Berita Viral
GEGER Meteor Jatuh di Cirebon hingga 10 Fenomena Astronomi 2025, Ada Gerhana Bulan dan Hujan Meteor
Dentuman di Cirebon disebu-sebut akibat meteor jatuh, sebelumnya BRIN pernah ungkap 10 fenomena astronomi yang bakal terjadi di tahun 2025.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mencatat sejumlah fenomena astronomi bakal terjadi pada tahun 2025 ini.
Di antaranya parade planet, gerhana bulan total, hujan meteor, dan okultasi planet/bintang terang
Terkini geger di Media sosial Tiktok dan Instagram video rekaman yang menyebutkan benda diduga meteor jatuh di dekat ruas tol Ciperna, Cirebon, Jawa Barat, hari Minggu malam, 5 Oktober 2025.
Benda diduga meteor tersebut kemudian memicu kebakaran di dekat lokasi jatuhnya.
Apakah benar benda yang jatuh tersebut meteor? hingga kini kabar tersebut masih buat geger jagad maya.
Sejumlah pihak terkait pun angkat bicara soal hasil temuan mereka mulai dari Jasamarga, Dandim, BMKG hingga peneliti BRIN.
10 Fenomena Astronomi 2025, Ada Okultasi Bintang, Gerhana Bulan, hingga Hujan Meteor
Berikut ini daftar fenomena astronomi yang akan terjadi pada 2025.
Ada beberapa fenomena astronomi 2025 di antaranya parade planet, gerhana bulan total, hujan meteor, dan okultasi planet/bintang terang, menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
"Parade planet di tahun 2025 merupakan fenomena ketika lima planet terdekat dari Bumi dapat diamati secara bersamaan dalam satu malam, yaitu planet Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Namun hanya empat planet yang dapat dilihat dengan mata telanjang, yaitu Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus," ungkap Gerhana Puananadra Putri, Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN.
Baca juga: 7 Hikmah yang Bisa Dipetik dari Peristiwa Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari
Selain itu, ada hujan meteor yang terjadi pada waktu yang kurang lebih sama.
Hujan meteor yang terjadi pada 2025 di antaranya hujan meteor quandrantids, lyrids, eta-aquarids, perseids, dan lainnya.
Peneliti BRIN itu mengatakan akan terjadi fenomena okultasi, yaitu peristiwa ketika satu objek langit menutupi objek lain.
"Di Indonesia, akan terjadi Okultasi Bintang Beta Taurii pada 11 Oktober 2025," jelasnya.
Fenomena astronomi lainnya yang dapat diamati dari Indonesia adalah gerhana Bulan total.
"Indonesia juga akan menyaksikan satu gerhana bulan total pada 7 September 2025. Peristiwa ini dimulai pukul 22.28 WIB hingga 8 September pukul 03.55 WIB," katanya, dikutip dari BRIN.
Fenomena Astronomi 2025:
Okultasi Bintang Beta Taurii
Okultasi Bintang Beta Taurii adalah fenomena astronomi ketika bintang Beta Tauri tertutup oleh bulan. Fenomena ini dapat diamati dari Indonesia pada 11 Oktober 2025. Bintang Beta Tauri adalah bintang raksasa B7 yang terletak di perbatasan antara rasi bintang Taurus dan Auriga.
Gerhana Bulan Total
Gerhana Bulan total adalah fenomena astronomis yang terjadi ketika seluruh permukaan Bulan masuk ke dalam bayangan umbra Bumi. Gerhana Bulan total terjadi ketika bayangan umbra adalah bayangan Bumi yang lebih kecil dan lebih tebal. Fenomena ini terjadi ketika posisi Bulan, Matahari, dan Bumi berada dalam satu garis lurus.

Hujan Meteor Quadrantid
Hujan Meteor Quadrantid adalah fenomena astronomi tahunan yang terjadi ketika sejumlah meteor terlihat bersinar di langit malam. Fenomena ini terjadi karena adanya serpihan benda luar angkasa yang disebut meteoroid yang memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi. Hujan Meteor Quadrantid dapat terlihat sekitar akhir Desember hingga tengah Januari tahun 2025.
