Tribunners / Citizen Journalism
Doktor HC Doni Monardo, Selarik Kisah yang Terpendam
Surat undangan Gubernur Jawa Barat kepada seluruh bupati/walikota pun selesai disusun. Doni membawanya ke markas Kodam III/Siliwangi.
Editor:
Dewi Agustina
Perintahnya tegas, “Tugaskan para Dandim untuk menyampaikan surat ini kepada bupati dan wali kota di daerah masing-masing. Sampaikan kepada para Dandim, kalau sampai gagal menghadirkan bupati/walikota di acara ini, saya akan ‘evaluasi’.”
Pada hari yang ditentukan, 18 bupati dan 9 wali kota se-Jawa Barat pun hadir ke Gedung Sate.
Tercatat hanya dua yang tidak hadir, dan diwakili oleh Wakil Bupati dan Wakil Walikota. Kedua kepala daerah yang absen adalah Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, dan Walikota Bandung Ridwan Kamil.
Keduanya berstatus non-aktif, karena sama-sama tengah mengikuti kontestasi Pilkada Jawa Barat 2018.
“Selama hampir dua periode menjabat Gubernur Jawa Barat, baru kali ini saya mengundang bupati/walikota, dan semua hadir,” gumam Gubernur Aher, sambil menatap Doni Monardo. Yang ditatap hanya melempar senyum.
Dalam rapat bupati/walikota itulah, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meresmikan nama “Citarum Harum” sebagai nama program percepatan penanggulangan pencemaran dan kerusakan DAS Citarum.
“Karena itu, saya melihat gelar Doktor Honoris Causa sangat tepat disematkan kepada Letjen TNI Doni Monardo, karena beliau adalah sosok yang sangat memperhatikan lingkungan. Mulai terkait penanaman pohon trembesi besar-besaran, terkait kelautan, dan juga yang terakhir bersama saya di Jabar, perhatian dan kepedulian dia untuk menghadirkan Sungai Citarum sesuai fungsinya. Itu semua tak lepas dari peran dan campur tangan beliau,” ujar Aher dalam testimoninya.
Hal senada juga diungkapkan Hj Netty Prsetiyani Heryawan, Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS, yang tak lain adalah istri mantan Gubernur Jawa Barat dua periode, Ahmad Heryawan.
"Saya mengenal baik sosok Letjen TNI Doni Monardo, yang memiliki komitmen besar pada pelestarian lingkungan, utamanya sejak bersama Kang Aher mengelola program Citarum Harum, semasa beliau menjabat Pangdam III/Siliwangi," ujarnya.
Lebih lanjut Netty berkata, “Pak Doni, jangan lelah berkarya untuk kelestarian alam Indonesia. Salam tangguh!”
Draft Tiga Hari
Bersamaan langkah koordinasi dan konsultasi dengan unsur pemerintah, masyarakat, akademisi, dan media, tak lupa Doni pun menyiapkan payung hukum pagi program yang hendak digulirkannya.
Doni pun meminta dosen hukum di Universitas Islam Bandung (Unisba), Dr Dini Dewi Heniarti, SH, MH.
Wanita yang menjabat Presiden Asosiasi Profesor Doktor Hukum Indonesia itu diminta Doni menyiapkan draft Peraturan Presiden untuk program Citarum Harum.
"Benar. Suatu hari saya dihubungi Pak Doni Monardo. Beliau meminta saya membuat drat Peraturan Presiden untuk percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Ciliwung. Draft berhasil saya selesaikan dalam waktu tiga hari. Setelah itu kami diminta mengawal ke kantor Kemenko Maritim sampai ke kementerian/lembaga lain hingga akhirnya disetujui menjadi Perpres Nomor 15 tahun 2018 yang menjadi payung hukum Citarum Harum,” papar Dini.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.