Kamis, 13 November 2025

Maulid Nabi Muhammad SAW 1440 H

Asal Mula Sekaten, Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Keraton Yogyakarta dan Surakarta

Sekaten yang menjadi tradisi perayaan Maulid Nabi di Keraton Yogyakarta dan Surakarta berasal dari bahasa Arab syahadatain.

Editor: Fathul Amanah
zoom-inlihat foto Asal Mula Sekaten, Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Keraton Yogyakarta dan Surakarta
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
Alunan Gamelan Kyai Guntur Madu - Abdi Dalem Keraton Yogyakarta memainkan gamelan Kyai Guntur Madu di kompleks Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, Jumat (18/1). Tradisi setiap perayaan Sekaten tersebut selalu dinanti oleh warga yang meyakini bahwa alunan bunyi gamelan tersebut dapat menghadirkan berkah serta ketentraman dalam kehidupan mereka. Kompas/Ferganata Indra Riatmoko (DRA)

Di Karaton Surakarta tradisi menabuh gamelan dilaksanakan di Bangsal Pagongan, Mesjid Agung Karaton Surakarta.

Yang harus disimak dari Gendhing-gendhing Gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari adalah makna yang ada di dalamnya.

Setidaknya ada dua kebenaran yang hendak disampaikan.

Pertama adalah Syahadat Taukhid, yakin pada adanya Allah SWT, dilambangkan dalam gendhing ‘Rembu’.

Berasal dari kata Robbuna yang artinya Allah Tuhanku yang dikumandangkan dari gamelan Kyai Guntur Madu.

Perkara kedua adalah Syahadat Rosul dari Gamelan Kyai Guntur Sari, yakni Gendhing ‘Rangkung’.

Rangkung berasal dari kata Roukhun yang artinya Jiwa Besar atau Jiwa Yang Agung.

Semua tidak hanya sebagai tontonan atau hiburan belaka.

(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved