Sabtu, 23 Agustus 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Makna Lokasi, Hari dan Batik yang Dipakai dalam Pertemuan Ngarso Dalem Sri Sultan HB X dengan Jokowi

Sultan selaku Raja Jawa (asli) sesungguhnya dan menerima Jokowi di Kraton Kilen, Kompleks Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Editor: Wahyu Aji
tribunnews.com
Momen Jokowi bertemu Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono X, Rabu (15/1/2025). 

Secara khusus berdasarkan UU Keistimewaan DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) No 13/2012 Sri Sultan dan Sri Paku Alam langsung ditetapkan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur tanpa memerlukan Pilkada.

Oleh karena itu kemarin dalam penerimaannya, Sri Sultan HB X bukan selaku Gubernur DIY (yangmana kalau beliau selaku Kepala Daerah Istimewa tersebut menerima tamu-tamunya di Kompleks Gedung Kepatihan Malioboro Yogyakarta) tetapi Sultan selaku Raja Jawa (asli) sesungguhnya dan menerima Jokowi di Kraton Kilen, Kompleks Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Lokasi penerimaan ini meski tak banyak dibahas di media (kebanyakan menyoroti soal Hari dan Batik yang digunakan saja), cukup penting dan menjelaskan masing-masing statusnya, meski ada juga Netizen yang berkelakar antara (Raja Jawa) yang asli dan palsu, ada-ada saja.

Pemilihan Hari Pertemuan ini juga krusial, dipilihnya Hari Rabu Legi 15/1/25 -meski bukan merupakan Hari dengan Pasaran tertinggi dalam perhitungan "Neptu" Jawa, yakni Sabtu (9) + Pahing (9), jumlah 18 (delapan belas)- namun Rabu (7) + Legi (5) jumlah 12 (dua belas) merupakan angka yang cukup tinggi juga.

Maknanya pemilihan Rabu Legi (12) dalam kalender Pawukon dan Primbon Jawa, pasti bukan hal yang kebetulan.

Meski kalau mau menunggu Angka Neptu paling besar (Sabtu Pahing, 18) baru akan berlangsung tanggal 25/01/25 atau 01/03/25 yang akan datang.

Jadi Hari Rabu Legi (12) kemarin memiliki makna khusus yang berkaitan dengan spiritualitas, harmoni, dan kebijaksanaan: Neptu 12 mencerminkan energi yang stabil dan harmonis, sehingga dianggap sebagai hari yang baik untuk menyelesaikan urusan besar atau penting.

Karena energinya mendukung keberanian, kebijaksanaan, dan ketenangan.

Dengan kata lain penilihan hari tersebut bagus untuk memulai sesuatu yang baru atau mempererat hubungan, baik secara personal maupun formal, sebagaimana kita tahu memang ada beberapa hal yang perlu didiskusikan antara Ngarso Dalem Sri Sultan HB X selaku Raja Jawa (Asli) tersebut dan Jokowi.

Namun yang paling heboh dan banyak menjadi pertanyaan netizen dan masyarakat adalah makna Batik Naga (Antaboga) yang dipakai Jokowi dan Batik Gringsing yang dikenakan Sri Sultan.

Antaboga / Sang Hyang Antaboga dalam pewayangan berwujud naga dengan mahkota yang mengenakan kalung emas dalam mitologi Jawa dan Bali.

Makhluk ini dianggap sangat sakti dan bisa menjelma sebagai manusia, bahkan gempa bumi dianggap sebagai peristiwa akibat Antaboga menggerakkan ekornya.

Antaboga sendiri dikisahkan menolong Pandawa Lima dan Dewi Kunti dari kebakaran yang dibuat oleh Sengkuni dan Kurawa.

Sedangkan Batik Gringsing berasal dari  kata bahasa Jawa "Gringsing" yang berarti "gring" (sakit) dan "sing" (tidak), dimana secara harfiah berarti "tidak sakit" atau "terbebas dari penyakit".

Batik Gringsing dipercaya telah ada sejak zaman Mataram Kuno dan memiliki hubungan erat dengan simbolisme spiritual dalam kebudayaan Jawa.

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan