Senin, 3 November 2025

Rapper Saykoji hingga Sonia Fergina Meriahkan CultureVerse: Perayaan Bahasa, Seni, dan Kreativitas

Rapper ternama Saykoji, musisi Aziz ‘Comi’ dari band Payung Teduh, penulis Sofi Meloni, serta Puteri Indonesia 2018 Sonia Fergina,

|
Penulis: Willem Jonata
Editor: Wahyu Aji
HandOut/IST
Faculty of Humanities BINUS University sukses menggelar CultureVerse 2025, sebuah festival multikultural yang menghadirkan perayaan bahasa, seni, kreativitas, dan kuliner pada 20-21 Oktober 2025 di BINUS @Kemanggisan, Anggrek Campus. Festival ini menjadi wadah bagi tiga program sastra unggulan BINUS University yaitu Japanese Popular Culture, Creative Digital English, dan Global Business Chinese untuk menampilkan keunikan dan inovasi masing-masing program bersama dengan generasi muda. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rapper ternama Saykoji, musisi Aziz ‘Comi’ dari band Payung Teduh, penulis Sofi Meloni, serta Puteri Indonesia 2018 Sonia Fergina, bakal hadir dalam Talk Show Creative Expression dan performance, yang menjadi puncak CultureVerse 2025, pada 21 Oktober.

CultureVerse 2025, merupakan festival multikultural yang menghadirkan perayaan bahasa, seni, kreativitas, dan kuliner di Anggrek Campus, BINUS, Kemanggisan.

Talkshow ini menegaskan bagaimana bahasa dapat bertransformasi menjadi medium kolaborasi seni, musik, dan sastra.

Dalam sambutannya, Dekan Faculty of Humanities BINUS University, Dr. Elisa Carolina Marion, CultureVerse 2025 menjadi bukti bahwa belajar bahasa asing tidak hanya soal teori, tetapi juga bagaimana bahasa bisa membuka ruang untuk kreativitas, kolaborasi, dan pengalaman nyata.

"Melalui festival ini, kami ingin menunjukkan bahwa mahasiswa BINUS University mampu menjadi generasi yang kreatif, terbuka pada budaya, dan siap bersaing di dunia global," ujarnya.

Dengan tema besar “Celebrate the Future Through Language, Art, and Creativity”, CultureVerse 2025 mendatangkan pengalaman multikultural yang meriah dan bermakna.

Festival ini menjadi wadah bagi tiga program sastra, yaitu Japanese Popular Culture, Creative Digital English, dan Global Business Chinese untuk menampilkan keunikan dan inovasi, yang melibatkan generasi muda.

Di era sekarang, budaya populer, teknologi digital, dan interaksi lintas budaya semakin memengaruhi kehidupan sehari-hari.

Fenomena seperti maraknya pop culture yang semakin diminati para generasi muda dan cenderung menjadi tren telah membentuk cara mereka belajar, berkreasi, dan berinteraksi.

Maka dari itu, ketiga program ini hadir untuk menjawab kebutuhan nyata generasi muda yang tidak lagi hanya menjadi penikmat budaya, tetapi juga menjadi pencipta dan penggerak tren.

Program Japanese Popular Culture (JPC), misalnya, merespons gelombang J-pop yang telah menjadi gaya hidup generasi Z di seluruh dunia melalui kegiatan seperti Coswalk Competition, J-Pop Karaoke Session, dan Japanese Pop Quiz Competition, mahasiswa dan pengunjung diajak lebih dekat dengan dunia pop

Jepang yang selama ini mereka nikmati lewat anime, manga, musik, dan fashion.

Sementara itu, Calligraphy Session menghadirkan harmoni antara tradisi Jepang yang klasik dengan semangat kreatif para generasi muda saat ini.

Di sisi lain, Creative Digital English (CDE) mengangkat fenomena era digital storytelling di mana bahasa Inggris menjadi bahasa internasional yang mendorong para generasi muda untuk berekspresi.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor BINUS University, Prof. Dr. Engkos Achmad Kuncoro, mengapresiasi kolaborasi tiga program sastra di Faculty of Humanities.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved