Selasa, 19 Agustus 2025

Tribunners / Citizen Journalism

KDRT Marak, Sudahkah Para Perempuan di Negeri Ini Merdeka Seutuhnya?

Tahun ini, pada 2024, tepat 79 tahun sudah Negara Republik Indonesia merdeka dari kekangan penjajah. Apakah perempuan sudah benar-benar merdeka?

Freepik
Ilustrasi kemerdekaan RI 

Contohnya rekan penulis, sorang suami yang berprofesi sebagai guru, setelah hampir 20 tahun menikah namun belum diberi keturunan.

Istrinya, sudah melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan dan dinyatakan sehat juga tidak ada masalah dengan organ reproduksinya.

Sayangnya, sang suami, hingga saat ini tidak mau memeriksakan kondisi reproduksi dirinya.

Sementara, stigma di masyarakat seringnya menyalahkan perempuan atas kondisi seperti ini.

Hal ini menunjukkan bahwa perempuan belum sepenuhnya bisa bebas dari stigma masyarakat yang ditujukan padanya.

Peristiwa di atas adalah sebagian kecil bukti bahwa perempuan belum seutuhnya merdeka dari perlakuan semena-mena dan stigma dari masyarakat bahkan orang terdekatnya sendiri.

Menghadapai situasi ini adalah tantangan yang kompleks. Untuk itu, perlu diambil beberapa langkah untuk mendukung perubahan dan menjaga hak-hak perempuan.

Salah satu Langkah untuk menghadapi perlakuan semena-mena dan stigma terhadap perempuan adalah melalui pendidikan.

Pendidikan  adalah kunci untuk mengubah pandangan dan sikap. Chotimah dkk (2021) dari Universitas Sriwijaya mengatakan bahwa “pendidikan merupakan suatu proses mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok”.

Perlu adanya edukasi yang membahas tentang hak-hak perempuan, kesetaraan gender, dan dampak negatif dari stigma dapat membantu untuk mengubah perspektif masyarakat.

Selain itu, perempuan yang mendapatkan perlakuan semena-mena sangat perlu diberi dukungan emosional. Ini bisa berupa mendengarkan, memberikan dorongan agar mereka mencari bantuan profesional jika diperlukan.

Kampanye di masyarakat, baik berupa tulisan, atau kegiatan lain, dapat membantu meningkatkan kesadaran dan menekan perubahan sosial.

Bagi perempuan yang menghadapi stigma atau perlakuan tidak adil dari orang terdekat, Langkah awal yang bisa dilakukan adalah dengan dialog terbuka dan komunikasi yang jujur.

Perubahan perlahan bisa dimulai dari keluarga dan lingkungan terdekat.

Pada momen hari kemerdekaan ini, penulis berharap semoga dengan meningkatnya kuantitas dan kualitas Pendidikan di Indonesia, semakin terbuka juga pikiran masyarakat untuk tidak mudah memberikan stigma kepada perempuan. Selain itu, penulis berharap agar para perempuan bisa lebih kuat dan terbuka ketika ada perilaku yang mengancam kemerdekaannya sebagai manusia dan tidak menganggap apa yang dialaminya sebagai sebuah aib. Berdayalah perempuan Indonesia. Merdekalah perempuan pendidik generasi masa depan. Dirgahayu Republik Indonesia.

Penulis: Umi Hani, S.S., M.Pd. (Working Mom, Dosen Prodi Sastra Inggris, Universitas Pamulang) 

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan