TOPIK
Nilai Tukar Rupiah
-
Pelaku pasar akan mencermati rilis beberapa data ekonomi seperti PDB Tiongkok kuartal II-2024, neraca perdagangan Indonesia dan Keputusan RDG BI
-
Tren penurunan suku bunga global ini otomatis membuat dolar AS bakal mengalami pelemah yang signifikan.
-
Presiden KSPI sekaligus Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan masih lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar berdampak pada industri tekstil.
-
Pelemahan rupiah membuat biaya produksi menjadi meningkat, bahkan bisa menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK).
-
Fluktuasi nilai tukar mata uang Garuda terdampak berbagai sentimen, utamanya indeks dolar AS dan keputusan terkait suku bunga Bank Sentral AS.
-
Penguatan rupiah sejalan dengan mayoritas mata uang di Asia di mana won Korea Selatan naik 0,36 persen, dolar Taiwan terapresiasi 0,28 persen.
-
INACA sendiri berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk merespons dari dampak pelemahan rupiah terhadap industri penerbangan.
-
Bukan tidak mungkin rupiah jebol ke Rp17.000, bahkan Rp18.000 per dolar AS, yang dapat memicu gagal bayar utang luar negeri.
-
Di pasar valuta asing, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ambruk atau yang terburuk di tahun ini sejak 23 Maret 2020.
-
Divergensi kebijakan negara maju ini serta masih tingginya ketegangan politik menyebabkan ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi.
-
Sektor keuangan juga menanjak 0,40 persen terangkat penguatan saham big caps seperti BBRI, BMRI, BBNI dan BBCA.
-
Proyek yang sudah berjalan bisa mengalami penundaan karena perlu dilakukan renegosiasi anggaran atau mencari sumber dana tambahan.
-
Nilai tukar (kurs) rupiah dibuka menguat 0,15 persen ke level Rp 16.388 per dolar Amerika Serikat (AS).
-
Penyebab lain, kata Said, harga komoditas ekspor andalan Indonesia seperti batubara dan CPO atau minyak kelapa sawit pada 2023 dan 2024 tidak setinggi
-
Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp16.412 per dolar AS, melemah 142 poin atau minus 0,87 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya.
-
Berdasarkan data Google finance, rupiah terhadap dolar AS menguat 34,35 poin atau sekitar 0,21 persen dari sebelumnya Rp 16.486.
-
Bank Sentral AS (The Fed) mempertahankan suku bunga di level 5,25-5,50 persen pada pertemuan Rabu (12/6/2024) malam.
-
Rupiah rebound karena sentimen positif dari Bank Sentral Eropa (ECB) yang memangkas suku bunga acuan untuk pertama kali sejak 2019.
-
Pengadilan internasional sudah memberikan ultimatum, hingga Jerman siap menangkap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
-
Data Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang bakal dirilis, tentunya akan berdampak terhadap indeks dolar.
-
Selain itu ada faktor tekanan ekonomi global dan kondisi geopolitik yang sedang memanas juga bisa membuat nilai tukar rupiah melemah.
-
Mata uang di kawasan Asia mayoritas dibuka melemah di antaranya won Korea minus 0,02 persen, ringgit Malaysia turun 0,05 persen.
-
Ketidakpastian yang masih berlangsung terkait kondisi geopolitik di Timur Tengah memicu risiko kenaikan harga minyak dunia.
-
Penguatan rupiah terjadi setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 6,25 persen.
-
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23 dan 24 April 2024 memutuskan untuk menaikkan BI Rate 25 basis poin menjadi sebesar 6,25 persen.
-
Jelang akhir pekan, net sell saham Rp 724 miliar di seluruh pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (18/4).
-
Menurut Airlangga, keputusan membeli dolar AS di tengah penguatan indeks dolar merupakan tindakan yang tidak bijaksana.
-
Agar produksi beras Indonesia bisa aman seperti Vietnam maka pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah melakukan sejumlah hal.
-
Di tengah tren pelemahan rupiah saat ini sedianya pihak-pihak terkait perlu meredam kebutuhan terhadap dolar AS.
-
Perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp16.150 sampai Rp16.200 per dolar AS.
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved