Kamis, 11 September 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Ketika Algoritma, Mikro-Kreator, dan AI Menjadi Fondasi Baru Pemasaran Global

Algoritma dan mikro-kreator membentuk ekonomi baru: iklan jadi pengalaman, kepercayaan jadi mata uang digital yang paling berharga.

|
Editor: Glery Lazuardi
ISTIMEWA
TIMUR TURSUNOV - Di era digital, perhatian manusia adalah mata uang baru. Clipstorm dan Web3Quest menjembatani brand dan mikro-kreator lewat algoritma yang memahami emosi, bukan sekadar impresi. 

Timur Tursunov

Technologist

Founder of Web3Quest & Clipstorm

CEO & Founder Tursun

TRIBUNNEWS.COM - Di tengah derasnya arus digitalisasi, satu hal menjadi semakin jelas perhatian manusia adalah komoditas paling berharga. 

Bukan lagi sekadar iklan yang tampil mencolok, melainkan pengalaman yang autentik dan dipercaya. 

Membentuk ulang lanskap pemasaran global melalui perpaduan kecerdasan buatan, mikro-kreator, dan logika kepercayaan. 

Karena di era digital saat ini, algoritma tidak lagi sekadar menjalankan perintah. Dia memahami pola, preferensi, dan emosi manusia secara mendalam. 

Web3Quest dan Clipstorm menunjukkan bahwa di era baru ini, algoritma bukan hanya alat, tapi jembatan ekonomi yang menghubungkan brand dan audiens secara lebih manusiawi. 

Algoritma seperti yang digunakan dalam Clipstorm telah berevolusi dari sekadar alat teknis menjadi penghubung dinamis antara kebutuhan brand dan harapan audiens.

Inilah mengapa Algoritma menjadi jembatan ekonomi yang lebih manusiawi. 

Algoritma mampu menyaring konten yang paling relevan dan menyajikannya kepada pengguna dengan cara yang terasa personal.

Ini bukan hanya efisiensi, tapi juga bentuk kepedulian digital terhadap waktu dan minat audiens.

Dengan algoritma, brand tidak perlu bergantung pada influencer besar. Mereka bisa menjangkau mikro-kreator yang lebih dipercaya oleh komunitasnya. Ini membuka peluang ekonomi baru yang lebih inklusif dan adil.

AI menyederhanakan proses pemasaran—dari pencarian kreator hingga pembayaran—tanpa menghilangkan nilai-nilai seperti kepercayaan, relevansi, dan keterlibatan.

Di dunia yang jenuh oleh impresi palsu, algoritma membantu brand membeli sesuatu yang lebih berharga: kepercayaan. Tayangan organik, komentar tulus, dan interaksi nyata menjadi mata uang baru.

Jadi, algoritma bukan lagi sekadar alat teknis. Ia adalah arsitek hubungan digital, yang merancang cara brand dan audiens saling memahami, saling menghargai, dan saling menguntungkan.

Ini bukan revolusi teknologi semata—ini adalah evolusi cara kita berkomunikasi dan bertransaksi secara lebih manusiawi.

Perkembangan era digital yang begitu cepat menuntut seseorang terus berkembang dan memutar otak untuk dapat menikmati bahkan kemudahan digitalisasi sekarang ini.

Melalui Web3Quest pada 2023, sebuah sistem hadiah interaktif dan gamifikasi yang menggunakan berbagai tugas atau misi (quest) untuk menarik, mengedukasi, dan melibatkan pengguna dalam ekosistem Web3.

Mungkin tidak membayangkan bahwa hanya beberapa tahun, aplikasinya akan memimpin sebuah platform Artificial Intelligence (AI) yang mampu mengotomatisasi kampanye iklan di TikTok, YouTube dan Instagram.

Lahir di tengah tren mini-aplikasi Telegram. Berawal dari pengguna Telegram yang sudah lelah dengan iklan yang terlalu kaku. Meski begitu, pengguna tetap bersedia menyelesaikan misi, bermain kuis, dan mendapatkan hadiah.

Dari sinilah lahir kampanye pertama yang dalam hitungan minggu berhasil mengumpulkan ratusan ribu peserta.

Pada satu titik kami menyadari bahwa orang tidak menginginkan banner, mereka menginginkan pengalaman.

Itu adalah sebuah pencerahan. Menjelang pertengahan 2024, audiens Web3Quest telah mencapai 30 juta pengguna aktif bulanan, menjadikan Telegram salah satu platform pemasaran paling dinamis.

Perjalanan dari mini-game di Telegram hingga berdirinya Clipstorm menunjukkan bagaimana logika perhatian pengguna berubah secara fundamental.

Pada 2024, pusat perhatian bergeser. TikTok, Reels, dan Shorts merebut panggung utama media sosial di dunia. Hal ini membuat iklan influencer semakin mahal, sementara tingkat keterlibatan menurun. Dari sinilah kemudian muncul kekuatan baru yakni mikro-kreator. 

Menurut HypeAuditor, mikro-influencer yang mempunyai 1.000 hingga 50 ribu followers atau pengikut memiliki tingkat keterlibatan rata-rata 5–7 persen .

Sementara kreator besar dengan jutaan pengikut sering kali hanya mencapai 1–2 persen.

Tak hanya itu, Studi Nielsen 2024 juga mencatat bahwa 92 persen konsumen lebih mempercayai rekomendasi mikro-kreator dibandingkan iklan tradisional.

Ini adalah audiens yang belum jenuh. Pengikut mereka masih percaya, masih berkomentar, dan menonton sampai habis. Di situlah kekuatan mereka.

Melihat tren tersebut, lahirlah ide Clipstorm. Alih-alih brand menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mencari dan bernegosiasi dengan ratusan kreator, algoritme AI mengotomatiskan seluruh proses.

Kreator membuat konten. AI menyisipkan banner merek saat proses editing. Pengiklan hanya membayar untuk tayangan organik yang benar-benar muncul di rekomendasi.

CPM dimulai dari USD0,8 — jauh lebih murah dibandingkan Instagram Ads yang rata-rata mencapai USD8,5. Kami membuat agar brand dapat menguji kampanye di Brasil atau Malaysia hanya dalam seminggu. Tidak perlu menunggu berbulan-bulan seperti di agensi.

Dalam dua bulan pertama telah menjalankan 10 kampanye dengan pendapatan sebesar USD50.000. Namun bagi Timur, angka tersebut bukan hanya sekadar bisnis.

Kami memberikan pekerjaan kepada ratusan orang. Kreator video pendek di Malaysia, Europe atau Brasil, yang sebelumnya hanya mendapat penghasilan kecil, kini bisa mendapatkan USD200–500 per kampanye.

Bagi banyak dari mereka, ini adalah pertama kalinya mereka benar-benar memonetisasi konten.

Ekonomi Clipstorm ibarat pertanian seperti tembakau di Rembang yang menjadi penyelamat desa, video pendek menjadi sumber penghasilan baru bagi generasi kreator kecil.

Dilansir dari eMarketer, pada tahun 2027 nilai pasar konten video pendek global diperkirakan akan melampaui USD200 miliar. Lebih dari 77 persen brand di Amerika Serikat sudah bekerja sama dengan mikro- atau nano-kreator.

Rata-rata CPM iklan Instagram di tahun 2025 sekitar USD8-10, sementara Clipstorm mampu menjaganya di kisaran USD0,8–3. Ini bukan hanya soal penghematan anggaran. Ini pendekatan baru: kita membeli kepercayaan, bukan sekadar impresi.

Hingga saat ini, sudah beroperasi di Brasil, Meksiko, dan Asia Tenggara. Target berikutnya adalah pasar Amerika Serikat, di mana saya berencana membawa platform ini ke level berikutnya.

Kami sedang membangun marketplace perhatian. Di satu sisi ada brand yang membutuhkan penonton. Di sisi lain ada mikro-kreator yang membutuhkan penghasilan. AI menjadi penghubung instan di antara mereka. Ini adalah ekonomi win-win.

Jika Clipstrom bukan sekadar tentang iklan, bukan sekadar cerita tentang iklan. Ini adalah tentang ekonomi baru, di mana jutaan mikro-kreator memperoleh penghasilan, brand mendapatkan kepercayaan, dan AI menjadi jembatan yang menyatukan keduanya.

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan