Jumat, 22 Agustus 2025

Wisata Aceh

Tiga Objek Wisata Mengenang Tsunami Aceh: Kapal PLTD Apung hingga Boat di Atas Rumah

Jika anda melancong atau berencana menghabiskan libur akhir tahun di Aceh,sempatkanlah menengok situs tsunami yang tersebar di pusat kota.

1. Museum Tsunami

Museum Tsunami tak ubahnya laboratorium bencana.

Tempat mengenang mahaduka yang terjadi di pengujung 2004 silam.

Namun tempat ini tak hanya bercerita tentang kesedihan.

Ada banyak sisi lain dari bangunan karya arsitek Ridwan Kamil tersebut, menarik untuk dikulik.

Musibah maha dahsyat yang sudah meluluh lantakkan Aceh itu sudah terjadi satu dekade silam.

Namun peristiwanya masih segar dalam ingatan.

Untuk merawat pelajaran berharga itu hingga ke anak cucu, dibangunlah sebuah museum pada 2009.

Memasuki 2015, tepatnya pada Agustus museum tersebut mulai dipugar dan akan direnovasi besar-besaran.

Pemugaran fisik berupa penataan taman, pengecatan ulang, perbaikan atap, dan perbaikan parit, membuat wisata sejarah tersebut tampil semakin bersolek.

Tak heran selain dibanjiri pengunjung domestik dan mancanegara, tempat ini juga menjadi incaran fotografer.

Tak heran, bangunan artistik karya Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil tersebut mengawinkan modernisasi dan kearifan lokal sekaligus.

Bangunan yang menyerupai kapal dengan balutan warna tanah tersebut berdiri anggun di Jantung Kota Banda Aceh.

Beralamat di Jalan Iskandar Muda, tepat di depan Lapangan Blang Padang dan tak terpaut jauh dari Masjid Raya Baiturrahman.

Tak seperti lazimnya museum yang tutup saban Senin, tempat ini tetap buka setiap harinya kecuali libur nasional.

Kebijakan ini dibuat mengingat Museum Tsunami dijadikan destinasi ‘wajib’ oleh para pelancong baik dari lokal maupun luar negeri.

Tempat ini buka mulai pukul 09.00 – 16.15 WIB setiap harinya.

Khusus Hari Jumat diberlakukan waktu tutup yaitu antara pukul 12.00 – 14.00 WIB.

Untuk berwisata ke tempat bersejarah ini pengunjung cukup membayar tarif parkir Rp 2.000 bagi kendaraan roda dua, Rp Rp 3.000 untuk mobil pribadi, dan Rp 4.000 bagi yang menggunakan bus.

Di sini pengunjung diajak flash back mengenang tsunami dengan merasakan atmosfer yang dibangun.

Mulai dengan memasuki terowongan diapit beton dengan gemuruh air , sumur doa tempat nama-nama korban tercantum, lorong kebingungan yang mnggambarkan kehidupan usai disapu tsunami, hingga jembatan harapan yang membentangkan bendera negara donatur yang membuat Aceh kembali bangkit dari keterpurukan.

Turun ke lantai 1 anda disambut kolam beratmosfer modern dengan ikan-ikan yang menari nari di dalamnya.

Pinggirannnya diapit dengan batuan yang juga menukilkan nama-nama negara donatur.

Aceh thanks to the world.

Jangan lupa memasuki ruang audio visual tempat pemutaran film dokumenter saat badai tsunami mengamuk dan meluluh lantakkah segala yang ada.

Di sampingnya ada galeri foto yang memampang kehidupan rakyat Aceh sebelum, saat, dan paska bencana itu terjadi.

Di sini anda bebas berkelana ke setiap sudut serta berfoto ria.

Tinggalkan dulu bekal anda, karena demi alasan kebersihan pengelola museum melarang pengunjunng membawa serta makanan dan minuman.

23 guide disiapkan untuk memandu pengunjung, namun jika memakai jasa mereka maka akan dikenakan tarif khusus.

Halaman
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan