Rencana Kenaikan Harga BBM
Naikkan Cukai Rokok, Alternatif Selain Menaikkan Harga BBM
Hiruk pikuk kegaduhan soal rencana kenaikan harga BBM makin membuat rakyat membabi buta melakukan penolakan
Penulis:
Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hiruk pikuk kegaduhan soal rencana kenaikan harga BBM makin membuat rakyat membabi buta melakukan penolakan. Sayangnya pemerintah seolah tak pernah menghiraukan.
Bahkan pengerahan militer menunjukkan pemerintah risau,ketakutan berlebihan terhadap gerakan-gerakan yang terjadi, bukan upaya perbaikan kebijakan yang dilakukan tapi justru memaksakan dengan menambah keruwetan situasi akibat TNI mulai keluar barak.
Anggota Komisi VII DPR, Dewi Aryani mengatakan,sudah banyak sekali digulirkan ide-ide dari pakar ekonomi,kebijakan publik termasuk para politisi, sampai rakyat berbagai usulan perbaikan kebijakan termasuk saran konkrit untuk menambah pemasukan negara.
"Soal cukai rokok harusnya juga menjadi alternatif solusi. Dari berbagai sumber dapat dirangkum bahwa untuk tahun 2012 pemerintah mentargetkan pendapatan dari cukai rokok sebesar Rp.73 Trilliun," kata Dewi dalam siaran persnya, Jumat(23/3/2012).
Jika cukai rokok dinaikkan 100 persen kata Dewi maka pemerintah akan mendapat tambahan pemasukan sebesar Rp.146 Trilliun per tahun. Apalagi jika cukai rokok dinaikkan sampai 300 persen. Buat pencandu rokok, cukai rokok dinaikan 300 persen pun , mereka akan tetap membeli rokok.
"Jikapun terpaksa berat dgn harga rokok yang mahal,mereka akan mengurangi pembelian rokok dan ini malah menguntungkan buat pemerintah dan masyarakat karena kesehatan akan lebih terjamin," jelasnya.
Politisi PDI Perjuangan menambahkan pemerintah sebenarnya banyak memiliki peluang untuk menambah pemasukan negara. Hanya saja diperlukan kearifan berpikir dengan nurani sehingga semuanya dipertimbangkan berdasarkan kepada kepentingan rakyat banyak, jangan malah merugikan.
Di singapura misalnya, harga sebungkus rokok sampurna buatan indonesia dijual dengan harga Rp.80.000 perbungkus sementara di Indonesia cuma sebesar Rp.12.000 per bungkus. Tetapi ternyata tetap saja orang membeli rokok tersebut karena ia tak bisa hidup tanpa rokok.
"Harga rokok naik tak akan berdampak terhadap harga bahan bahan pokok dan lainnya", kata Dewi.
Untuk sektor energi pemerintah harus mulai punya nyali untuk mempertimbangkan lagi menaikkan royalti sektor migas dan pertambangan,terutama yang kelas besar dan raksasa. Khusus mineral harusnya pemerintah segera membangun smelter dan digunakan untuk menampung dan memproduksi sehingga Indonesia memiliki berbagai industri strategis yang tidak hanya mandiri memenuhi kebutuhan dalam negeri tapi juga dapat menambah pemasukan negara jika dapat dikomersialisasi dengan baik melalui kegiatan ekspor.