Sabtu, 20 September 2025

62 Persen Serangan Siber di Indonesia Pada Aktivitas Pembobolan Data, Manufaktur Jadi Sasaran Utama

Data menunjukkan bahwa 62 persen serangan siber di Indonesia lebih banyak pada aktivitas pembobolan data.

Editor: Dodi Esvandi
dok.
SERANGAN SIBER BERBASIS - Sektor manufaktur ternyata menjadi sasaran utama para pelaku kejahatan siber. Hasil riset Positive Technologies menemukan bahwa dalam periode 2023 hingga 2024, sektor manufaktur menyumbang 31 persen dari total serangan di Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sektor manufaktur ternyata menjadi sasaran utama para pelaku kejahatan siber.  

Hasil riset Positive Technologies menemukan bahwa dalam periode 2023 hingga 2024, sektor manufaktur menyumbang 31 persen dari total serangan di Indonesia.

Disusul oleh instansi pemerintah dan perusahaan keuangan, masing-masing sebesar 23 persen.

Riset Positive Technologies juga mencatat bahwa sekitar 28 persen iklan di forum dark web yang beredar di kawasan Asia Tenggara berkaitan langsung dengan Indonesia. 

Artinya, nama Indonesia cukup sering disebut dalam aktivitas dunia maya ilegal.

Selain itu, data menunjukkan bahwa 62 persen serangan siber di Indonesia lebih banyak pada aktivitas pembobolan data.

Ini menjadi ancaman serius bagi privasi dan keamanan publik maupun institusi. 

Dalam diskusi Positive Hack Talks yang digelar di Jakarta pada Rabu (23/7/2025) lalu, sebanyak 370 pakar berpengalaman, mahasiswa, hingga peneliti muda dari India, Indonesia, Filipina, dan Rusia membahas mengenai ancaman pembobolan data.

Dalam diskusi tersebut para pakar siber itu mencatat bahwa Indonesia telah membuat kemajuan besar dalam memperkuat infrastruktur digital dan meningkatkan literasi digital masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. 

Langkah ini memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan digital tercepat di kawasan Asia Tenggara. 

Namun, pesatnya adopsi teknologi digital juga membawa tantangan baru. 

Baca juga: Cegah Serangan Siber, Industri Asuransi Edukasi Perlindungan Data ke Semua Level Karyawan

Dengan makin banyak layanan berpindah ke ranah daring, kebutuhan akan sistem keamanan siber yang kuat menjadi sangat mendesak untuk mencegah kebocoran data dan serangan siber yang semakin canggih.

Elena Grishaeva, Direktur Regional Positive Technologies untuk Asia Tenggara, mengatakan bahwa ketahanan siber yang kuat di tingkat perusahaan, industri, maupun negara sangat bergantung pada pengembangan talenta profesional. 

“Selama setahun terakhir, kami bekerja sama dengan berbagai institusi pendidikan terkemuka di Indonesia untuk melatih spesialis cyber security baru dan memperkuat pertahanan, baik untuk Indonesia maupun kawasan Asia Tenggara. Acara meet up di Jakarta menjadi langkah penting mendukung upaya ini,” ujarnya.

Dmitry Serebryannikov, Chief Hacking Officer Positive Technologies, menambahkan bahwa misi mereka bukan sekadar berbagi pengetahuan, tetapi juga membantu para profesional keamanan siber di seluruh dunia untuk mengembangkan keterampilan dan keahlian mereka. 

“Bagi kami, ini bukan hanya pertukaran pengalaman, tetapi bagian dari misi budaya global kami. Acara seperti ini akan membangun komunitas ahli yang solid, yang bisa menghadapi ancaman siber secara bersama-sama—baik di Asia Tenggara maupun di tingkat global,” jelasnya.

Di Positive Hack Talks Jakarta, para pembicara membahas berbagai topik penting di dunia cyber security melalui contoh-contoh nyata. 

Alena Skliarova dari Positive Technologies menjelaskan bagaimana pelaku bisa memanfaatkan Android Runtime Resource Overlay (RRO) untuk menipu pengguna. 

Sementara Jay Turla dari VicOne membagikan pengalamannya membangun Car Hacking Village pertama di Filipina. 

Peserta juga memanfaatkan acara ini untuk memperluas networking mereka, bertemu dengan profesional yang memiliki visi sama, dan berdiskusi santai langsung dengan para pakar.

Positive Technologies mulai menggelar seri International Meet Up Series sejak tahun 2024. 
Acara sebelumnya diselenggarakan di Bengaluru (Oktober 2024), di Hanoi (November 2024), dan di Kairo (Maret 2025).

Pada bulan Mei 2025, di festival keamanan siber Positive Hack Days, perusahaan menandatangani perjanjian kerja sama dengan empat institusi pendidikan di Indonesia, termasuk Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Universitas NU NTB.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan