bagian intim korban."

"Nah ini yang masih membuat keluarga korban masih merasa janggal atas kematian ini," ujarnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Pengakuan AKBP Basuki, Sudah Kumpul Kebo Dengan Dosen Untag Semarang Selama 5 Tahun Sejak Pandemi

(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJateng.com/Raf/Iwan Arifianto)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved