Tribunners / Citizen Journalism
Kontribusi Seni Pewayangan dalam Konteks Keberlanjutan Fungsi Lingkungan
Wayang kulit Jawa, adalah asli berasal dari Jawa walaupun alur cerita kebanyakan mengambil dari hikayat Ramayana dan Mahabarata versi India.
Editor:
Dewi Agustina
Split sapi merupakan limbah tahap awal dari proses penyamakan kulit.
Dalam tahap awal proses penyamakan kulit tersebut dapat dihasilkan limbah split sekitar 120 kg untuk setiap ton bahan kulit yang diolah.
Ini setara dengan 12 persen bobot bahan baku yang akan disamak menjadi limbah berupa split.
Satu lembar kulit split sapi utuh yang berupa full nerf atau full grain (yakni kulit lapisan paling atas) dapat memiliki bobot 2,5 – 3,0 kg.
Limbah berupa split sapi ini masih memiliki nilai ekonomik sekitar 100 ribu per kilogram.
Secara tradisional limbah split sapi ada yang dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan krecek, sol dalam sepatu, suede (sejenis beludru) serta perkamen.
Melalui dunia seni pewayangan, limbah split sapi dapat ditingkatkan nilainya.
Selain itu pemanfaatan limbah split sapi ini dapat merupakan salah satu cara untuk menguatkan penerapan circular economy melalui konsep waste to product atau waste exchange guna mencapai keadaan sustainable consumption and production sehingga sangat mendukung capaian Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 12 yaitu “Responsible Consumption and Production”.
Satu lembar limbah split sapi utuh dapat digunakan untuk membuat wayang ukuran sedang dengan tinggi wayang sekitar 40 – 42 cm (misal tokoh Arjuna) sebanyak 8 buah atau wayang ukuran tinggi dengan tinggi wayang sekitar 55 – 56 cm (misal tokoh Gatutkaca) sebanyak 5 buah.
Satu lembar limbah split sapi utuh dapat dimanfaatkan untuk membuat lebih dari 8 buah wayang ukuran putren (tinggi sekitar 35 cm atau kurang) dan kurang dari 5 buah untuk wayang ukuran besar (seperti tokoh Bima atau yang lebih tinggi) dengan ukuran tinggi wayang 65 cm atau lebih.
Nilai jual produk wayang dengan bahan limbah split sapi ini bervariasi untuk tokoh yang sama bergantung kepada kerumitan tatahan dan sunggingan wayang.
Untuk tokoh Arjuna dengan mutu standar, yakni Kelas I, dapat dijual dengan harga 200 sampai 300 ribu.
Namun untuk kualitas tatahan dan sunggingan yang lebih halus, biasa disebut kualitas premium, dapat dijual dengan harga 400 hingga 600 ribu.
Dari sini jelas bahwa kepiawaian dalam mengolah limbah split sapi menjadi produk bernilai tambah sangat ditentukan oleh keahlian seorang seniman.
Salah satu pengrajin seni wayang kulit di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi DI Yogyakarta yang juga turut menulis artikel ini telah memproduksi wayang kulit dari limbah split sapi hingga ke manca negara seperti Jerman, Perancis, China, Hong Kong serta sejumlah negara lainnya.
Dari skill yang dimiliki oleh seorang pengrajin wayang kulit nilai tambah limbah split sapi setelah menjadi produk wayang secara gross meningkat menjadi 8 hingga 16 kali lebih tinggi.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Dua Seniman Bentuk Praktik Kreatif Lewat Staging Desire, Ada Karya Seni dari Bahan Sederhana |
![]() |
---|
VIDEO Kiswah, Hajar Aswad hingga Wayang Kulit Dipamerkan di Islamic Arts of Biennale 2025 Jeddah |
![]() |
---|
Melihat Wayang Kulit, Keris hingga Batik Indonesia di Islamic Arts Biennale 2025 Jeddah |
![]() |
---|
Cerita Suratno, Korban Keracunan Massal di Klaten: Alami Mual, Tulang Ngilu, hingga Sering BAB |
![]() |
---|
Keluarga Penyelenggara Acara Wayang Kaget Ratusan Warga Keracunan, Sumardi Selamat Berkat Kebiasaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.