Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
Penjelasan PSSI Soal Pintu-Pintu di Stadion Kanjuruhan Tak Terbuka Seusai Laga Arema vs Persebaya
Tak terbukanya pintu masuk diduga menjadi salah satu alasan banyaknya korban yang meregang nyawa di Stadion Kanjuruhan.
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom
Penjelasan PSSI Soal Pintu-Pintu di Stadion Kanjuruhan Tak Terbuka Seusai Laga Arema vs Persebaya
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah sorotan mengarah terhadap dugaan penyebab terjadinya tragedi Kanjuruhan pasca-laga Arema vs Persebaya.
Satu di antara yang banyak dibicarakan adalah tak terbukanya sejumlah pintu masuk Stadion Kanjuruhan pasca-laga Arema vs Persebaya.
Terkait hal tersebut, Federasi Sepak Bola Indonesia, PSSI memberikan penjelasan.
Baca juga: Temuan Sementara Komnas HAM Soal Tragedi Kanjuruhan: Hanya 2 Pintu Stadion Terbuka Saat Kejadian
Baca juga: PSSI Sebut Panpel Arema FC Tak Buka Pintu Keluar Jelang Pertandingan Berakhir
Tragedi Kanjuruhan pascal aga Arema FC vs Persebaya Surabaya masih hangat dibicarakan hingga saat ini.
Salah satu topik pembahasan yang masih dipertanyakan sebagian pihak mengenai pintu Stadion Kanjuruhan yang tidak terbuka.
Pasalnya, hal itu diduga menjadi salah satu alasan banyaknya korban yang meregang nyawa di Stadion Kanjuruhan.
Setelah sejumlah pendukung turun langsung ke lapangan, pihak keamanan langsung menembakkan gas air mata ke area tribun penonton.
Baca juga: Ayah Korban Tragedi Kanjuruhan Punya Firasat Aneh Sebelum Musibah, Larang Putra Berangkat Maghrib

Akibatnya, para penonton panik dan langsung berhamburan untuk keluar stadion.
Namun, ada sejumlah pintu Stadion Kanjuruhan Malang yang tidak terbuka dan mengakibatkan para penonton berhimpitan.
Mengenai alasan sebagian pintu stadion tertutup, Ketua Komite Wasit PSSI, Ahmad Riyadh buka suara.
Dilansir dari Kompas.com, Ahmad Riyadh menjelaskan bahwa pertandingan Arema FC vs Persebaya belum berakhir.
“Pintu tidak dibuka seluruhnya. Ada sebagian dibuka, dan sebagian tidak."
"Ketepatan komando yang disuruh buka pintu sebelah sana belum melaksanakan tugas. Itu alasannya,” ucap Ahmad Riyadh.
Baca juga: Achsanul Qosasi Desak Semua Pengurus PSSI Mundur Buntut Tragedi Kanjuruhan, Apa Jawaban Iwan Bule?

“Jadi, memang ada fakta juga, jangan terlalu mepet (membuka pintu stadion) dalam statuta 10 menit dari pertandingan akhir,” ungkapnya.
“Namun, Panpel melihat situasi di luar stadion yang gerombolan di luar bisa masuk ke dalam stadion dan masuk untuk menonton laga,” ujar Ahmad.
Dengan demikian, panitia pelaksana juga tidak membuka pintu Stadion Kanjuruhan.
“Kadang-kadang itu yang menjadi pertimbangan sehingga terkadang disamakan dengan peluit akhir,” tutur Ahmad.
“Kadang-kadang juga dua menit akhir baru dibuka. Ini kondisi yang ada di lapangan.”
“Itu yang dinilai investigasi dan bakal menjadi sistem keamanan terbaru dari PSSI dan Polri,” katanya. (Sumakwan Wikie Riaja/BolaStylo)