Kamis, 9 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Kegagalan Gatot Nurmantyo Merebut Simpati Publik

Gatot Nurmantyo dan KAMI, seharusnya tak berspekulasi bertemu Kapolri, dan membezuk Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat dalam Rutan Bareskrim Polri.

KOMPAS.COM/FARIDA
Presidium KAMI Gatot Nurmantyo di rumah salah satu anggota KAMI, Daday Hudaya di Telukjambe, Karawang, setelah acara di Rengasdengklok dibubarkan. 

Belum lagi ada tambahan aturan di tengah pandemi COVID-19, sehingga Gatot Nurmantyo dan KAMI, seharusnya patut menduga mengunjungi tahanan secara berkelompok dalam jumlah besar, pasti ditolak.

Dengan demikian kunjungan Gatot Nurmantyo dan kawan-kawan dan KAMI ke Bareskrim Polri hanya politisasi. Tapi mereka apes (unlucky), tidak mendapatkan apa-apa.

Sebaliknya, Polri diuntungkan karena telah bersikap tegas menegakkan hukum, benar-benar mengawal hukum dengan menyatakan tidak kepada KAMI, sebagaimana diinginkan Gatot Nurmantyo dan KAMI dalam petisinya saat dibacakan di Bareskrim.

Pertanyaannya etis dan bermoralkah sikap KAMI, ketika Gatot Nurmantyo dan KAMI gagal bertemu Kapolri untuk dialog dan menyampaikan petisi, lantas petisi Presidium KAMI untuk Kapolri dibacakan oleh Din Syamsuddin lewat perantara wartawan.

Apakah ini yang namanya gerakan moral? Silakan menilai!

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved