Kamis, 6 November 2025

Hasil Penelitian: Pembuat Konten di TikTok adalah Buruh Digital untuk 'Pabrik Global'

Di era digital seperti sekarang ini memiliki satu sumber penghasilan saja tidak cukup seiring menghadapi kebutuhan hidup yang terus meningkat.

Penulis: willy Widianto
Editor: Wahyu Aji
Tangkap layar web Tiktok
ILUSTRASI TIKTOK - Pengguna TikTok secara tidak sadar bertindak sebagai “tenaga kerja digital”, karena aktivitas seperti mengunggah video, memberi like, dan scrolling berkontribusi pada pendapatan mereka dan pengiklan. 

Ringkasan Berita:
  • Penelitian UPH mengungkap bahwa TikTok bukan hanya media sosial, melainkan Global Cultural Production Network (GCPN).
  • Pengguna TikTok secara tidak sadar bertindak sebagai “tenaga kerja digital”, karena aktivitas seperti mengunggah video, memberi like, dan scrolling berkontribusi.
  • Studi ini menekankan pentingnya strategi glokalisasi (glocalization) bagi perusahaan dan brand yang memanfaatkan TikTok.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di era digital seperti sekarang ini memiliki satu sumber penghasilan saja tidak cukup seiring menghadapi kebutuhan hidup yang terus meningkat.

TikTok sebagai salah satu platform media sosial terbesar di dunia mampu menawarkan peluang luas guna mendapatkan penghasilan tambahan menjadi solusinya.

Bahkan aktivitas scrolling video TikTok adalah pekerjaan yang bernilai ekonomi miliaran rupiah.

Baru-baru ini, temuan tersebut terungkap melalui sebuah studi mendalam dari Universitas Pelita Harapan (UPH) yang bertajuk 'The Role of TikTok in Creating a Global Cultural Production Network'.

 

Penelitian itu mendefinisikan TikTok bukan sebagai media sosial biasa, melainkan sebagai Global Cultural Production Network (GCPN).

Istilah akademis tersebut merujuk pada TikTok suatu mesin produksi yang mengubah kreativitas dan atensi penggunanya menjadi kekayaan global.

TikTok lebih dari sekadar platform media sosial tetapi sebuah ekosistem yang memiliki interaksi dinamis antara pengguna, algoritma, dan kepentingan perusahaan. 

Ketiganya mampu melahirkan sistem produksi nilai ekonomi dan budaya yang mendunia.

Temuan paling mengejutkan bagi masyarakat awam adalah klaim bahwa pengguna TikTok secara tidak sadar bertindak sebagai tenaga kerja digital. Semua pengguna dari berbagai kalangan usia menyumbang data serta engagement yang menjadi komoditas utama TikTok dan pengiklan.

Misalnya video yang diunggah, like yang diberikan, dan comment yang ditinggalkan.

"Aktivitas membuat konten yang terasa menyenangkan dan menghibur di TikTok sebenarnya adalah bentuk kerja digital tidak berbayar yang menghasilkan nilai ekonomi bagi TikTok dan mitra bisnisnya," ujar Peneliti Utama dari UPH, Grace Lin dalam pernyataannya, Rabu(5/11/2025).

Grace mengatakan ketika pengguna menikmati aspek sosial dan hiburan, partisipasi mereka telah menyumbang datang, engagement, dan atensi. “Kemudian, perusahaan mengkonversinya menjadi pendapatan. Maka, partisipasi pengguna dapat dikategorikan sebagai bentuk kerja digital terselubung,” papar Grace.

Dengan kata lain, waktu, atensi, dan kreativitas miliaran pengguna diubah menjadi bahan bakar pendapatan perusahaan.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved