Tribunners / Citizen Journalism
Gunung Semeru Erupsi
Ramalan Jayabaya, Erupsi Semeru dan Analisis Supranatural Permadi
Dikutip dari sebuah sumber, Krakatau dikenal dunia karena letusan yang sangat dahsyat pada 26 Agustus 1883.
Apakah “goro-goro” itu bisa dicegah atau diatasi, menurut Permadi, tak seorang pun bisa mencegah atau mengatasinya, siapa pun dia, karena itu sudah “pakem” alam atau kehendak Tuhan.
“Goro-goro itu adalah cara alam dan Tuhan menegur manusia. Adapun bencana alam adalah cara alam menyembuhkan luka-lukanya akibat ulah manusia,” papar Permadi.
Sementara itu, dikutip dari sejumlah media, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, jumlah korban jiwa akibat erupsi Gunung Semeru, per Kamis (9/12/2021), bertambah menjadi 39 orang.
Sementara 13 orang lainnya dilaporkan masih hilang, dan sedikitnya 6.022 warga sekitar Semeru mengungsi di 115 titik.
Benarkah Semeru akan erupsi kembali dengan kekuatan lebih dahsyat? Begitu pun Merapi, Sinabung dan Anak Krakatau? Semoga prediksi Permadi tersebut sekadar analisis supranatural belaka!
* Karyudi Sutajah Putra: Pegiat Media, Tinggal di Jakarta.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.