Minggu, 28 September 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Penyakit Pernapasan Kronis dan Beban Ganda di Asia Butuh Pendekatan yang Lebih Progresif

Sesak napas membuat aktivitas sederhana seperti berjalan kaki atau naik tangga bisa menjadi perjuangan yang cukup berat.

Editor: Choirul Arifin
dok. Nakita/Ipoel
ILUSTRASI SESAK NAPAS - Bagi jutaan orang, aktivitas sederhana seperti berjalan kaki atau naik tangga bisa menjadi perjuangan berat akibat sesak napas yang membatasi ruang gerak mereka. 

Total kerugian ekonomi akibat PPOK diperkirakan melampaui Rp1.499 triliun dalam periode 2020–205012, sementara penyakit pernapasan secara umum diperkirakan menyebabkan penurunan output PDB hingga 18,4% antara 2012–2030.

Namun berbagai tantangan masih membayangi penanganan CRD di Indonesia. 

Baca juga: Ini Ciri-ciri Jantung Membengkak: Cepat Lelah, Suka Ngos-ngosan dan Sesak Napas Saat Tidur

Akses layanan kesehatan belum merata, karena fasilitas dan tenaga medis masih terkonsentrasi di wilayah perkotaan.14 Di layanan primer, pengelolaan penyakit kronis belum optimal—baru sekitar 37% program yang berjalan secara efektif.

Kebijakan pembiayaan publik belum sepenuhnya mendukung ketersediaan obat-obatan yang lebih tepat sasaran.16 Rendahnya literasi kesehatan masyarakat pun menjadi hambatan dalam kepatuhan pengobatan dan penggunaan obat yang sesuai.

Desember 2024 lalu, AstraZeneca berkesempatan untuk ikut serta dalam forum kebijakan Lung Health for Lifebersama dengan para pakar medis untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong aksi nyata bagi kesehatan pernapasan di Asia. 

Dalam diskusi tersebut, AstraZeneca menyoroti beberapa tantangan umum dalam mewujudkan perawatan pasien yang optimal, antara lain kurangnya diagnosis yang tepat, akses terhadap layanan berkualitas dan dampak perubahan iklim.Penanganan CRD membutuhkan pendekatan kebijakan yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan.

Penguatan riset dan data tentang dampak perubahan iklim serta polusi udara terhadap CRD dapat mendorong kolaborasi lintas sektor—antara bidang kesehatan, lingkungan, dan pembangunan.

Baca juga: Cara Deteksi Awal Sesak Napas sebagai Tanda Anak Mengalami Pneumonia 

 

Di sisi layanan, penting untuk meningkatkan literasi masyarakat, memperluas pelatihan tenaga medis, serta memastikan ketersediaan alat diagnosis seperti spirometri di fasilitas primer. 

Pengembangan sistem rujukan, penyediaan obat esensial di semua tingkat layanan, dan penerapan panduan klinis secara konsisten juga menjadi bagian penting dari solusi jangka panjang.

Sebagai bagian dari komitmennya dalam meningkatkan penanganan CRD, AstraZeneca terus memperkuat perannya di Indonesia melalui pendekatan yang menyeluruh. 

AstraZeneca aktif menjadi mitra pemerintah dan para pemangku kepentingan dalam menyusun kebijakan dan tata laksana penanganan CRD yang mengacu pada pedoman global terkini dan direkomendasikan.

Salah satu fokusnya adalah mendukung penerapan pedoman Global Initiative for Asthma (GINA) 2025, yang tidak lagi merekomendasikan penggunaan SABA tunggal dan menganjurkan terapi berbasis pelega antiinflamasi. 

Di sisi lain, AstraZeneca juga fokus pada peningkatan kapasitas layanan, mulai dari edukasi tenaga kesehatan dan masyarakat, hingga perluasan akses terhadap terapi inovatif untuk pasien asma dan PPOK melalui kerja sama dengan jaringan distributor farmasi. 

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan