Kamis, 28 Agustus 2025

Gempa di Sulteng

Hari Ini Evakuasi Korban Gempa di Sulteng Dihentikan, Jokowi Sebut Data 200 Polisi Terseret Tsunami

Pemerintah memutuskan untuk menghentikan proses evakuasi dan pencarian korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng) per Kamis (11/10/2018)

Penulis: Daryono
TRIBUN/DANY PERMANA
Warga berusaha mencari anggota keluarganya yang menjadi korban tanah amblas di kawasan Perumnas Balaora, Palu, Senin (8/10/2018). Akibat gempa dan tsunami yang menggoyang Sulawesi Tengah, kawasan Perumnas Balaora tersebut mengalami tanah amblas yang mengakibatkan ribuan orang diduga masih tertimbun di area tersebur. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

Jenazah yang ditemukan setelah 14 hari bencana dinilai berpotensi membawa penyakit dan dampak buruk untuk masyarakat.

2. Sudah diperpanjang

Kondisi Perumnas Balaroa pasca dilanda Gempa terekam kamera drone, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), Jumat (5/10). Gempa yang menerjang Palu berkekuatan 7.7 SR pada Jumat (28/9/2018) diperkirakan  ratusan orang tewas hingga kini masih tertimbun dan evakuasi terus dilakukan di Perumahan tersebut. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Kondisi Perumnas Balaroa pasca dilanda Gempa terekam kamera drone, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), Jumat (5/10). Gempa yang menerjang Palu berkekuatan 7.7 SR pada Jumat (28/9/2018) diperkirakan ratusan orang tewas hingga kini masih tertimbun dan evakuasi terus dilakukan di Perumahan tersebut. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR (TRIBUN TIMUR/TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR )

Sutopo mengatakan, sesuai prosedur, masa evakuasi korban dalam sebuah bencana sebenarnya hanya dilakukan selama 7 hari.

Namun, tim SAR dalam hal ini telah memperpanjang upaya tersebut menjadi 14 hari.

Namun demikian, meski pencarian korban dihentikan, masa tanggap darurat bencana belum tentu dihentikan juga pada hari ini.

Keputusan tersebut hingga saat ini masih dibahas dan kemungkinan akan diperpanjang dari pengumuman tanggap darurat sebelumnya hingga 11 Oktober.

3. Warga ikhlas

Personel ACT Kaltim bersama tim SAR gabungan melakukan pencarian korban, serta evakuasi di beberapa wilayah yang terdampak gempa dan tsunami, di antaranya di Rumah Sakit Undata, Hotel Roa Roa dan Petobo.
Personel ACT Kaltim bersama tim SAR gabungan melakukan pencarian korban, serta evakuasi di beberapa wilayah yang terdampak gempa dan tsunami, di antaranya di Rumah Sakit Undata, Hotel Roa Roa dan Petobo. (HO/MRI ACT Kaltim)

Menurut Sutopo pula, warga yang masih kehilangan anggota keluarga atau kerabatnya sudah mengikhlaskan proses pencarian dihentikan.

Namun demikian, menurut dia, meski pemerintah dan tim SAR sudah menghentikan proses pencarian, warga yang masih ingin mencari anggota keluarga yang hilang tetap diperbolehkan melakukan pencarian.

Relawan diperbolehkan untuk membantu.

Berakhirnya masa evakuasi korban bencana Sulteng, lanjut Sutopo, akan ditutup dengan acara doa bersama di tiga wilayah, yaitu Kelurahan Balaroa, Petobo, dan Jono Oge.

Di ketiga daerah ini diperkirakan masih terdapat ribuan korban hilang yang tertimbun reruntuhan bangunan dan lumpur.

***

Rangkaian gempa mengguncang Sulawesi Tengah pada 28 September 2018.

Gempa bermagnitudo 7,4 yang tertinggi memicu tsunami dan likuefaksi.

Akibatnya, 2.045 korban meninggal dunia, 671 orang hilang dan 10.679 jiwa luka berat.

Baca: BNPB: Korban Tewas Gempa-Tsunami Sulteng Mencapai 2.073 Orang

Selain itu, sebanyak 67.310 rumah, 2.736 sekolah rusak, 20 fasilitas kesehatan dan 12 titik jalan rusak berat.

Sebanyak 82.775 warga mengungsi di sejumlah titik di Palu, Donggala dan Sigi.

(Tribunnews.com/Daryono/Kompas.com)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan