Tribunners / Citizen Journalism
Membuat Anak Belajar Secara Gembira
Di Australia anak-anak Primary School (SD) lebih ditekankan pada penguasaan bahasa dan matematika.
Editor:
Setya Krisna Sumarga
Dengan sekali pentas di Burswood yang merupakan entertainment centre kebanggaan Western Australia.
Dalam dalam 3 hari sesudahnya, diapun memamerkan kebolehannya dalam Spring Festival di Belmont City College.
Aku berikan gambaran tentang cara guru di Australia mengajar dengan menceritakan beberapa catatan yang aku anggap perlu, sewaktu anakku mengikuti les renang dan musik sebab untuk kedua aktivitas itu aku cukup efektif mengikutinya.
Di sisi lain, soal materi pelajaran sekolah juga nampak ada bedanya dengan Indonesia. Di Australia anak-anak Primary School (SD) lebih ditekankan pada penguasaan bahasa dan matematika.
Kepadatan materinyapun berbeda dengan Indonesia. Di Australia, anak tidak dijejali dengan hapalan dan materi yang terlampau padat.
Pekerjaan rumah diberikan Senin dan dikumpulkan Jumat. Jawaban soalnya tidak ada di dalam buku namun harus dicari dari sumber lain, dan yang paling sering adalah dari internet.
Bentuk soalnya bukan multiple choice tapi uraian. Soal yang diberikan lebih memacu daya nalar anak dan bukan sekedar memindahkan isi buku pelajaran ke dalam kertas pekerjaan rumah.
Sungguh sejak muda belia, anak anak sudah dibiasakan untuk menggunakan penalaran dari pada sekedar hapalan.
Tiba tiba aku teringat cerita suami tentang Parents Meeting. Suatu acara yang tidak bisa aku ikuti karena bekerja.
Waktu itu ada seorang ibu yang berasal dari Korea Selatan, mengutarakan sebaiknya materi dipadatkan sehingga anak bisa memperoleh lebih banyak pengetahuan dan suasana dibuat lebih serius agar anak terpacu untuk berprestasi lebih baik.
Dia menekankan pada kompetisi antar siswa di dalam kelas. Guru kelas menjawab selama puluhan tahun mengajar, dia memperoleh pelajaran berharga, anak harus dibuat gembira dalam proses belajar.
Sesuatu yang dilakukan dengan hati gembira akan jauh lebih efektif dari pada dilakukan dalam keadaan terpaksa.
Paling penting adalah anak-anak suka. Artinya belajar karena perasaan suka dan tidak terpaksa.
Itulah sekedar sharingku mengajak kita untuk kembali merenungkan dunia pendidikan kita khususnya proses pembelajaran di negeri tercinta.
Dengan harapan bisa mengambil yang baik agar ke depan kitapun bisa menghasilkan generasi yang produktif.
Dari uraian di atas, kesimpulan yang dapat diambil adalah materi pembelajaran bukan satu satunya variabel untuk menghasilkan kualitas pendidikan yang baik.
Tapi perlu dibarengi dengan metode belajar mengajar yang tepat disertai dengan menumbuhkan rasa gembira pada anak selama proses belajar mengajar.(*)
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.