Hujan Meteor Lyrids
Hujan Meteor Lyrids adalah fenomena astronomi yang terjadi setiap tahunnya pada bulan April. Fenomena ini merupakan salah satu hujan meteor tertua yang diketahui. Hujan meteor Lyrids dapat terlihat pada pertengahan bulan April tahun 2025.
Hujan Meteor Eta Aquariids
Hujan Meteor Eta Aquarids adalah fenomena langit yang terjadi ketika Bumi melintasi sisa debu komet Halley dan benda-benda luar angkasa lainnya. Fenomena ini paling baik dilihat dari belahan Bumi selatan atau dekat garis khatulistiwa. Hujan meteor Eta Aquariids dapat terlihat pada pertengahan April hingga Mei tahun 2025.
Hujan Meteor Perseids
Hujan meteor Perseids adalah fenomena astronomi yang terjadi ketika Bumi melintasi orbit komet Swift-Tuttle dan melewati puing-puing yang ditinggalkan komet tersebut. Hujan meteor ini dapat dilihat dengan mata telanjang jika cuaca cerah dan hangat. Hujan meteor Perseids terjadi pada pertengahan Juli hingga akhir Agustus tahun 2025.
Hujan Meteor Draconids
Hujan meteor Draconids dapat terlihat pada bulan Oktober tahun 2025. Hujan meteor Draconid adalah fenomena astronomis yang terjadi ketika Bumi melintasi sisa-sisa debu yang ditinggalkan oleh komet 21P/Giacobini-Zinner. Fenomena ini dinamakan Draconid karena titik radiasinya berada di rasi bintang Draco.

Hujan Meteor Orionids
Hujan meteor Orionids dapat terlihat pada bulan Oktober tahun 2025. Fenomena hujan meteor Orionids terjadi ketika Bumi melewati lintasan komet Halley. Hujan meteor ini berasal dari debu dan partikel kecil yang ditinggalkan oleh komet Halley.
Hujan Meteor Leonids
Hujan Meteor Leonid adalah fenomena astronomi yang terjadi setiap tahun ketika Bumi melewati puing-puing komet 55P/Tempel-Tuttle. Hujan meteor ini terjadi setiap tahun dan merupakan salah satu hujan meteor tertua. Fenomena hujan meteor Leonids dapat terlihat pada bulan November tahun 2025.
Hujan Meteor Geminid
Fenomena hujan meteor merupakan fenomena yang terjadi beberapa kali setiap tahunnya. Hujan meteor Geminid terjadi ketika Bumi melewati jalur debu yang ditinggalkan oleh asteroid 3200 Phaethon. Hujan meteor Geminid dapat terlihat pada bulan Desember tahun 2025.
Pernyataan Mengejutkan dari Peneliti BRIN: Kemungkian Besar Meteor Ukurannya Cukup Besar
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaludin, turut memberikan penjelasan ilmiah terkait fenomena tersebut.
Berdasarkan sejumlah kesaksian dan rekaman CCTV, ia menyimpulkan bahwa benda bercahaya itu kemungkinan besar merupakan meteor berukuran cukup besar.
“Saya menduga itu meteor yang melintas dari arah barat daya, memasuki wilayah Kuningan–Kabupaten Cirebon sekitar pukul 18.35–18.39 WIB,” kata Thomas, Minggu malam.
Thomas menjelaskan bahwa suara dentuman terjadi akibat gelombang kejut ketika meteor memasuki lapisan atmosfer yang lebih rendah.
“Saat gesekan dengan udara makin kuat, meteor menimbulkan tekanan besar hingga menghasilkan suara ledakan,” jelasnya.
Kesimpulan tersebut didasarkan pada tiga bukti utama: Suara dentuman keras yang terdengar di wilayah Kuningan dan Cirebon. Getaran kecil yang sempat terdeteksi oleh sensor BMKG Cirebon pada pukul 18.39.12 WIB dan Rekaman CCTV yang memperlihatkan bola api meluncur cepat di langit sekitar pukul 18.35 WIB.
Hasil Pengecekan Jasamarga ke Lokasi
Dikutip dari TribunCirebon, Pihak Jasa Marga selaku pengelola tol bersama aparat TNI Kodim 0620/Kabupaten Cirebon telah menelusuri lokasi yang disebut-sebut menjadi titik jatuhnya meteor, tepatnya di sekitar Gerbang Tol Mertapada KM 219.
Namun, setelah dilakukan pengecekan di lapangan, informasi tersebut dipastikan tak benar.
“Hasil pengecekan di lapangan nihil. Tidak ditemukan tanda-tanda meteor jatuh maupun kebakaran di sekitar lokasi," ujar petugas Jasa Marga yang didampingi personel Kodim 0620/Kabupaten Cirebon, seperti dikutip dari grup resmi Pusdalops PB BPBD Kabupaten Cirebon, Senin (6/10/2025) dini hari.
"Jadi bisa dipastikan informasi itu tidak benar,” sambungnya.

Kata Dandim Kabupaten Cirebon: Tidak Ada Meteor Jatuh
Sementara, Dandim 0620/Kabupaten Cirebon, Letkol Inf M Yusron menegaskan, bahwa peristiwa kebakaran di ruas tol yang dikaitkan dengan meteor hanyalah berita lama yang kembali diunggah ulang oleh warganet.
"Soal kebakaran di ruas tol Ciperna yang beredar di media sosial itu berita lama. Jangan asal nge-share dan memperkeruh suasana."
"Ketika tidak ada bukti nyata di lapangan, kita tetap tenang dan jangan termakan oleh berita-berita hoaks yang tidak jelas sumbernya,” tegas Letkol Inf M Yusron dalam keterangannya resmi.
Ia juga menjelaskan, hingga saat ini tidak ditemukan adanya benda langit yang jatuh di wilayah Cirebon.
"Dari hasil pengecekan di lapangan, tidak ditemukan adanya meteor yang jatuh."
"Apabila ada warga yang melihat kilatan cahaya, itu bisa saja terjadi, namun ketika sudah jatuh ke bumi, meteor kemungkinan besar akan habis terbakar di atmosfer,” ujarnya.
Yusron menambahkan, berdasarkan hasil pemantauan sementara, tidak ada peristiwa kebakaran di wilayah Kabupaten Cirebon pada malam kejadian.
"Untuk berita terbakar di wilayah Kabupaten Cirebon saat ini tidak ada, berdasarkan hasil pengecekan sementara di lapangan,” tuturnya.
Dengan demikian, masyarakat diimbau tidak mudah percaya dan menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, terutama di media sosial.
BMKG Stasiun Kertajati Kumpulkan Data
Kepala Tim Kerja Prakiraan, Data, dan Informasi BMKG Stasiun Kertajati, Muhammad Syifaul Fuad, menjelaskan bahwa pihaknya masih mengumpulkan data awal untuk memastikan sumber suara dan cahaya tersebut.
“Dari sisi meteorologi, dentuman bisa disebabkan oleh sambaran petir, gempa bumi, atau longsor. Namun, saat kejadian, kondisi cuaca di wilayah Cirebon terpantau cerah berawan tanpa adanya awan konvektif atau aktivitas cuaca ekstrem,” jelas Fuad, dikutip dari TribunCirebon.
Ia menambahkan, hasil pemantauan BMKG sejauh ini belum menunjukkan adanya getaran signifikan maupun fenomena meteorologis yang tidak biasa.
“Fenomena seperti meteor atau benda langit bukan kewenangan BMKG, melainkan lembaga antariksa seperti BRIN,” ujarnya.
Menurut Fuad, dari sisi meteorologi, dentuman keras bisa dipicu oleh beberapa faktor seperti sambaran petir, aktivitas gempa bumi, atau peristiwa longsor.
Namun, berdasarkan hasil pemantauan, kondisi cuaca di Cirebon saat kejadian terpantau cerah berawan tanpa adanya potensi hujan atau badai petir.
