Jumat, 22 Agustus 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Perspektif Baru Memahami Konstruksi Sejarah, Asas, Ciri, dan Doktrin Partai Golkar

Terlalu kecil jika Partai Golkar dinarasikan hanya di awal-awal Orde Baru dan mempertentangkannya dengan era sebelum Orde Baru.

Editor: Willem Jonata
Fersianus Waku
Sekretaris Dewan Pakar Partai Golkar, Ganjar Razuni. 

Namun atas masukan dari para penasihat-politik Presiden Suharto segera dilakukan De-Sukarnoisasi atas Sekber Golkar melalui “operasi-khusus” dengan antara lain; mengganti Ketua Umum Sekber Golkar dari Brigjen Djuhartono (Deklarator) kepada Mayjen Suprapto Sukowati yang lebih moderat menghadapi Pemilu 1971 dengan kemenangan Sekber Golkar 62,80 persen berkat “operasi-khusus” militer, birokrasi dan dukungan eks PNI dan eks PKI yang “diselamatkan” (Crouch; 1972 dan 1984) dan kekuatan-kekuatan anti komunis Pasca Tragedi Nasional 1965. Dalam politik De-Sukarnioisasi itu, Ketum Pertama Sekber Golkar Brigjen Djuhartono sempat dipenjarakan tanpa proses apapun oleh penguasa baru selama 2,5 tahun, Waketum Pertama selama 3,5 tahun dan JK Tumakaka selama 5,5 tahun dan baru dibebaskan selesai Pemilu 1971.

Sedangkan Ketua Dewan Pembina Sekber Golkar dijabat oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX sejak 1968-1978. Dalam Munas I Sekber Golkar Oktober 1973 di Surabaya, Sekber Golkar berubah menjadi Golkar sebagaimana dikenal dimasa Orde Baru.

Presiden Suharto barulah menjadi Ketua Dewan Pembina Golkar mulai 1978 hingga Munaslub Golkar tanggal 9 - 11 Juli 1998 dan berjasa membesarkan Golkar sebagaimana tercermin dari judul buku “Suharto Murid Penerus Ajaran Politik Sukarno” (Janis; 2012).

Sejak itu Golkar menyesuaikan pada Reformasi 1998 dengan melakukan sebuah metamorphosis menjadi Partai Golkar 21 Februari 1999 dan bertumbuh dengan segala dinamikanya hingga saat ini 2025 menuju 2029 dan In Shaa Allah hingga akhir zaman.

Walau demikian pada 1999-2001, Partai Golkar nyaris dibekukan dengan Maklumat Presiden RI tanggal 23 Juli 2001 demi pelaksanaan Reformasi total dan membersihkan Reformasi dari
anasir-anasir Orde Baru menurut Presiden Abdurrachman Wahid, yang kemudian pembekuan itu Dinyatakan Tidak Sah dengan Ketetapan MPR No. I/MPR/2001 tentang Sikap MPR terhadap
Maklumat Presiden RI tanggal 23 Juli 2001.

Kita bersyukur berkat Rahmat Allah S.W.T melalui Ketua Umum DPP Partai Golkar saat itu Akbar Tandjung, selamatlah Partai Golkar hingga saat ini di bawah Kepemimpinan seorang anak rakyat yang fenomenal di luar klan-politik apapun, ialah: Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia.

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan perpektif baru memahami konstruksi Sejarah, Asas, Ciri Khusus dan Doktrin Partai Golkar,maka dapat disampaikan sebagai berikut: Sejarah Partai Golkar, tidak dimulai 20 Oktober 1964 saat Deklarasi Sekber Golkar.

Namun dengan pendekatan institusionalisasi kelembagaan dari pengorganisasian Sekber Golkar, sesungguhnya dimulai 1952 saat didirikannnya Dewan Nasional RI oleh Presiden Sukarno; 

1.Dengan pendekatan pemikiran politik, ideologis, philoshopisch, dan sosiologis, maka gagasan golongan-golongan fungsional itu, sudah ada sejak 1926-1933 oleh Sukarno dan hingga keberadaannya dalam UUD 1945 asli Pasal 2 ayat 1;

2. Ketua Dewan Pembina Pertama Sekber Golkar dijabat PBR/Presiden Sukarno 1964-1968, masa 1968-1978 dijabat Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan masa 1978-1998 dijabat oleh Presiden Suharto; 

3. Penggagas utama, Penggerak Utama dan Pendiri Utama berdirinya Sekber Golkar, adalah:
Soekarno. Namun masa 1968-1969 melalui “operasi khusus” dilakukan politik de-Sukarnoisasi atas Sekber Golkar dimana salah satu tindakannya, adalah mengganti Ketua Umum Pertama Sekber Golkar Brigjen Djuhartono (perwira tinggi Sukarnois) dengan Mayjen Suparapto Sukowati yang lebih moderat. Tindakan berikut, adalah; Ketua Umum Pertama Sekber Golkar Brigjen Djuhartono, Waketum Pertama Drs. Imam Pratignyo dan JK Tumakaka Deklarator Utama Sekber Golkar dipenjarakan oleh penguasa baru hingga selesai Pemilu 1971 tanpa proses apapun (WawancaraSarwono Kusumaatmadja 17 Mei 2020, keluarga, sahabat dan tetangga dekat JK Tumakaka 20 Mei 2020 dan tiga buku JK. Tumakaka);

4. Presiden Suharto memunyai jasa membesarkan Golkar dan Akbar Tanjung berjasa menyelamatkan Partai Golkar dari turbulensi-politik pasca Reformasi 1998, Alhamdulilah Partai Golkar Selamat dan sekarang dipimpin oleh seorang anak rakyat yang fenomenal di luar klan-politik apapun yakni; Bahlil Lahadalia menuju 2029 meraih kejayaan Partai Golkar.

 

(Artikel ini pernah diterbitkan Bulletin No. 2 thn 2025 Balitbang DPP Partai Golkar)

 

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan