Minggu, 24 Agustus 2025

Microsoft Hengkang di Pakistan Setelah 25 Tahun Beroperasi

Kepergian Microsoft menandai momen penting dalam ekosistem teknologi Pakistan dan mencerminkan kekhawatiran yang lebih luas terhadap arah masa depan.

Penulis: Wahyu Aji
Banker
TINGGALKAN PAKISTAN - Microsoft resmi menghentikan operasinya di Pakistan setelah 25 tahun bergiat di negara tersebut. Penutupan ini terjadi di tengah situasi perdagangan bilateral Pakistan dengan India yang terus menurun dari USD 3 miliar pada 2018 menjadi hanya USD 1,2 miliar pada 2024. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perusahaan teknologi global Microsoft resmi menghentikan operasinya di Pakistan setelah 25 tahun bergiat di negara tersebut.

Dikutip dari Wionews, Minggu (6/7/2025), Jawwad Rehman, sosok yang meluncurkan Microsoft di Pakistan pada tahun 2000, mengungkapkan kabar ini melalui unggahan di LinkedIn.

“Hari ini, saya mengetahui bahwa Microsoft secara resmi menutup operasinya di Pakistan. Beberapa karyawan yang tersisa diberi tahu secara resmi, dan begitu saja, sebuah era berakhir” tulis Rehman.

Hingga saat ini, Microsoft belum mengeluarkan pernyataan resmi ke publik mengenai penutupan tersebut.

Baca juga: Beda Pandangan Microsoft dan ChatGPT Soal AI: Satu Bilang Menjanjikan, Satu Bilang Heran

Sejumlah faktor seperti pelemahan mata uang, tingginya hambatan impor terhadap teknologi, serta ketidakpastian politik yang terus berlanjut dinilai menciptakan lingkungan bisnis yang tidak ramah bagi perusahaan multinasional.

Microsoft resmi menghentikan operasinya di Pakistan setelah 25 tahun bergiat di negara tersebut.

Namun, banyak pihak memandang keputusan di Pakistan sebagai cerminan dari kondisi ekonomi dan politik dalam negeri yang semakin tidak stabil.

Faktor-faktor seperti nilai tukar yang terus melemah, pembatasan impor teknologi, serta ketidakpastian politik yang tak kunjung usai membuat iklim usaha menjadi tidak bersahabat.

Kondisi ini menjadikan operasional perusahaan global seperti Microsoft nyaris mustahil dilakukan secara efisien.

Hubungan Dagang dan Kepercayaan Investor Melemah

Penutupan ini terjadi di tengah situasi perdagangan bilateral Pakistan dengan India yang terus menurun dari USD 3 miliar pada 2018 menjadi hanya USD 1,2 miliar pada 2024.

Impor krusial, termasuk obat-obatan esensial, kini harus dialihkan melalui negara ketiga akibat hubungan diplomatik yang memburuk, sehingga menyebabkan keterlambatan dan biaya tambahan yang signifikan.

Penurunan perdagangan ini ikut memperlemah kepercayaan investor, sementara ketegangan geopolitik memperburuk kondisi ekonomi yang sudah rapuh.

Mantan Presiden Kaitkan Penutupan dengan Perubahan Rezim

Mantan Presiden Pakistan Arif Alvi menanggapi keras kabar tersebut.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan