Kamis, 11 September 2025

Menjajal Bakso Hitam, Inovasi Bekas Kurir Narkoba yang Ingin Hidup Lurus

Warna hitam pada bakso karena bahan daging dicampur arang yang aman dikonsumsi dan bergizi. Uniknya, bakso ini berisi cokelat, keju, dan cabai.

Editor: Willem Jonata

Laporan Wartawan Surya, Pipit Maulidiya

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Bakso hitam yang dijajakan Pandegiling 224, Surabaya, bisa jadi alternatif wisata kuliner saat Anda mampir ke Kota Pahlawan.

Warna hitam pada bakso karena bahan daging dicampur arang yang aman dikonsumsi dan bergizi. Uniknya, bakso ini berisi cokelat, keju, dan pentolan cabai yang pedas. Isinya itu merupakan varian rasa.

"Bakso saya diramu untuk mengurangi penggunaan saus dan kecap. Cokelat, keju, dan pentol isi cabai itu sudah mewakili atau menggantikan rasa kecap dan saus itu sendiri," kata Sigit Prihanto, pemilik gerai Bakso Hitam.

Ia melakukan inovasi tersebut karena mendapat tantangan dari Timothy Istianto, pembimbing di ajang Pahlawan Ekonomi.

Jika dibelah, cokelat dalam bakso itu meleleh dan bercampur kuah. Itulah yang menambah keunikan rasa.

"Saya pikir rasanya akan njomplang. Ternyata enggak, pas banget di mulut," puji Wahyu, seorang pelanggan.

Sigit Prihanti kini menuai buah manis dari usaha dan kerja kerasnya. Berkat inovasi tersebut ia diganjar Pahlawan Ekonomi juara 3 tahun 2016.

Ia juga mendapatkan kesempatan unjuk gigi di acara Prepcom 3, dan berhasil melakukan penjualan dengan untung Rp 30 Juta. 

Namun, Sigit tak jemawa. Ia sama sekali tak segan-segan membagi ilmunya di forum Pejuang Muda.

Sigit memulai usahanya penuh perjuangan dan kerja keras. Apalagi, ia punya masa lalu yang kelam saat duduk di bangku SMP kelas 2. Di usia yang relatif belia ia sudah menjadi kurir narkoba.

"Saat itu papa dan mama saya bercerai, mama kembali ke Surabaya, sedang papa tetap di Salatiga. Saya harus cari uang sendiri, jual koran, roti, dan terpaksa jadi kurir itu," kenangnya.

Bukan sembarang kurir, Sigit mengaku sering membawa narkoba dalam jumlah besar. Dan barang haram itu harus di antar ke beberapa tempat berbeda.

Menjadi kurir narkoba, membuat Sigit tak bisa mencegah penasarannya untuk mencoba. Ia bahkan pernah mabuk parah.

"Aduh, jadi teringat yang dulu gimana parahnya saya. Tapi saya bangkit, coba bisnis ini. Dulu belajar sama teman di Palu, namanya mas Parno. Dia jualan bakso juga. Darinya saya belajar bisnis, enterpreneur, berhitung, sampai membuat adonan," katanya.

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan