Sabtu, 22 November 2025

Daftar Pemenang Festival SenengMinton Semarang 2025: Abdul Karim Cetak Waktu 47 Detik

Selain Semarang, festival ini juga telah berlangsung di Kudus, Solo, dan Purwokerto sebagai upaya memperluas pembinaan bulutangkis

HandOut/IST
RINTANGAN BULUTANGKIS - Suasana pertandingan Festival SenengMinton Semarang 2025 di Polytron Stadium Undip tampak penuh semangat saat peserta melewati berbagai tantangan ketangkasan. Anak-anak kelas 1–3 SD diuji melalui rintangan Service to Target, Shuttle Run, Pyramid Shuttlecock, Throwing The Shuttlecock, dan Zig Zag Run. 

Daftar Pemenang Festival SenengMinton Semarang 2025: Abdul Karim Cetak Waktu 47 Detik

TRIBUNNEWS.COM — Semangat berolahraga memenuhi Polytron Stadium, Universitas Diponegoro, saat Bakti Olahraga Djarum Foundation bersama Pengprov PBSI Jawa Tengah menggelar Festival SenengMinton Semarang 2025, Kamis (20/11/2025). 

Sebanyak 510 siswa kelas 1–3 SD dari 17 sekolah turut berkompetisi dalam rangkaian fun games yang dirancang untuk memperkenalkan olahraga bulutangkis dengan cara yang menyenangkan.

Selain Semarang, festival ini juga telah berlangsung di Kudus, Solo, dan Purwokerto sebagai upaya memperluas pembinaan olahraga di berbagai kota di Jawa Tengah.

Baca juga: Ratusan Siswa Adu Cepat, Ini Hasil Lengkap Festival SenengMinton Solo 2025

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, menegaskan bahwa kegiatan ini memiliki misi besar dalam pengembangan olahraga bulutangkis.

“Kami ingin mengobarkan semangat dan menumbuhkan rasa cinta terhadap bulutangkis dari level usia dini, dengan harapan proses pembibitan dapat dimulai dengan cara yang terstruktur dan masif. Kami yakin membentuk atlet yang tangguh dan handal dimulai dari rasa senang terhadap jenis olahraganya,” jelasnya.

Melalui format fun games, Yoppy berharap festival ini menjadi pintu masuk bagi anak-anak untuk mengenal teknik dasar bulutangkis sambil berolahraga secara aktif dan menyenangkan.

Ketua Umum Pengprov PBSI Jawa Tengah, Basri Yusuf, menekankan pentingnya festival ini sebagai bagian dari ekosistem pembinaan olahraga.

“Seluruh rangkaian kegiatan Festival SenengMinton kami kemas dengan unsur-unsur yang berkaitan langsung dengan bulutangkis, sekaligus sebagai upaya untuk mensosialisasikan olahraga ini kepada siswa sekolah dasar. Melalui dukungan masyarakat, pembinaan atlet dari akar rumput akan semakin kuat,” ujar Basri.

Ia menambahkan bahwa Semarang dipilih karena rekam jejaknya sebagai lumbung atlet, dan diharapkan kegiatan ini mampu mengidentifikasi calon pebulutangkis berbakat yang dapat terus dibina secara berkelanjutan.

“Regenerasi selama ini berjalan di klub saja. Dengan ajang ini, kami ingin menyentuh level sekolah agar pembinaan menjadi lebih terarah,” tegasnya.

RINTANGAN BULUTANGKIS - Suasana pertandingan Festival SenengMinton Semarang 2025 di Polytron Stadium Undip tampak penuh semangat saat peserta melewati berbagai tantangan ketangkasan. Anak-anak kelas 1–3 SD diuji melalui rintangan Service to Target, Shuttle Run, Pyramid Shuttlecock, Throwing The Shuttlecock, dan Zig Zag Run.
RINTANGAN BULUTANGKIS - Suasana pertandingan Festival SenengMinton Semarang 2025 di Polytron Stadium Undip tampak penuh semangat saat peserta melewati berbagai tantangan ketangkasan. Anak-anak kelas 1–3 SD diuji melalui rintangan Service to Target, Shuttle Run, Pyramid Shuttlecock, Throwing The Shuttlecock, dan Zig Zag Run. (HandOut/IST)

Lima Rintangan Bulutangkis

Aroma kompetisi olahraga terasa kuat melalui sistem penilaian perorangan berdasarkan catatan waktu tercepat. Untuk kategori kelas 3, peserta harus menaklukkan lima rintangan: Service to Target, Shuttle Run, Pyramid Shuttlecock, Throwing The Shuttlecock, dan Zig Zag Run.

Sementara untuk kelas 1 dan 2, permainan dilakukan tanpa Service to Target. Setiap tantangan dirancang untuk menguji ketangkasan, koordinasi, motorik, hingga kemampuan dasar bulutangkis dalam format permainan atletik.

Shuttle Run menuntut kecepatan dan kelincahan; Pyramid Shuttlecock melatih ketepatan dan koordinasi tangan; Zig Zag Run mendorong kelincahan dalam pola gerak yang menyerupai pola footwork bulutangkis.

Setiap peserta harus menekan tombol timer sebagai tanda penyelesaian, menghadirkan nuansa kompetisi layaknya pertandingan olahraga sungguhan.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved