Wisata Jateng
Wisata Batu Akik di Sungai Klawing Purbalingga: Di Sini Ada Batu Nagasui, Pancawarna dan Badar Lumut
Anda penyuka batu akik? Purbalingga tempatnya untuk berburu beragam motif dan bentuk.
Editor:
Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Abdul Arif
TRIBUNNEWS.COM, PURBALINGGA - Anda penyuka batu akik? Purbalingga tempatnya untuk berburu beragam motif dan bentuk.
Bahkan, Anda bisa ikut melihat proses produksi batu akik mulai dari mencari bongkahan sampai siap jual.
Proses pencarian dimulai dari Sungai Klawing.

Pelayan di toko Kios Raja Klawing Bukateja menunjukkan akik yang banyak diburu. (Tribun Jateng/Abdul Arif)
Sungai Klawing menjadi ramai saat batu akik booming.
Sungai di wilayah Purbalingga ini menjadi surga bagi para pencari bongkahan-bongkahan batu mulia yang selanjutnya diolah menjadi perhiasan berupa cincin, mata gelang, atau liontin.
Seperti sore itu, beberapa warga di Desa Bancar, Purbalingga, datang ke Sungai Klawing membawa sebatang pipa berdiameter sekitar 10 sentimeter dan panjang 1 meter.
Tak berlama-lama di bibir sungai, satu per satu lantas menceburkan diri ke dalam air.
Secara seksama mereka mengamati bebatuan di dasar sungai.
Sesekali, pipa di tangan digerak-gerakkan agar batu di dasar sungai tersingkap.

Pencari bongkahan batu akik menunjukan material dasar batu akik jenis badar lumut yang ditemukan di Sungai Klawing. (Tribun Jateng/Abdul Arif)
Lubang pipa yang masuk ke dalam sungai telah diberi plastik mika sehingga mereka mudah melihat bebatuan di dasar sungai dari ujung pipa satunya.
Mereka tengah mencari bongkahan-bongkahan batu akik yang bisa dibentuk.
Begitu ada batu yang terlihat menarik, langsung dipungut dan dimasukkan ke dalam tas.
Ipong (40), seorang pencari bongkahan batu akik mengatakan, batu klawing memiliki ciri khusus.
Biasanya, berwarna hijau bercampur merah atau disebut nagasui.