Jawa Timur Kelebihan Bidan dan Perawat
Sejak Januari-Mei 2012, jumlah bidan baru mencapai 4.603 orang, sedangkan perawat lebih banyak lagi, yakni 5.193 orang.
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Banyaknya lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes), Akademi Kebidanan, dan Akademi Keperawatan di Jawa Timur (Jatim), membuat jumlah bidan dan perawat bersertifikat membeludak.
Dengan kemudahan layanan perizinan yang diberikan pemprov, setiap hari rata-rata dikeluarkan 33 izin baru untuk surat tanda registrasi bidan, dan 34 untuk surat tanda registrasi perawat, yang mengisi posisi di bidang tenaga kesehatan.
Kepala Unit Pelayanan Teknis Pelayanan Perizinan Terpadu (UPT P2T) Badan Penanaman Modal (BPM) Jatim Pungky Karnadi mengatakan, sejak Januari-Mei 2012, jumlah bidan baru mencapai 4.603 orang, sedangkan perawat lebih banyak lagi, yakni 5.193 orang.
Jika dihitung sejak UPT P2T yang berkantor di Gedung Brantas Jalan Pahlawan, Surabaya ini di-launching Gubernur Soekarwo pada 4 Januari 2010, jumlah izin bidan yang sudah dikeluarkan hingga Mei 2012 mencapai total 23.832 izin, dan perawat 24.945 izin.
"Padahal, total ada 199 izin dari 17 sektor atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dilayani P2T. Dari jumlah itu, bidang kesehatan paling banyak dengan 53 izin," ujarnya.
Pungky menyebut, banyaknya permohonan izin untuk bidan dan perawat, tak lepas dari cepatnya layanan perizinan yang diberikan UPT P2T.
Untuk merampungkan semua proses administratif hingga diterbitkannya izin, waktu yang dibutuhkan cuma tiga menit.
Waktu ini jauh di bawah standar operasional prosedur (SOP) layanan publik, yakni 15 menit. Bahkan, layanan Samsat Drive Thru yang dinilai paling cepat dengan waktu 5-6 menit, masih kalah dengan P2T. Padahal, sebelumnya butuh waktu antara 3-9 bulan bulan untuk mengurus izin tersebut.
"Layanan perizinan perawat dan bidan juga diberikan gratis alias tidak dipungut biaya. Bahkan, mereka yang mengurus dua izin diberi enam lembar fotokopi legalisir secara cuma-cuma," jelas Pungky. (*)
BACA JUGA