Kontroversi Irshad Manji
Dibenci Kaum Fundamentalis, Irshad Manji Rela Mati
Irshad Manji seperti hidup dalam ancaman. Pemikiran kritisnya terhadap Islam ortodoks
Penulis:
Willem Jonata
Editor:
Widiyabuana Slay
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Irshad Manji seperti hidup dalam ancaman. Pemikiran kritisnya terhadap Islam ortodoks yang dituangkan dalam buku-bukunya membuatnya banyak dibenci kaum fundamentalis. Diskusi bukunya berjudul "Allah, Liberty, and Love" mendapatkan penolakan di Jakarta dan Yogyakarta dari ormas yang kemudian demi alasan keamanan dibubarkan oleh pihak kepolisian.
Demikian pula ketika ia meluncurkan bukunya di Amsterdam, Belanda. Puluhan orang meneriakinya dengan sebutan kafir. Mereka tidak segan-segan mengatakan untuk mematahkan lehernya dan mengeksekusinya hingga tewas. Wanita kelahiran Uganda itu, juga pernah mendapatkan ancaman pembunuhan dalam bentuk surat, jika terus menyampaikan gagasan yang dimilikinya melalui buku tersebut.
Ia sudah menduga ada gerakan kelompok yang lebih besar untuk menentang pemikiran-pemikirannya. "Bahkan bisa jauh lebih hebat lagi," ucapnya ketika berbincang-bincang dengan tribunnews.com. Namun, Irshad tidak gentar menghadapinya. Ia rela mempertaruhkan nyawanya terkait gagasan, pemikiran dan keyakinannya itu.
"Kenapa mesti takut? Apakah Anda juga ingin membunuh saya sekarang? Silakan coba. Saya sudah berdiskusi dengan pihak penerbit buku saya mengenai kejadian-kejadian tersebut. Kami tidak sedikit pun terpengaruh. Kami tidak akan lari dan akan terus melanjutkan untuk menyampaikan gagasan-gagasan saya ke banyak orang," ucapnya senyum.
Irshad salut dengan sikap peserta diskusi bukunya di Salihara. Ketika kericuhan mulai terjadi, polisi sengaja membubarkan acara tersebut demi alasan keamanan. Tetapi, mereka tetap bertahan di tempat itu. Kepada polisi malahan mereka mengatakan untuk melindunginya sesuai aturan di negeri ini.
"Di situ saya merasa diberikan inspirasi. Ada rasa kagum saya kepada peserta. Mereka tidak akan membiarkan adanya kekerasan, paksaan di Indonesia yang dicintai ini. Buat mereka, sudah cukup dengan adanya kekerasan di Indonesia. Saya benar-benar terinspirasi dari momen tersebut," ucapnya.
Apakah yang Anda sampaikan jika berkesempatan untuk bertemu dengan orang-orang yang membenci dan ingin membunuh Anda? "Saya akan bilang, kalau saya mencintai mereka. Allah juga menyayangi mereka, dan kita semua," ucapnya.
Irshad memang tidak menyetujui sikap dan tindakan orang-orang yang menolak gagasan dan kehadirannya dengan cara kekerasan. Namun, ia mengaku sama sekali tidak membencinya. "Ya, Anda memang bisa saja tidak setuju pada sebuah gagasan. Tapi, tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan," tandasnya.(*)