Top Rank
10 Negara yang Jarang Dikunjungi Turis untuk Kedua Kalinya
Inilah 10 negara yang paling jarang dikunjungi turis untuk kedua kalinya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi.
Kiribati, negara kepulauan Pasifik yang terpencil, juga termasuk destinasi yang jarang dikunjungi wisatawan.
Nama negara ini diucapkan “kiri-bas”. Gugusan pulaunya membentang di kedua sisi Garis Tanggal Internasional, menjadikannya salah satu negara dengan sebaran wilayah paling unik di dunia.
Penerbangan menuju Bandara Internasional Bonriki di Tarawa Selatan tersedia dari Fiji, Nauru, dan Kepulauan Marshall, tetapi jadwalnya tidak teratur.
Wisatawan kerap menghadapi penundaan dan keterbatasan fasilitas dasar di pulau-pulau terpencil ini.
Keunikan geografis Kiribati belum mampu menutupi kesulitan akses yang membuat banyak wisatawan enggan kembali.
4. Niue - Penerbangan Terbatas
Niue, salah satu negara terkecil di dunia yang terletak di Pasifik Selatan, menghadapi keterbatasan konektivitas udara.
Jadwal penerbangan yang sangat terbatas membuat kunjungan ulang hampir mustahil, memaksa wisatawan untuk merencanakan perjalanan dengan sangat matang.
5. Somalia - Ketidakstabilan Politik
Menurut studi Bank Dunia tahun 2011, Somalia diklasifikasikan sebagai negara “pra-emergen” bersama Sudan, Eritrea, Komoro, Togo, Guinea, Chad, Guinea-Bissau, Niger, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, dan Liberia.
Negara pra-emergen adalah istilah yang merujuk pada negara-negara yang belum mencapai status sebagai negara berkembang atau negara pasar berkembang (emerging market).
Dalam beberapa tahun terakhir, statistik pariwisata Somalia menunjukkan hampir tidak ada pengunjung yang tercatat.
Minimnya infrastruktur dan situasi keamanan yang rapuh membuat kunjungan wisata hampir mustahil, bahkan bagi pelancong berpengalaman.
Negara ini juga kekurangan fasilitas dasar yang dapat mendukung wisatawan, termasuk yang berjiwa petualang.
6. Afghanistan - Keamanan
Baca juga: Akankah Gencatan Senjata Pakistan-Afghanistan Bisa Bertahan?
Pada tahun 2019, pengeluaran wisatawan di Afghanistan mencapai 85 juta dolar AS, meningkat 70 persen dibanding tahun sebelumnya.
Namun, perubahan politik sejak 2021 telah mengubah lanskap pariwisata secara drastis.
Kekayaan budaya dan sejarah Afghanistan tidak sebanding dengan risiko keamanan yang membuat sebagian besar wisatawan enggan kembali.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.