Tribunners / Citizen Journalism
SPMI di Sekolah: Merawat Jantung Mutu Pendidikan Dasar
Pembelajaran SPMI di Kolese Kanisius tekankan pentingnya mutu pendidikan sejak jenjang dasar untuk masa depan bangsa.
Cita-cita yang tertanam kuat ini menjadi dasar fundamental untuk "mengkreasi" mutu, mengukur diri sendiri secara jujur, dan mempersiapkan lulusan yang siap menghadapi tantangan global dengan akar lokal yang kuat.
Proses penjaminan mutu terstruktur dan sistematis ini menuntut perhatian cermat pada seluruh siklus pendidikan yang berjenjang dan saling terkait, dimulai dari tahap paling awal.
Input yang jelas harus dijamin kualitasnya, meliputi kualitas guru yang kompeten, siswa yang termotivasi, sarana dan prasarana yang memadai, serta kurikulum kontekstual dan relevan.
Selanjutnya, perhatian beralih ke proses yang terkelola dengan baik. Ini mencakup penerapan pembelajaran aktif yang inovatif, kepemimpinan kepala sekolah yang visioner dan suportif, serta tata kelola administrasi yang transparan dan akuntabel.
Proses adalah arena utama di mana mutu sesungguhnya diciptakan.
Hasil dari proses yang terkelola dengan baik akan tampak pada output bermutu. Hal ini diukur melalui kompetensi akademik dan non-akademik siswa yang terukur, seperti kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan penguasaan keterampilan lunak.
Puncak dari siklus ini adalah outcome dan income (dampak). Outcome mengacu pada dampak lulusan di jenjang pendidikan selanjutnya, sementara income merujuk pada kontribusi positif lulusan di masyarakat dan dunia kerja.
Apabila seluruh tata kelola sekolah dilaksanakan dengan baik, dengan clear input, proses yang terkontrol, dan output yang terjamin, maka hasil lulusan berkualitas tinggi akan menjadi sebuah keniscayaan, bukan sekadar kebetulan.
Dari Sidak ke Pencegahan MenyeluruhÂ
Pemahaman mendalam mengenai SPMI mengajarkan kita untuk membedakan secara tegas antara kontrol kualitas dan penjaminan mutu.
Seringkali, mutu di sekolah disamakan dengan "sidak" atau kontrol kualitas yang bersifat reaktif, yaitu memeriksa kekurangan, kesalahan, atau pelanggaran setelah kegiatan terlaksana, atau bahkan hanya dilakukan menjelang akreditasi.
Padahal, hakikat sejati dari penjaminan mutu adalah pencegahan (prevention) yang terintegrasi di awal dan sepanjang proses.
Penjaminan mutu sejati merupakan implementasi filosofi Total Quality Management (TQM) di lingkungan sekolah.
Mutu menjadi komitmen yang dihayati dan dilaksanakan di segala aspek operasional sekolah, mulai dari guru yang secara teliti menyiapkan RPP yang berdampak, staf yang mengelola aset dan keuangan dengan integritas, hingga kepala sekolah yang memimpin visi dengan konsisten.
Tujuannya, yakni memastikan setiap unit dan individu dalam sekolah bergerak bersama, dengan kesadaran bahwa mereka menjadi bagian dari sistem mutu yang utuh.
SPMI menyediakan kerangka kerja yang solid untuk penjaminan mutu yang sistematis, melalui siklus terkenal PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, Peningkatan).
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
| Jadi Syarat Baru SNBP 2026, Pendaftar Program Tes Kemampuan Akademik Mencapai 3,5 Juta Siswa |
|
|---|
| Empat Klinik Sekolah, Langkah Nyata Pendidikan Sehat |
|
|---|
| Duplikasi Sekolah, Mungkinkah? |
|
|---|
| Menelaah Liminalitas di Ruang Pendidikan Modern |
|
|---|
| Dapat Dana Revitalisasi Rp1,99 Miliar dari Pemerintah, Renovasi SMP Ibnu Syina Rampung November |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.