Kamis, 6 November 2025

Rumah Pendiri DeepSeek di Desa Terpencil China Kini Ramai Dikunjungi Warga

Ini adalah kota kecil yang dikelola oleh kota setingkat prefektur Zhanjiang, di provinsi Guangdong.

Editor: Hasanudin Aco
Weibo Via SCMP
PENDIRI AI- Liang Wenfeng, pendiri DeepSeek, kampung halamannya kini ramai dikunjungi warga 

 

Kampung halaman pendiri DeepSeek jadi tempat wisata populer. Alhasil pemerintah merenovasi kampung terpencil itu. Pemerintah mendanai renovasi dengan penanaman pohon, pelebaran jalan, dan serangkaian pembongkaran untuk menyenangkan penduduk setempat

TRIBUNNEWS.COM, CHINA -  Sebuah desa terpencil dan terbelakang di Cina selatan telah menjadi tempat wisata menyusul keberhasilan besar perusahaan kecerdasan buatan (AI) Cina DeepSeek, karena pendirinya berasal dari sana.

"Ledakan pariwisata telah mendorong pemerintah setempat untuk mengeluarkan dana guna merenovasi seluruh dusun tersebut," demikian laporan Southern Countryside Newspaper.

Liang Wenfeng, 40, pendiri DeepSeek, lahir dan tumbuh di desa Mililing di Wuchuan.

Ini adalah kota kecil yang dikelola oleh kota setingkat prefektur Zhanjiang, di provinsi Guangdong.

Kedua orangtuanya adalah guru di sebuah sekolah dasar di desa tersebut.

iang Wenfeng dirayakan di kampung halam f
DIRAYAKAN DI DESA - Kesuksesan Liang Wenfeng dirayakan di kampung halamannya.

Setelah menyelesaikan sekolah dasar di desa tersebut, Liang diterima di Sekolah Menengah Pertama Wuchuan.

Pada tahun 2002, ia belajar di Universitas Zhejiang yang bergengsi dengan nilai tinggi dari ujian masuk universitas yang penuh tantangan di negara itu, yang dikenal sebagai gaokao .

Ketika perusahaannya menarik perhatian dunia dengan meluncurkan produk AI terbarunya di akhir Januari 2025 menyaingi perusahaan Amerika yang jauh lebih terkenal, banyak orang memperhatikan latar belakangnya sebelum menuju desa Mililing karena mengagumi Liang.

Desa ini memiliki lebih dari 700 penduduk, dengan generasi muda bekerja di pabrik sepatu di dekatnya dan para lansia bekerja di pertanian, menurut Liang Wenfen, direktur komite desa.

Tidak ada industri di komunitas tersebut. 

Satu-satunya sumber pendapatan komite desa adalah menyewa kolam ikan seharga 10.000 yuan (US$1.400) per tahun, kata direktur tersebut.

Sejak Januari, banyak rombongan pelancong datang ke desa tersebut, termasuk para orang tua yang membawa anak-anak mereka, serta para karyawan yang mengenakan seragam perusahaan mereka.

Selama masa libur Festival Musim Semi, tempat wisata ini menerima 10.000 wisatawan setiap hari, direktur komite menambahkan.

Di tengah keluhan wisatawan tentang buruknya infrastruktur, proyek pembaruan dimulai pada pertengahan Februari.

Meskipun belum diungkapkan departemen pemerintah mana yang mendanai pekerjaan tersebut.

Dinding luar 29 rumah menerima perombakan dan beberapa bangunan bobrok lainnya dihancurkan.

Jalan-jalan di desa diperlebar, saluran pembuangan limbah dipasang, gulma dan sampah dibersihkan, dan pohon-pohon ditanam.

Kakek Liang Wenfeng adalah satu-satunya orang yang saat ini tinggal di rumah empat lantai mereka.

Pria tua itu harus menutup pintu depan rumahnya hampir seharian karena khawatir diganggu wisatawan.

“Beberapa pengunjung membawa pergi tumpukan tanah, beberapa batu, atau potongan daun,” kata seorang warga bermarga Yuan, yang menjual kacang kepada wisatawan.

Penduduk desa mengatakan mereka berterima kasih kepada Liang yang telah membawa perubahan pada kehidupan mereka dan mereka merasa bangga padanya, kata laporan itu.

Terinspirasi oleh keberhasilannya, penduduk setempat baru-baru ini menyiapkan dana untuk mendukung anak-anak yang berprestasi dalam studinya.

Kisah desa Liang menggemakan kisah kampung halaman ratu selam Cina Quan Hongchan, desa Maihe, yang berjarak 70 km.

Pengunjung juga berbondong-bondong datang ke kampung halaman Quan sejak ia menjadi terkenal dengan meraih medali emas Olimpiade.

Bikin gempar dunia teknologi

DeepSeek, aplikasi kecerdasan buatan (AI) asal China, bikin gempar awal tahun ini.

Hal itu setelah aplikasi ini mampu menyangi aplikasi sejenis asal Amerika Serikat.

 Liang Wenfeng, pendiri  DeepSeek, kini menjadi sorotan di industri teknologi.

Dalam hitungan minggu, sosok yang sebelumnya dikenal tertutup ini berubah menjadi harapan China dalam menghadapi ketatnya kontrol ekspor teknologi yang diberlakukan Amerika Serikat (AS).


Di bawah kepemimpinan Liang, DeepSeek mengambil pendekatan yang berbeda dari mayoritas perusahaan teknologi China.

Jika kebanyakan perusahaan memilih untuk mengadaptasi dan mengembangkan inovasi luar negeri dengan cepat, DeepSeek lebih fokus pada riset fundamental dalam pengembangan model AI.

Perusahaan ini tidak tertarik membangun aplikasi pengguna akhir, melainkan lebih memilih untuk mengembangkan model AI yang dapat digunakan oleh perusahaan lain.

Pekan lalu, DeepSeek meluncurkan asisten AI gratis yang diklaim lebih efisien dalam penggunaan data dan biaya dibandingkan layanan lain yang ada.

Peluncuran ini bahkan memicu aksi jual saham teknologi global, menunjukkan dampak besar DeepSeek terhadap lanskap AI dunia.

Keputusan DeepSeek untuk tidak hanya menjadi pengikut di industri AI juga ditegaskan oleh Liang dalam wawancara dengan media China, Waves, pada Juli lalu.

"AI China tidak bisa selamanya hanya menjadi pengikut. Kita sering mengatakan ada kesenjangan satu hingga dua tahun antara AI China dan Amerika Serikat, tetapi perbedaan yang sebenarnya adalah antara orisinalitas dan imitasi," ujarnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved