China Larang AS Uji Coba Senjata Nuklir, Rusia Jawab Kepanikan Trump
China mengingatkan AS untuk mematuhi larangan uji coba senjata nuklir. Rusia menanggapi kepanikan Trump, sebut Moskow belum uji coba senjata nuklir.
Ringkasan Berita:
- China mengingatkan AS agar tidak menguji coba senjata nuklir.
- Sebelumnya, Trump memerintahkan Pentagon melanjutkan uji coba senjata nuklir untuk menyaingi Rusia.
- Kremlin menegaskan Rusia belum menguji senjata nuklir.
- Dmitry Peskov sebut rudal Burevestnik dan torpedo bawah air Poseidon, yang diuji coba minggu lalu, bukan senjata nuklir.
TRIBUNNEWS.COM - China menanggapi seruan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memerintahkan Departemen Pertahanannya untuk melanjutkan uji coba senjata nuklir.
China mendesak AS agar sungguh-sungguh mematuhi larangan uji coba nuklir global.
"China berharap AS akan sungguh-sungguh memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif dan komitmennya untuk melarang uji coba nuklir, serta mengambil langkah-langkah konkret untuk melindungi sistem perlucutan senjata nuklir dan non-proliferasi global, dan menjaga keseimbangan serta stabilitas strategis global," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, Kamis (30/10/2025).
Seruan Trump muncul setelah Rusia menguji coba senjata bertenaga nuklir, rudal jelajah Burevestnik, yang menurut Presiden Rusia Vladimir Putin rudal itu memiliki jangkauan tak terbatas.
Selain itu, Rusia juga menguji torpedo bawah air bertenaga nuklir yang dijuluki "Poseidon".
"Kemarin, uji coba lain dilakukan untuk sistem prospektif lainnya — perangkat bawah air tak berawak 'Poseidon,' yang juga dilengkapi dengan unit tenaga nuklir," kata Putin dalam pernyataan yang disiarkan televisi pada Rabu (29/10/2025), lapor The Moscow Times.
Setelah mendengar kabar dari Rusia, Trump ingin mengimbangi kekuatan tersebut dengan menyerukan uji coba senjata nuklir AS.
"Karena negara lain sedang menguji programnya, saya telah menginstruksikan Departemen Perang untuk mulai menguji Senjata Nuklir kami secara setara," tulisnya di media sosial sesaat sebelum bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan pada Rabu (29/10/2025), lapor BBC News.
"AS memiliki lebih banyak senjata nuklir daripada negara lain," kata Trump, menambahkan, "Rusia di posisi kedua dan China di posisi ketiga tetapi akan menyusul dalam lima tahun."
Kremlin: Rusia Belum Uji Senjata Nuklir
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menanggapi seruan Trump yang memerintahkan dimulainya kembali uji coba senjata nuklir oleh AS.
Baca juga: Rusia Klaim Torpedo Nuklir Poseidon Mampu Lumpuhkan Amerika: Daya Ledak 100 Megaton
Ia menegaskan Rusia belum menguji senjata nuklir, tetapi Moskow akan mengikutinya jika AS melakukannya.
"Presiden Trump menyebutkan dalam pernyataannya bahwa negara-negara lain sedang menguji coba senjata nuklir. Hingga saat ini, kami tidak tahu ada yang sedang menguji coba," ujar juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada para wartawan, Kamis.
"Rusia belum menerima pemberitahuan sebelumnya dari AS tentang perubahan posisi Washington mengenai uji coba nuklir," lanjutnya.
Ketika ditanya apakah Kremlin merasa pernyataan Trump memicu perlombaan senjata nuklir baru, Peskov menjawab, "Tidak juga."
Dmitry Peskov menggarisbawahi uji coba rudal jelajah Burevestnik oleh Rusia pada tanggal 21 Oktober dan torpedo super bertenaga nuklir Poseidon pada tanggal 28 Oktober bukanlah uji coba senjata nuklir.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.