Jumat, 19 September 2025

Difasilitasi ITB, 200 Peserta dari Berbagai Negara Ikuti Konferensi Internasional AI di Bandung

Pemerintah terus mendorong pengembangan ekosistem digital yang etis, adil, dan sesuai kebutuhan masyarakat

Penulis: Erik S
Editor: Eko Sutriyanto
Istimewa
ICISS - Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Research Group Teknologi Informasi menggelar The 12th International Conference on ICT for Smart  Society (ICISS) 2025 yang berlangsung pada 3–4 September 2025 di Bandung, Jawa Barat. 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG- Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Research Group Teknologi Informasi menggelar The 12th International Conference on ICT for Smart  Society (ICISS) 2025 yang berlangsung pada 3–4 September 2025 di Bandung, Jawa Barat.

Konferensi internasional ini menghadirkan lebih dari 200 peserta dari berbagai negara, melibatkan  akademisi, peneliti, praktisi industri, serta pembuat kebijakan untuk membahas tema besar 'Artificial Intelligence for Human-Centered Innovation'. 

Konferensi ICISS 2025 menjadi wadah kolaborasi global dalam membahas peran teknologi informasi dan kecerdasan buatan (AI) menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. 

Sejak pertama kali digelar pada 2012, ICISS konsisten menjadi forum akademis yang menghubungkan riset dengan implementasi nyata di lapangan, khususnya terkait pemanfaatan teknologi digital di era transformasi. 

Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Edwin Hidayat Abdullah, menekankan pentingnya AI yang inklusif.

“Kita tidak hanya berbicara soal adopsi teknologi, tetapi juga soal bagaimana teknologi ini bisa memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas, dari kota besar hingga daerah terpencil,” ujarnya.

Baca juga: Mengenal Smart Instalasi Tahanan Militer, Penjara Berteknologi AI Tempat 2 Oknum Kopassus Ditahan

Menurut Edwin, pemerintah terus mendorong pengembangan ekosistem digital yang etis, adil, dan sesuai kebutuhan masyarakat. 

Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB, Prof. Ir. Lafi Rizki Zuhal, Ph.D., dalam pidato pembukaan juga menyoroti peran ITB sebagai institusi pendidikan tinggi dalam membangun jembatan antara riset akademik dan kebutuhan industri.

“ICISS adalah ruang bagi para peneliti untuk berbagi ide dan menemukan peluang kolaborasi yang dapat  menghasilkan solusi nyata, terutama di bidang AI, data science, dan teknologi cerdas yang  relevan untuk smart society,” katanya. 

Dari ranah internasional, konferensi ini menghadirkan berbagai pembicara kunci. Salah satunya adalah Prof. Dr. Masaki Hoshita dari Kyushu Institute of Technology, Jepang, yang meneliti tentang smart interface untuk pengendalian avatar di metaverse.

Ia menjelaskan bahwa data gerak manusia jauh lebih kompleks dibandingkan data media lain.

“Dengan penelitian ini, kami berupaya mengembangkan interface yang membuat avatar lebih natural  dan interaktif, yang pada akhirnya bisa bermanfaat dalam pendidikan, kesehatan, hingga  hiburan,” jelas Prof. Hoshita.

Sementara itu, Prof. Dr. Muhammad Sharyal Bin Sunar dari Universiti Teknologi Malaysia (UTM) menyoroti pentingnya framework smart city di Asia Tenggara. Menurutnya, kota cerdas bukan hanya tentang teknologi, melainkan juga keberlanjutan. 

“Smart city harus mampu mengintegrasikan data, infrastruktur, dan layanan publik agar benar-benar  menghadirkan kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat,” tegasnya. 

Konferensi ini juga menghadirkan sesi khusus terkait tata kelola data kesehatan global dan  inovasi AI yang berkeadilan, yang dibawakan oleh Prof. Dr. Rifat Atun dari Harvard University.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan