Optimalisasi Pemberdayaan Kader Pemuda Muhammadiyah Dianggap Penting dalam Menyongsong Zaman Baru
Indonesia sebagai negara yang berpenduduk Muslim sedang dan senantiasa terus berjuang melakukan konsolidasi demokrasi.
Editor:
Hasanudin Aco
Mengingat beragamnya latar belakang kader, baik dari sisi profesi, posisi geografis, seting psiko-sosial-politik-ekonomi, dan seterusnya, kerja-kerja penguatan basis massa PM akan berhasil jika ditopang oleh pemimpin yang menggerakan model kepemimpinan kolektif. Kepemimpinan yang menampilkan gaya bos, ala asal bapak senang, bukanlah ciri kepemimpinan PM.
"Model-model kepemimpinan otoriter, ABS, tebar pesona, menjadi aib organisasi yang harus diletakkan dalam parit sejarah peradaban PM," katanya.
"Berdasarkan perjalanan dakwah yang kami lakukan dari satu daerah ke daerah lain, dari timur hingga barat Indonesia, kepemimpinan tebar pesona ala bos bukan model kepemimpinan yang dikehendaki basis massa PM. Model kepemimpinan ini berlangsung selama empat tahun belakangan, disadari banyak pihak telah menghilangkan dimensi vital sebuah gerakan da’wah Pemuda Muhammadiyah," ujar Cak Nanto.
Setelah mendengar, berdiskusi, bertemu langsung dengan basis massa dan elit-elit PM se-Indonesia dan demi mewujudkan harapan besar basis massa Pemuda Muhammadiyah se-Indonesia, Cak Nanto menawarkan kepemimpinan alternatif yang diharapkan dapat menjadi lokomotif pembangunan blok historis Pemuda Muhamamdiyah.
Yakni kepemimpinan alternatif yang terbingkai dalam tema besar 'Penguatan Basis Kader dan Optimalisasi Pemberdayaan Kader Pemuda Muhammadiyah Dalam Menyongsong Zaman Baru'.