Sabtu, 16 Agustus 2025

Kualitas Udara di Jakarta

Merindukan Hujan di Jakarta Saat Polusi Mengepung, Kapan Garam yang Disemai di Awan Menuai Hasil?

Hujan di Jakarta seolah jadi momen yang dirindukan saat polusi udara mengepung ibukota di pertengahan tahun 2023 ini.

Penulis: Anita K Wardhani
Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Awan hitam menyelimuti langit di Kawasan Moumen Nasioal, Jakarta Pusat, Senin (12/3/2018). BMKG memprediksi curah hujan di Jakarta masih sering terjadi . Hujan di Jakarta seolah jadi momen yang dirindukan saat polusi udara mengepung ibukota di pertengahan tahun 2023 ini. 

Selanjutnya kondisi ini akan dievaluasi mingguan.

"Nanti kita lihat lagi tanggal 28 Agustus (kualitas udaranya). Nanti dilihat lagi tanggal 2 dan tanggal 4. Nanti kita rapikan," ujarnya.

Siti memastikan Satgas Pengendalian Polusi Udara telah bergerak untuk identifikasi sumber pencemar udara di wilayah Jabodetabek.

Sebanyak 100 personil teknis fungsional yang terdiri dari unsur Pemerintah Daerah dan Kepolisian yang dipimpin langsung Dirjen Gakkum telah diterjunkan ke lapangan, untuk mengidentifikasi pencemaran udara di Jabodetabek.

Mengenal Metode Hujan Buatan untuk Atasi Pencemaran Jakarta

TMC - Petugas sedang memasukkan garam kedalam konsul garam untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Pangakalan Udara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Selasa (24/9). Hercules milik TNI AU diperbantukan untuk melakukan penyemaian awan atau hujan buatan yang langsung menebarkan empat ton garam di beberapa titik di Riau. Tribun Pekanbaru/Doddy Vladimir
TMC - Petugas sedang memasukkan garam kedalam konsul garam untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Pangakalan Udara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Selasa (24/9). Hercules milik TNI AU diperbantukan untuk melakukan penyemaian awan atau hujan buatan yang langsung menebarkan empat ton garam di beberapa titik di Riau. Tribun Pekanbaru/Doddy Vladimir (/)

Modifikasi cuaca dengan menerapkan hujan buatan di Jakarta pernah dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada 2019 silam.

Dikutip dari Kompas.com pada Sabtu (27/7/2019), Kepala BPPT, Hammam Riza mengatakan penerapan hujan buatan tersebut adalah yang pertama dilakukan di Indonesia.

Saat itu mengemuka tiga skenario teknologi modifikasi cuaca yang bisa digunakan untuk mengantisipasi pencemaran udara di Jakarta.

Skenario pertama yaitu dengan penyemaian awan dengan garam NaCl saat ada awan potensial agar hujan terjadi di wilayah Jakarta sehingga polutan yang ada di atmosfer Jakarta dan upwind bisa tersapu dan jatuh bersama air hujan.

Skenario kedua, apabila tidak ada awan potensial maka akan dilakukan penghilangan lapisan inversi menggunakan semai dry ice pada lapisan-lapisan inversi sehingga menjadi tidak stabil.

“Lapisan inversi ini menjadi salah satu penghalang bagi polutan untuk terbang secara vertikal, sehingga polutan terakumulasi di permukaan hingga di bawah lapisan inversi,” lanjut Seto.

Sedangkan skenario terakhir yaitu dengan metode water spraying dari darat menggunakan alat Ground Mist Generator yang akan ditempatkan di 10 lokasi di daerah upwind.

Nantinya, air akan disemprotkan menggunakan pesawat dari darat ke atmosfer.

Air yang disemprotkan itu bertujuan untuk mengikat polutan yang ada.

Operasi modifikasi cuaca di Jakarta ini juga didukung oleh TNI AU dari skadron 4 Lanud Abdurachman Saleh Malang dengan menyiapkan armada CASA.

(Tribunnews.com/Rina Ayu/Larasati Dyah Utami/Anita K Wardhani) (TribunnewsWIKI/Widi Hermawan)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan