Minggu, 7 September 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Doktor HC Doni Monardo, Selarik Kisah yang Terpendam

Surat undangan Gubernur Jawa Barat kepada seluruh bupati/walikota pun selesai disusun. Doni membawanya ke markas Kodam III/Siliwangi.

Editor: Dewi Agustina
Istimewa
Letjen TNI Doni Monardo dianugerahi gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) dari IPB University, Bogor, Sabtu (27/3/2021). 

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum itu terbukti ampuh.

Ia memayungi semua tindakan yang diperlukan untuk mempercepat penanganan persoalan Citarum.

Mengamati sepak terjang Doni yang sistematis dan komprehensif, seketika itu pula Dini tahu bahwa apa yang dilakukan Doni adalah benar.

Tidak sekadar benar, tetapi ia pun meyakini program yang digulirkan berpeluang besar untuk berhasil dalam pelaksanaan.

“Manakala program ini sukses, itu artinya akan membawa dampak yang sangat baik di bidang kedaulatan lingkungan yang selama ini banyak dilupakan orang. Masyarakat Indonesia, umumnya hanya getol membicarakan kedaulatan negara, tetapi sedikit perhatian terhadap kedaulatan lingkungan. “Padahal, kedaulatan lingkungan sangat penting karena akan memenuhi semua hak manusia atas lingkungan yang baik di atas bumi,” ujar Dini.

Keberhasilan percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum membawa dampak positif pula terhadap kehidupan masyarakat Jawa Barat pada khususnya, dan Indonesia pada umumnya.

“Citarum Harum membawa efek domino terhadap para penggiat lingkungan, akademisi, pengusaha, pemerintah, media. Semua menjadi terlibat secara aktif untuk bersama-sama mengembalikan kejayaan Citarum. Beliau menyebutnya Kerjasama Pentahelix,” katanya.

Hingga hari ini, Dini masih terlibat aktif di program Citarum Harum, membidangi persoalan lingkungan. Ia terus mengawal Perpres yang berdurasi tujuh tahun itu.

“Sekarang memasuki tahun keempat. Kami sebentar lagi akan mengadakan evaluasi. Minggu lalu juga kami selenggarakan diskusi terkait Citarum Harum. Program ini sudah menggelinding menjadi kerja bersama semua stakeholder Sungai Citarum,” tegas Dini Dewi.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo usai melakukan peninjauan bersama Menko PMK Prof Muhadjir Effendy dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di lokasi jebolnya tanggul Sungai Citarum, Senin (22/2/2021).
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo usai melakukan peninjauan bersama Menko PMK Prof Muhadjir Effendy dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di lokasi jebolnya tanggul Sungai Citarum, Senin (22/2/2021). (capture video)

Maung jadi Meong

Pada saat memberi pengarahan kepada seluruh jajaran di Kodam Siliwangi, Doni memulai dengan mengangkat moral prajurit tentang kebesaran nama “Siliwangi”.

Satuan teritori ini sangat harum dalam goresan sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam banyak operasi penumpasan pasukan Siliwangi selalu punya andil.

Kesatuan dengan simbol harimau ini sangat disegani. Masyakat Sunda menyebut harimau sebagai ‘maung’. Doni lalu menyodorkan pokok persoalan.

“Percuma kita punya prestasi besar, jika kita tidak mampu menyelesaikan persoalan di depan mata, yakni Sungai Citarum yang sudah dijuluki sebagai sungai terkotor di dunia. Sementara, ia berada di teritori Siliwangi. Jangan sampai maung berubah jadi meong!” seru Doni Monardo, yang seketika menyentak kesadaran prajurit.

Brigjen TNI Yudi Zanibar adalah salah satu saksi.

Halaman
1234

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan