Minggu, 7 September 2025

Fenomena Astronomis Desember 2021 Pekan Kedua: Puncak Hujan Meteor Monocerotid hingga Geminid

Berikut beberapa fenomena astronomis bulan Desember 2021 yang dirilis oleh LAPAN pada pekan kedua, ada Puncak Hujan Meteor Monocerotid hingga Geminid.

Editor: Arif Fajar Nasucha
Instagram LAPAN
Berikut beberapa fenomena astronomis bulan Desember 2021 yang dirilis oleh LAPAN pada pekan kedua, ada Puncak Hujan Meteor Monocerotid hingga Geminid. 

Komet ini akan melintas dekat Bumi pada 12 Desember dengan jarak terdekatnya dari Bumi sejauh 0,233 satuan astronomi (sa) atau 34.857.000 km.

Saat melintas dekat Bumi, magnitudo komet Leonard mencapai +1,2 yang menandakan bahwa komet ini dapat disaksikan tanpa menggunakan alat bantu optik.

Sayangnya, komet ini hanya dapat disaksikan oleh wilayah pada lintang 29°LU atau lebih tinggi dari arah timur dekat konstelasi Ofiukus.

Sehingga, komet ini tidak dapat disaksikan di lintang rendah dan belahan selatan, termasuk Indonesia.

Komet ini akan mencapai perihelion pada 3 Januari 2022 dengan jarak 0,615 sa atau 92 juta km dari Matahari dengan magnitudo +5,8 yang menandakan bahwa komet ini hanya dapat disaksikan tanpa menggunakan alat bantu optik jika cuaca benar-benar cerah.

5. Puncak Hujan Meteor Sigma-Hydrid: 12-13 Desember 2021

Puncak Hujan Meteor Sigma-Hydridd
Puncak Hujan Meteor Sigma-Hydrid (Edukasi Sains Antariksa LAPAN)

Sigma-Hydrid adalah hujan meteor minor yang titik radiannya (titik asal kemunculan meteor) berada di dekat bintang Sigma Hydrae konstelasi Hydra yang berbatasan dengan konstelasi Monoceros.

Hujan meteor ini bersumber dari sisa debu benda langit yang tidak diketahui dan pertama kali diamati oleh Richard E. McCrosky dan Annette Posen.

Hujan meteor ini dapat disaksikan sejak pukul 21.15 waktu setempat hingga keesokan harinya saat akhir fajar bahari (25 menit sebelum terbenam Matahari) dari arah Timur hingga Barat.

Intensitas hujan meteor ini untuk Indonesia berkisar 2,9-3 meteor/jam (Sabang hingga P. Rote).

Hal ini karena titik radian berkulminasi pada ketinggian 77°-90° arah utara dan 86°-90° arah selatan, sedangkan intensitas hujan meteor saat di zenit sebesar 3 meteor/jam.

Pastikan cuaca cerah dan bebas dari penghalang maupun polusi cahaya di sekitar medan pandang.

Hal ini karena intensitas hujan meteor ini berbanding lurus dengan 100% minus persentase tutupan awan dan berbanding terbalik dengan skala Bortle (skala yang menunjukkan tingkat polusi cahaya, semakin besar skalanya maka semakin besar polusi cahaya yang timbul).

6. Puncak Hujan Meteor Geminid: 14-15 Desember 2021

Puncak Hujan Meteor Geminidd
Puncak Hujan Meteor Geminid (Edukasi Sains Antariksa LAPAN)

Geminid adalah hujan meteor utama yang titik radiannya (titik asal kemunculan meteor) berada di dekat bintang Alfa Geminorum (Castor) konstelasi Gemini.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan