Minggu, 21 September 2025

Buku The New China Playbook: Antara Propaganda dan Perspektif Baru tentang Tiongkok

Ekonom Keyu Jin mengajak pembaca dari kalangan bisnis, pemerintahan, hingga masyarakat umum untuk melihat Tiongkok dari sudut pandangnya

|
Pexels/Suzy Hazelwood
MEMAHAMI TIONGKOK – The New China Playbook bukan sekadar buku ekonomi, tapi media untuk memahami Tiongkok dari perspektif orang dalam melalui data, refleksi, dan strategi. 

Ketika menyentuh isu seperti sensor internet, pengawasan digital, atau pelanggaran HAM di Xinjiang, Jin cenderung memilih diam atau menyatakan “tidak cukup data” untuk memberikan komentar.

Buku yang Perlu Dibaca dengan Kritis

Meski menuai kritik, tak bisa dipungkiri bahwa The New China Playbook memberikan perspektif baru yang segar tentang Tiongkok. Apalagi bagi pembaca dari Indonesia yang tengah mencari formula untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Buku ini menyajikan bahwa membangun ekonomi tak harus mengikuti cetak biru Barat. Bisa dengan jalan sendiri, asalkan konsisten dan disesuaikan dengan kondisi domestik.

Namun, penting juga membaca buku ini dengan sikap kritis. Jangan telan mentah-mentah narasi yang ada. Perhatikan pula apa yang disampaikan dan apa yang dibiarkan tak dibahas. Pasalnya, dalam narasi politik dan ekonomi global, apa yang tidak dikatakan kadang lebih penting dari apa yang ditulis.

Layak Dibaca tapi Bukan Kebenaran Mutlak

The New China Playbook memang bukan buku yang sempurna, tapi layak dibaca. Buku ini membuka ruang diskusi dan menawarkan alternatif pandangan tentang salah satu kekuatan global terbesar saat ini. Sebagai pembaca, buku ini bisa jadi pembuka mata, atau justru memicu perdebatan, tergantung dari mana Anda membacanya.

Apakah ini buku propaganda atau jembatan dialog antar Tiongkok dan negara lain, tergantung pada siapa yang membaca dan sejauh mana kita siap memahami Tiongkok bukan hanya dari luar, tapi juga dari perspektif Jin yang ada di dalam buku ini.

Apakah ini strategi lunak Tiongkok untuk mengubah opini dunia? Atau langkah tulus membangun dialog antarperadaban? Waktulah yang akan menjawab.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan