Teknologi Qiscus Dukung Startup Program Amoeba Telkom Indonesia untuk Kembangkan Aplikasi Chat
Nama-nama seperti HiApp, CallinInd, ataupun liteBIG adalah beberapa contoh dari pemain lokal di Indonesia mengembangkan produk perpesanan instan
Editor:
Eko Sutriyanto
Reza Akhmad Gandara, CEO dan Co-Founder Kiwari, aplikasi Kiwari Chat hadir untuk menjawab kebutuhan akan aplikasi chat asli buatan Indonesia.
Menurutnya, selama ini masyarakat Indonesia menggunakan produk chat milik luar negeri untuk berkomunikasi sehari-hari.
“Tanpa sadar kita sebenarnya sedang membagikan informasi yang sensitif maupun yang bersifat rahasia saat berkomunikasi dan kebanyakan pengguna tersebut tidak tahu kalau bisa saja informasi tersebut disalahgunakan,” ujar Reza.
Hadirnya Kiwari Chat, menurut Reza, merupakan jawaban atas isu perihal privasi data yang saat ini mungkin belum menjadi fokus dari setiap pengguna chat di Indonesia.
Kiwari, dalam hal ini, berkomitmen untuk terus menjaga privasi dan keamanan berkomunikasi penggunanya.
Reza juga menambahkan, Kiwari Chat didesain untuk pengguna di Indonesia.
Artinya, produk ini dibuat dengan karakteristik yang menyesuaikan dengan kondisi pengguna di Indonesia. Salah satu yang menjadi fokus adalah isu di mana masih banyak pengguna di Indonesia yang memiliki ponsel dengan memori terbatas.
Menjawab hal ini, Kiwari Chat menawarkan berbagai kelebihan yang tidak dimiliki oleh aplikasi perpesanan yang banyak digunakan di Indonesia, seperti misalnya metode penyimpanan berbasis cloud.
“Dengan demikian, pengguna chat dengan memori ponsel yang terbatas pun tidak perlu merasa khawatir,” imbuh Reza.
Baca: Viral, Wanita Berdaster Pesan Bakso Pakai Aplikasi Tolak Bayar, Salahkan Google, Ini Katanya
Layaknya aplikasi yang sedang dikembangkan, Kiwari terus berupaya untuk meningkatkan fitur dan performa chat agar mampu memenuhi ekspektasi pengguna yang sebelumnya telah familiar dengan aplikasi perpesanan instan lainnya.
Menurut Delta, hadirnya pemain-pemain lokal seperti Kiwari merupakan sinyal positif.
Pasalnya saat ini di Indonesia pengembangan aplikasi perpesanan instan masih menjadi tantangan.
Tidak hanya untuk berkompetisi memenangkan persaingan dengan sesama pemain lokal, namun juga pada bagaimana mereka berkompetisi dengan produk lain dari luar yang telah ada jauh sebelumnya.
Adapun keputusan untuk menggunakan chat engine dari Qiscus, menurut Reza, dipandang sebagai langkah yang strategis.
“Ini akan membuat kami fokus pada pengembangan fitur lain yang lebih kompleks untuk disajikan pada pengguna akhir,” ungkapnya.