“Biasanya suara ledakan atau getaran berasal dari awan konvektif akibat sambaran petir. Tapi dari citra satelit, tidak ditemukan adanya awan konvektif di sekitar wilayah Cirebon saat peristiwa terjadi,” ujar Fuad di Cirebon, Minggu malam.
Heboh Benda Diduga Meteor Jatuh Picu Kebakaran di Dekat Tol Ciperna Cirebon
Media sosial Tiktok dan Instagram dikejutkan oleh beredarnya sebuah video rekaman yang menyebutkan benda diduga meteor jatuh di dekat ruas tol Ciperna, Cirebon, Jawa Barat, hari Minggu malam, 5 Oktober 2025.
Benda diduga meteor tersebut kemudian memicu kebakaran di dekat lokasi jatuhnya.
Rekaman video tersebut antara lain beredar di akun Instagram @topjabar.co. Pada caption unggahan videonya ditulis:
"Diduga meteor mendarat di dekat area tol ciperna Minggu malam.
Sebelumnya ramai sebuah cahaya terlihat dari kawasan Cirebon Jawa Barat."

Video tersebut menampilkan rekaman video dari kamera ponsel pengguna jalan tol Trans Jawa yang melintas di dekat lokasi merekam api yang berkobar di seberang jalan tol tempat kendaraannya melintas dengan suasana kendaraan yang lalu lalang.
Video serupa juga diunggah akun Instagram @bogordailynews.
Pada caption video yang diunggah dituliskan keterangan lebih panjang:
"Warga di kawasan Cirebon, Jawa Barat, dikejutkan dengan kemunculan cahaya terang di langit pada Minggu malam, 5 Oktober 2025. Cahaya tersebut diduga berasal dari meteor yang jatuh dan disebut-sebut mendarat di dekat area Tol Ciperna.
Informasi mengenai kejadian ini ramai dibagikan di media sosial, khususnya Instagram dan TikTok. Dalam video yang viral, terlihat kilatan cahaya melintas cepat di langit sebelum menghilang di arah barat daya."
Sejumlah netizen yang penasaran memberikan beragam tanggapan.
Diantaranya seperti yang ditulis netizen pemilik akun @bunda-ql:
"Tadi ge asa ngadenge da suara ngadentum kitu, teuing bener eta suara meteor nepi ka bogor , apa teuing aya naon kitu ..."
Terjemahannya kira-kira:
"Kukira aku mendengar suara menggelegar tadi, itu benar-benar suara meteor yang menghantam tanah, apa-apaan ini yang terjadi..."
Baca juga: Geger Dentuman Misterius di Cirebon, TNI Bantah Meteor Jatuh di Dekat Tol Ciperna
Masih belum dipastikan benda apa yang memicu kebakaran tersebut. Api berkobar cukup tinggi.
Pada Rabu, 18 Agustus 2010 malam sekitar pukul 21.00 WIB, masyarakat Cirebon pernah membicarakan tentang jatuhnya benda dari langit yang diduga adalah meteor.
Sebuah benda langit jatuh di daerah Terasana Baru, Babakan, Cirebon, ditandai suara gemuruh saat benda itu jatuh dan didengar sejumlah warga.
Benda tersebut mengeluarkan cairan seperti lava berwarna biru, setelah jatuh ke tanah.
Namun lembaga antariksa LAPAN yang menurunkan tim ke lokasi pasca kejadian menegaskan benda itu bukan bagian dari hujan meteor Parseid, yang menurut LAPAN memang terjadi selama minggu kedua Agustus 2010.
(tribun network/thf/TribunJakarta.com/TribunCirebon.com/Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 10 Fenomena Astronomi 2025, Ada Okultasi Bintang, Gerhana Bulan, hingga Hujan Meteor,
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul CEK Fakta: Benarkah Meteor Jatuh di Cirebon hingga Kebakaran? Peneliti BRIN Ungkap Hasil Temuan,
Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul Tidak Ada Kebakaran di Ruas Tol Ciperna Cirebon, Isu Meteor Jatuh Dipastikan Hoaks,
Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul Peneliti BRIN Bongkar Asal Usul Suara Misterius Dentuman saat Meteor Melintasi Cirebon,
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.