Blog Tribunners
Manusia Itu Kera yang Makin Dominan di Bumi
Berbeda dengan spesies lain, manusia mampu memodifikasinya dalam ukuran yang sangat besar dan laju yang lebih cepat.
Penulis:
Setya Krisna Sumarga
Diversitas genetis yang tadinya kompleks menjadi makin sederhana dengan adanya kecenderungan ke arah monokultur yang dibutuhkan sebagai makanan pokok di dalam cara hidup bercocok tanam.
Dengan berubahnya pola hidup berpindah-pindah ke permukiman, maka masalah feedback management mulai timbul.
Dalam ekosistem alamiah, detritus (bahan organis yang telah mati) suatu organisme dibalikkan ke dalam lingkungan dan diedarkan dalam bentuk organisme-organisme baru.
Sebaliknya, desa-desa Neolitik dengan sumber-sumber makanannya yang lebih teratur dan pasti, dapat menampung lebih banyak populasi daripada kelompok-kelompok nomadis, sehingga sampah dan kotoran juga makin lebih banyak terhimpun.
Di sini ragam dan kuantitas polusi makin mengiringi meningkatnya populasi manusia.
Dalam perspektif evolutif itu, baik evolusi biologis maupun budaya, populasi manusia makin lama makin bertambah, baik seluruhnya maupun dalam suatu permukiman.
Menurut Jacob, dengan meningkatnya kompleksitas budaya, maka ratio ekstraktif – yaitu perbandingan kalori yang dipakai untuk mengeksploitasi lingkungan dengan yang seluruhnya dikonsumsi – makin kecil.

Kehidupan Masa Plestosen
Lebih jauh dikemukakan pula olehnya, dalam kehidupan berburu di kala Pleistosen pertambahan penduduk sangat lambat, di mana pada akhir kala itu populasinya ditaksir sekitar 10 juta jiwa.
Mereka bertambah menjadi 90 juta jiwa dengan revolusi Neolitik, sehingga telah mencapai kepadatan 1/km2; serta saat kota-kota pertama mulai muncul, populasinya ditaksir 160 juta jiwa, yang kemudian meningkat menjadi 600 juta jiwa pada awal revolusi industri.
Di sini juga makin menampakkan kepada kita kepadatan itu dipengaruhi faktor-faktor ekologis.
Dalam perjalanannya ini, adaptasi manusia terorientasi terhadap masa lampau, karena lingkungan masa lampaulah yang telah menseleksi dan mengarahkannya ke keadaan sekarang; sebaliknya adaptabilitas manusia sangat penting untuk masa depannya jika ingin bertahan hidup lama di bumi ini.
Saat ini populasi manusia mencapai sekitar 7, 5 milyar individu. Populasi simpanse dan bonobo masing-masing mencapai sekitar 250 ribu dan 40 ribu individu.
Western Gorilla dan Eastern Gorilla masing-masing berjumlah sekitar 95 ribu individu dan 5,7 ribu individu.
Populasi orang utan Kalimantan dan Sumatera masing-masing mencapai sekitar 54 ribu dan 6,5 ribu individu.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.